Skip to main content

Posts

Waktu Tak Menunggu

Waktu tak menunggu. Dan waktu tak akan pernah habis ditelan oleh zaman. Bisakah kita membalik waktu kemasa silam. Tentu tidak. Waktu kita sedang Jaya. Kita merasa banyak teman di sekeliling kita. Waktu sedang berkuasa. Kita percaya diri melakukan apa saja. Waktu kita sedang tak Berdaya. Barulah kita sadar siapa saja sahabat sejati yang ada. Waktu kita sedang jatuh. Kita baru sadar selama ini siapa saja teman yang memperalat dan memanfaatkan kita. Waktu sedang sakit, Kita baru tahu bahwa sehat itu sangat penting, Jauh melebihi harta. Manakala miskin, Kita baru tahu jadi orang harus banyak memberi/mendermawan dan saling membantu. Masuk usia tua, Kita baru tahu kalau masih banyak yang belum dikerjakan. Saat diambang ajal. Kita baru tahu ternyata begitu banyak waktu yang terbuang sia sia. Hidup tidaklah lama. Sudah saatnya kita bersama sama membuat hidup lebih berharga lagi dengan saling. Menghargai, Membantu, ...

Dibawah Rindang Pohon Kersen

Detak sang waktu yang terus berjalan semua merubah segalanya, Namun kau tetap kokoh dan semakin rimbun dengan dahan-dahanmu yang kian menghijau. Dahulu kau banyak memberi arti bagi jiwa ini, Hingga terbentuklah serangkai kata cinta saat semua terucap kau tetap jadi saksi bisu dengan sentuhan daun dan bunga-bungamu yang jatuh berguguran ketanah merah. Kini aku kembali bersamamu meski aku tahu semua telah berubah, Kau semakin besar dan rimbun namun kesetianmu tetap tak pernah berubah, Kau kini kembali menjadi saksi bisu dalam diujung rindu ini. Meski aku tak bersamanya lagi, Namun dahulu bersamanya aku tak pernah ragu beribu-ribu cinta aku dapatkan walau semuanya harus berakhir pada tempat yang berbeda. Wahai kau pohon kersen nan rindang serta kokoh kau tetap abadi jadi saksi bisu dalam kesyahduan jiwa yang yang selalu perlu pelipur lara. Wahai kau pohon kersen, Buah, Dahan serta bungamu yang selalu jatuh ditanah merah, Sisa semuanya yang tak termakan burung burun...

Hobi Sepeda Tetapi Tak Tertarik Dengan Sepeda Lipat

Haloo sahabat blogger ketemu lagi nieh kite,๐Ÿ˜๐Ÿ˜ Yaa gimana kabar kalian tentunya sehat dong yaa, Ok saya pun berharap demikian semoga kalian-kalian semua tetap dalam lindungan Allah.S,W,T Amiin.๐Ÿ™๐Ÿ™ Dan postingan kali ini tidak panjang dan tidak juga lebar.๐Ÿ˜๐Ÿ˜ Cuma tulisan iseng saja kok, Seperti judul diatas yang telah anda baca, Tentang tidak sukanya saya terhadap sepeda lipat atau lebih ngetrendnya Seli.๐Ÿ˜ Mengapa saya kurang suka dengan sepeda lipat?? Yaa karena sudah ada beberapa sepeda gunung yang saya miliki.๐Ÿ˜Š Bukankah pencinta atau hobi sepeda gunung lebih dominan untuk memiliki sepeda lipat? Tidak juga, Buktinya saya tidak tertarik dengan sepeda lipat? Mungkin alasannya seperti ini. Akan saya jelaskan dan sambil sedikit mengulas tentang sepeda dari era 90,an sampai era sekarang versi saya pribadi.. Dahulu pada masa era 90,an sepeda yang lebih terkenal dan paling ngetop untuk bergaya adalah sepeda balap dengan ban racing yang sangat kecil. Selain itu ada sepe...

Cerbung : Embun Asmara Episode 3

~ Embun~Asmara 3 ~ Cerita Ini Hanya Fiktip Dan Bualan Belaka Hujan yang deras kini mulai meredah Satria nampak masih terus berkutat dengan sebuah kunci roda untuk membuka baut ban pada kendaraan milik Venta. Sampai pada akhirnya terdengar rintihan suaranya yang nampak mengaduh kesal..."Waadaawww! Keras sekali baut yang satu ini"...Kata Satria dengan berbohong. Venta yang mendengar teriakan dari Satria segera menghampirinya meski rintik-rintik air hujan terus menerpa tubuhnya..."Kenapaa!"...Tanya Venta agak bingung. "Aahh tidak apa-apa, Cuma baut yang terakhir ini agak keras. Yaa mungkin kendaraan mencerminkan pemiliknya"...Seru Satria sambil terkekeh. "Lhoo apa maksudmu"...Tanya Venta agak cemberut. "Eehh anu, Eh maksudku mobil dan pemiliknya sama-sama tegar dan kokoh"...Balas Satria kembali sambil tersenyum. Ventapun nampak diam tak ada balasan kata dari dirinya, Iapun nampak memperhatikan baut kendaraanny...

Cerbung : Embun Asmara Episode 2

~ Embun~Asmara 2 ~ Cerita Ini Hanya Fiktip Dan Bualan Belaka Malam hari pukul 19.00 Satria nampak gelisah dirumah kontrakan yang ia sewanya, Satriapun terlihat mondar-mandir diruang tengah rumah kontrakannya itu. Setelah meneguk kopi hangat iapun menenangkan dirinya disebuah kursi sambil terus berpikir bagaimana cara dirinya dapat menaklukan wanita yang bernama Venta...Wanita yang selalu membuat hatinya selalu rindu ingin bertemu setiap hari. Otak Satriapun terus berpikir mencari cara agar dirinya bisa dekat dengan pemilik butiq tersebut tanpa adanya perdebatan serta perselisihan yang sebelumnya selalu terjadi jika ia bertemu. Karena bagi Satria sendiri, Ia tak ingin menyakiti wanita bernama Venta itu. "Huuffs!, Harus bagaimana lagi agar aku bisa dengan damai bicara dari hati-kehati dengan Venta"...Meski keluh-kesah yang ia lakukan tak memberikan solusi, Tetapi entah mengapa Satria nampak tersenyum kembali..."Aah bodohnya diriku mengapa aku tidak kembali ke...

Cerbung : Embun Asmara

~ Embun~ Asmara ~ Cerita Ini Hanya Fiktip Dan Bualan Belaka Satu persatu peralatan kerja dari laptop, Buku, Hingga tas dimasukan kedalam mobilnya oleh seorang wanita bernama Vina Alfonita Atau biasa dikenal dengan sebutan Venta, Setelah tidak ada lagi yang tertinggal iapun masih sempat merapikan riasan pada wajahnya selang beberapa menit pintu garasi halamannya ia buka. Perlahan tapi pasti mobilpun ia mundurkan dengan teratur, Wanita berusia 35 tahun itu nampak sedikit membuka senyum pada ibu-ibu yang usianya sebaya dengan dirinya meski sering mendapatkan tanggapan dingin iapun tak pernah memperdulikannya, dirinyapun sangat maklum dengan para tetangga dilingkungan rumahnya. Karena kebanyakan para tetangga rumahnya yang seusia dengannya jika pagi hari pastinya disibukkan dengan yang namanya mengurus suami, mengajak bermain sang anak, Hingga mengatar sang anak kesekolah atau sibuk berkutat memasak didapur. Memang sudah menjadi hal umum bagi kodrat seorang wanita pada usia terse...