Skip to main content

Cerbung : Embun Asmara Episode 2

~ Embun~Asmara 2 ~




Cerita Ini Hanya Fiktip Dan Bualan Belaka

Malam hari pukul 19.00 Satria nampak gelisah dirumah kontrakan yang ia sewanya, Satriapun terlihat mondar-mandir diruang tengah rumah kontrakannya itu. Setelah meneguk kopi hangat iapun menenangkan dirinya disebuah kursi sambil terus berpikir bagaimana cara dirinya dapat menaklukan wanita yang bernama Venta...Wanita yang selalu membuat hatinya selalu rindu ingin bertemu setiap hari. Otak Satriapun terus berpikir mencari cara agar dirinya bisa dekat dengan pemilik butiq tersebut tanpa adanya perdebatan serta perselisihan yang sebelumnya selalu terjadi jika ia bertemu. Karena bagi Satria sendiri, Ia tak ingin menyakiti wanita bernama Venta itu.

"Huuffs!, Harus bagaimana lagi agar aku bisa dengan damai bicara dari hati-kehati dengan Venta"...Meski keluh-kesah yang ia lakukan tak memberikan solusi, Tetapi entah mengapa Satria nampak tersenyum kembali..."Aah bodohnya diriku mengapa aku tidak kembali kekantorku saja, Setidaknya pak Herman bisa membantuku untuk hal ini". Selang beberapa menit Satria sudah nampak tersenyum kembali, Lalu iapun segera membuka ponselnya, Pada ponselnya nampak terlihat jelas sebuah walpaper photo seorang wanita yang tak lain adalah Venta. Sambil tersenyum Satriapun nampak berbicara sendiri dengan ponselnya..."Aku tahu perlu waktu memang untuk mengenalmu lebih dalam, Tetapi aku tak akan pernah berhenti melakukan apa yang aku inginkan, Demi mendapatkan dirimu serta cintamu"...Setelah puas berangan-angan tentang wanita yang bernama Venta akhirnya tanpa sadar Satriapun tertidur dikursi ruang tengah rumah kontrakannya hingga pagi menjelang.

Disebuah kantor biro modelling Jakarta nampak dua orang pria sedang bercakap-cakap dengan serius disebuah ruangan kantornya..."Bukankah untuk perlengkapan para Fotomodel kantor kita ini, Sudah ada yang mengurusnya tuan"...Tanya Herman nampak bingung.

"Yaa aku tahu pak Herman, Cuma aku ingin merubah semua perlengkapan para Fotomodel kita dengan memesan sebuah produk dari sebuah butiq, Yang ada dikota Bogor. Meski boleh dikatakan untuk pembiayaan tetap sama, Tapi butiq yang aku maksudkan itu mampu membuat satu paket perlengkapan untuk para Fotomodel kita, Dan perlu kau tahu juga pak Herman, Selama ini produk yang kita gunakan selalu terpisah"...Balas Satria dengan santai.

"Ok, Tetapi apakah tuan yakin satu paket itu punya qualitas dan sesuai dengan kriteria untuk para Fotomodel kita nantinya"...Kata Herman Lee.

"Kalau secara bertahap menurutku bisa sesuai, Tetapi tentu kau punya penilaian yang berbeda pak Her, Maka dari itu ini PR yang harus kau kerjakan untuk diriku"...Seru Satria.

"Hermanpun tersenyum..."Jadi cuma karena urusan sepele ini tuan datang menemui saya, Kenapa tidak dibicarakan lewat telepon saja, Setidaknya liburan yang tuan lakukan tidak terbentur oleh urusan bisnis".

"Tak hanya hal itu saja pak Her, Aku jatuh cinta terhadap pemilik butiq tersebut, Dan aku ingin memiliki dirinya secepatnya"...Bisik Satria.

Tawa Hermanpun langsung terbahak seketika..."Haaduuhhh! Tuan ini ada-ada saja, Lho jika tuan menyukai wanita pemilik butiq itu mengapa tidak tuan saja yang mengurus semuanya, Bukankah bisa menjadi pertemuan yang menarik"...Seru Herman masih dengan tawanya.
"Itu masalahnya pak Her, Aku pernah kena tampar oleh wanita pemilik butiq tersebut. Kala sedang memotret dirinya serta butiqnya. Ia galak seperti singa, Tapi aku menyukainya"...Kata Satria kembali sambil terkekeh.

Tawa Herman kembali meledak untuk yang kedua kalinya..."Lucu-lucu, Seandainya aku disana dan melihat tuan ditampar mungkin akupun akan membela wanita tersebut, Atau mungkin melarikan diri"...Seru Herman mencoba menahan tawanya.

"Heei kau jangan hanya tertawa saja pak Her, ingat kau harus secepatnya membantuku, Oiya jika nanti kau bertemu dengan wanita yang aku maksudkan untuk urusan bisnis, Selama kau dikota Bogor. Jangan pernah menegur diriku, Anggap saja kita tak pernah saling kenal"...Kata Satria dengan raut wajah cemberut.

"Haaadddeecchh!!,, Ok tuan kau tenang saja akan aku kerjakan semuanya minggu depan"...Balas Herman masih dengan canda serta tawanya.

"Lhoo kenapa harus menunggu sampai minggu depan"...Tanya Satria.

"Apakah tuan lupa, Besok adalah hari ulang tahun istriku Ningsih".

"Astaagaaa!, Hampir lupa aku pak. Ok lah kalau begitu salam buat istrimu aku tidak bisa datang ke acara kalian berdua, Mungkin kadoku akan menyusul lusa"...Seru Satria.

"Terima kasih tuan, Baiklah mudah-mudahan sebelum minggu depan aku sudah berada kebutiq yang tuan maksudkan, untuk berbisnis dengannya".

"Oiya pak Her, Apakah para Fotomodel kita ada yang mendapatkan job untuk wilayah kota Bogor"...Tanya Satria kembali.

"Kalau menurut skertaris kita Prisca, Fotomodel yang bernama Larassati Sukma, Sebelum tahun baru sudah harus selesai pemotretan iklan sepatu dan sendal disebuah Mall kota Bogor".

"Ok kalau begitu pak Her terima kasih, Dan kabari aku selalu kalau sudah kau berbisnis dengan Alfonita Butiq".

"Tentu tuan akan aku lakukan yang terbaik untukmu"...Balas Herman dengan tersenyum.


~ ~ ~💞💖💞~ ~ ~


Angin dingin yang berhembus dipagi menjelang siang nampak mewarnai sebuah butiq dikawasan kota Bogor. Meski cuaca agak sedikit mendung namun semua itu tidak membuat kesibukkan disebuah butiq terhenti, Aktifitaspun tetap sama seperti hari-hari sebelumnya. Diruang utama nampak seorang wanita sedang memberi arahhan serta masukan kepada beberapa anak buahnya dipagi yang hampir menjelang siang itu...."Kalian harus dengar baik-baik sejak kemarin butiq kita ini mendapatkan tawaran job dari sebuah biro Modelling yang ada dikota Jakarta, Jadi mulai besok kalian-kalian ini akan aku ajak satu-persatu untuk menemaniku memberikan layanan kepada biro modelling tersebut. Tentunya kalianpun harus bisa menunjukan keprofesionalan kalian terhadap biro model tersebut, Mengerti"...Seru wanita pemilik butiq yang bernama Venta.

"Mengerti buu, Dan kamipun akan berusaha melakukan yang terbaik untuk butiq ini"...Jawab semua wanita yang ada dibutiq tersebut.

"Baik, Terima kasih dan aku percaya kalian pasti mampu dan bisa melakukan semua yang telah aku amanatkan, Jika tidak ada lagi yang dipertanyakan sekarang kalian boleh kembali melanjutkan pekerjaan kalian, Oiya tamu dari biro modelling tersebut akan datang siang ini, Ia bernama bapak Herman Lee, Jika beliau sudah tiba kalian bisa langsung membawanya masuk keruang kerjaku"...Seru Venta kembali.

Merekapun nampak mengangguk serentak,, Dan dua jam telah berlalu sebuah mobil Toyota Alphard berhenti didepan butiq yang dikelola oleh wanita bernama Venta. Dua orang pria dan wanita turun dari mobil tersebut. Keduanya adalah Herman Lee berserta istrinya Ningsih, Iapun nampak terpesona memandang bentuk dan keindahan yang ada pada butiq tersebut. Sampai pada akhirnya wanita bernama Ajenk segera membawa kedua orang tersebut kelantai dua untuk bertemu dengan pimpinannya yang bernama ibu Venta. Kedatangan Herman dan istrinya disambut dengan senang hati oleh pemilik butiq yang bernama Venta, Akhirnya baik Herman dan Venta keduanya saling mengutarakan bisnisnya masing-masing.

"Heem! Butiq yang cukup menarik, Dan saya berharap nona Venta bisa menyediakan untuk perlengkapan rias kepada para Fotomodel kami nantinya, Dan untuk busana serta tetek bengek lainnya mungkin bisa menyusul berikutnya"...Kata Herman dengan tenang.

"Ooh begitu, Bukankah anda ingin satu paket dan meminta discount, Sewaktu pembicaraan kita ditelepon beberapa hari yang lalu. Kalau bersifat susulan hitungannya bukan satu paket pak"...Balas Venta sambil tersenyum.

"Begini nona Venta, Pemotretan para Fotomodel biasanya dalam hal busana bisa berubah-ubah, Walau produk yang dipamerkan hanya satu, Tetapi terkadang hal lain bisa saja terjadi dalam seketika, Yang mengharuskan para Fotomodel mengganti busana dan bergaya berbeda dari yang sudah ditentukan".

Ventapun tersenyum..."Itu cuma masalah waktu dan kesiapan pak"...Balas Venta kembali dengan lembut.

"Naah disini letak permasalahannya nona, Jika busana dipesan berbarengan akan mubazir jadinya bukan"...Seru Herman.

"Betul pak Herman, Tetapi akan saya luruskan kembali, Jika busana yang dipakai untuk para model tanpa konveksi akan seperti itu jadinya pak. Karena disaat dadakan hari itu juga kita harus mentake over dan mencari busana pengganti..Tetapi tidak dengan butiq saya pak, Saya punya konveksi yang lengkap, Jika ada hal dadakan tentunya anda yang harus memberi waktu kepada kami untuk mengubahnya, Dan butiq saya ini selalu siaga penuh dengan hal-hal yang akan terjadi jika ada sesuatu yang bersifat dadakan, Walau terkadang waktu jua penentunya"...Balas Venta tegas.

"Betul dan anda memang cerdas nona Venta, Ok aku tidak akan mengubah apa yang telah kita bicarakan beberapa hari yang lalu. Dan mulai besok saya tunggu anda dikantor saya"...Kata Herman sambil tersenyum puas.

Dan sejak saat itu baik Venta berserta anak buahnya hari-harinya selalu dipenuhi dengan aktifitas diluar butiqnya. Meski ada jeda beberapa hari akan tetapi waktu tersebut selalu mereka manfaatkan untuk mengurus klien-klien mereka yang bereda disekitar area kota Bogor. Meski melelahkan bagi Venta semua itu bisa membuat dirinya terusir dari rasa sepi. Karena bagi Venta sendiri jiwanya tidak suka terlalu larut dalam hal yang namanya meratapi rasa sepi itu sendiri. Sampai pada akhirnya antara Alfonita Butiq dan patner bisnisnya DS Entertainment sudah menjadi hal biasa bagi Venta jika harus mondar-mandir Bogor-Jakarta demi sebuah tanggung jawab bisnis. Bahkan terkadang jika jadwal bisnis sangat padat, Venta memberi kepercayaan kepada Miranda untuk mengurus klien-klien butiqnya yang berada area dikota Bogor. Apa yang telah diamanatkan oleh ibu Venta semua Miranda kerjakan dengan sepenuh hati, Akan tetapi berbeda dengan Khanif kekasih Miranda. Kesibukan ibu Venta diluar butiq itu ia manfaatkan untuk bertemu Miranda setiap hari, Bahkan Khanifpun sangat hafal dengan jam terbang ibu Venta, Kapan ia berada dibutiq ataupun berada diluar butiqnya untuk berbisnis.

Hingga pada suatu siang kala toko bunganya sedang sepi Khanif selalu memanfaatkan kesempatan itu untuk bertemu dengan Miranda dibutiq milik ibu Venta..."Miraa!!, Cintaku, Sayangku aku datang"...Serunya sambil memberikan bungkusan yang berisi es krim stroberri kesukaan kekasihnya itu.

"Oohh mas Khanif bikin aku kaget saja, Oiya mas jangan sering-sering menemuiku takut ibu tahu nanti aku jugakan yang kena marah. Kaukan tahu sendiri kalau ibu sudah marah kaya apa"...Kata Miranda sambil membuka bungkusan es krim yang diberikan oleh Khanif.

"Kau tenang saja Mira sayang, Aku tahu kok jam terbang ibu Venta, Dan aku menemuimu kan selalu lewat pintu samping agar tak terekam cctv yang ada pada butiq ini"...Balasnya sambil memegang tangan Miranda.

"Mir, Aku selalu rindu denganmu, Makanya aku ingin selalu kebutiq ini terus agar dapat berjumpa denganmu".

"Iihh gombal mas Khanif ini, Bukankah kita hampir setiap hari bertemu"... Kata Miranda kembali sambil tersipu malu.

"Iya kau benar Mir, Kita bertemu setiap hari, Tapi hanya malam hari saja, Kalau pagi sampai sore meski kita berdekatan tak pernah saling komunikasi atau bertegur sapa, Itulah mengapa aku selalu rindu denganmu Mir".

"Kau benar mas, Tetapikan kita sudah berjanji sejak aku bekerja dibutiq ini, Kita sudah berkomitmen apapun yang terjadi cinta kita akan tetap bersatu".

"Iyaa tetapi jika ada kesempatan untuk bertemu denganmu aku selalu tak mau menyia-nyiakannya Mir seperti sekarang ini, Hayoo! Dong sekarang peluk dan cium aku Miranda sayang"...Seru Khanif mencoba bersikap manja didepan kekasihnya.

"Iiihh! Mas Khanif ini konyol deh, Malu tahu sama teman-teman Miranda yang ada disini tuh"...Serunya sambil menjewer telinga Khanif.

Hari demi hari hubungan Khanif dan Miranda kian terjalin dengan mesra, Kesibukkan bisnis diluaran yang terjadi pada ibu Venta selaku pemilik butiq selalu ia manfaatkan agar dapat berjumpa dengan kekasihnya Miranda. Meski boleh dikatakan hampir setiap hari bisa bertemu Miranda, Tetapi karena aturan yang diberlakukan pada butiq tempat Miranda bekerja. Walau dekat sekalipun Khanif tak pernah merasa sebahagia seperti yang telah terjadi sekarang ini..Karena sebelumnya meski berdekatan, Baik Miranda dan Khanif selalu ada aturan yang harus mereka perhatikan jika ingin bertemu. Akan tetapi meski Khanif sudah berhati-hati jika ingin bertemu Miranda pada butiq yang dimiliki oleh ibu Venta,, Semua itu hanya berlangsung satu bulan saja..Karena Khanif dan Miranda pernah terpergok oleh Ajenk dan Ferra kala sedang berdua didalam ruang butiq milik ibu Venta, Tak hanya itu ada beberapa pegawai konveksi butiq yang melihat Khanif selalu mondar-mandir kala siang hari hanya untuk bertemu dengan Miranda kekasihnya.


~ ~ ~💞💖💞~ ~ ~


Gorden lantai dua disebuah butiq nampak tengah dibuka oleh sorang wanita yang bernama Venta, Tak lama berselang suara ketukan pintu nampak terdengar, Tok..Took! "Masuk" ...Seru wanita bernama Venta. Tak berselang lama seorang gadis muda segera memasuki ruangan tersebut dan diam disebuah kursi tanpa bicara sepata katapun, Dengan sorot mata yang tajam pemilik butiq bernama Venta itupun memandanginya. Detik berikutnya iapun kembali berkata..."Kau tahu mengapa aku memanggilmu Miranda"...Kata wanita bernama Venta sambil berdiri dan berkacak pinggang. Wanita yang ternyata bernama Miranda itu nampak semakin tertunduk dengan raut wajah yang kian memerah.

"Heeii apa kau tuli, Hayoo jawab"...Bentak Venta kembali.

"Oh, Ee..h..Iy..a.. bu,, Ak..u"...Balas Miranda gugup.

"Dengar Miranda berapa kali aku bilang kepadamu, Selama jam kerja dibutiq ini jangan pernah mencampurkan pekerjaanmu dengan urusan pribadi, Terlebih membawa pria masuk kebutiq ini tanpa sepengetahuanku, Apa kau ingin aku pecat Haa!" Seru pemilik butiq dengan tegas.

"Ja...Ng..aan bu, A..k..u tak ingin dipe..cat, Maafkan aku bu, Kejadian ini bu..k..a.n Ke..mauanku, Mas Khanif yang memaksa kepadaku, Agar aku membolehkannya untuk bertemu dibutiq ini bu",...Kata Miranda panik.

"Kau ini mengapa jadi bodoh sih Mir, Kan semua itu bisa kau lakukan sewaktu jam istirahat, Atau selepas makan siang".

"Be..tu..l bu, Te..Tapi ma..s Kha..nif datang sebelum jam istirahat, Aku sudah menasehatinya tetapi ia memaksa terus bu".

"Ingat Miranda ini peringatan terakhir, Dan jika kau kembali melanggar peraturan yang ada dibutiq ini, Jangan salahkan aku jika kau kupecat secara paksa"...Ancam pemilik butiq bernama Venta.

"Tidak buu, Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi walau apapun yang terjadi, Maafkan saya bu, dan saya sungguh tidak akan mengulanginya lagi"...Seru Miranda memohon.

"Baik aku pegang janjimu, Kau tahu dibutiq ini kau tidak hanya bekerja Miranda, Tetapi kau juga aku didik bagaimana menjadi seorang wanita yang profesional, Jika kau pahami dan mau serius kaupun bisa jadi lebih dari seperti aku sekarang ini, Camkan dipikiranmu baik-baik"...Tegas Venta terhadap Miranda.

Mirandapun kembali memohon untuk yang kesekian kalinya kepada pemilik butiq yang bernama ibu Venta, Dan Mirandapun membenarkan apa yang dikatakan pimpinannya itu, Meski ibu Venta terlihat galak, Ketus, Dan sangat cerewet dalam pekerjaan semua itu agar semua karyawan yang ada dibutiqnya menjadi profesional dan bertanggung jawab tinggi terhadap sebuah pekerjaan.

Setelah memberi nasehat kepada karyawan butiqnya yang bernama Miranda sore harinya wanita bernama Venta itu langsung menuju toko bunga milik Khanif, Kedatangan wanita tersebut membuat Khanif nampak ketakutan serta bingung harus berkata apa terhadapnya, Meski ia punya beribu alasan menurutnya percuma saja, Karena ibu Venta tak mudah begitu saja percaya. Tak ingin berdebat dengan wanita itu kembali Khanifpun segera menutup toko bunganya secara cepat, Alasanpun sudah ia bikin sedemikian rupa. Namun baru setengahnya ia menutup toko bunganya ibu Venta sudah lebih dahulu membentak dirinya..."Kenapa kau tutup toko bungamu Haaa! Atau kau ingin lari dari tanggung jawabmu"...Serunya dengan wajah yang nampak garang.

Khanif yang sudah tahu maksud kedatangan ibu Venta ketokonya, Iapun dengan terpaksa kembali berlagak pilon..."Lhoo bu, ada apa kenapa marah-marah kepadaku"...Jawabnya sambil merapikan beberapa bunga yang jatuh berserakan dilantai toko bunganya itu.

"Mulai besok toko bunga ini berserta isinya akan aku sita, Jika kau tak terima, Aku tantang kau meski harus menempuh jalur hukum"...Bentak ibu Venta dengan berapi-api.

Khanifpun sedikit tegang, Namun tanpa banyak kata iapun langsung bersimpuh dikaki ibu Venta..."A..m..puun nih saya buu!!,, Dan sa..y..a ti..da..k".

"Baanngunn! Kau, Lekas berdirii!!" Bentak Venta kembali.

"Masih belum kapok dirimu, Setelah sebelumnya kau mau diperalat oleh pria kurang ajar itu, Sekarang kau berani-beraninya mengganggu Miranda dengan mendatangi butiqku seenak perutmu itu haa!!".

"A..mp..uni dan maafkan sa..y..aa buu,, Semua itu saya la..ku..kan karena saya rindu dengan Miranda bu, Dan saya ti..dak ada"...

"Cuuukuuppp!!,, Alasanmu tak masuk diakal. Kau bilang rindu sama Miranda, Pasang telingamu baik-baik, Miranda bekerja dibutiqku dari pagi sampai sore..Apakah sore hari sampai malam tak cukup mengobati rasa rindumu kepadanya, Bahkan sewaktu jam istirahatpun kau masih bisa berjumpa dengannya. Ingat ini peringatan terakhir untukmu, Dan mulai besok toko bunga ini akan aku sita sementara"...Seru Venta dengan raut wajah nampak kesal.

"Buuuu!!!, Jaa..ng..aan, Ampuni saya bu Venta, Mulai hari ini saya berjanji akan mengikuti aturan yang telah ibu tetapkan"...Seru Khanif terus memohon.

"Ok aku ampuni, Tetapi kau harus membuat surat pernyataan kepadaku diatas materai, Dan besok pagi paling lambat jam 10 surat itu harus sudah ada dimeja kerjaku kau mengerti".

"Ba..i.k bu, Akan aku buat surat pernyataan itu"...Balas Khanif mulai sedikit lega.

Perdebatan antara ibu Venta dan Khanif sedikit terhenti kala suara seseorang pria memanggil nama Khanif..."Khaaniiff!, Niif dimana kau"...Selang beberapa detik kemudian seorang pria itu nampak kaget setelah melihat Khanif sedang berdua dengan seorang wanita pemilik butiq yang selama ini ia kagumi. Pria itupun nampak tersenyum dan langsung memanggil nama wanita itu.

"Lho, Venta kau disini, Apa kau sedang membicarakan tentang diriku"...Seru pria tersebut sambil terkekeh.

Wanita bernama Venta itu seperti tak memperdulikan kehadiran pria tersebut. Iapun berbicara kembali dengan Khanif..."Oiya satu lagi peraturan yang harus kau tahu Nif, Jauhi pria kurang ajar ini, Apapun alasannya aku tak ingin melihatmu dekat dengannya"...Kata wanita bernama Venta itu, Sambil tangannya menujuk ke arah pria yang tak lain adalah Satria...Khanifpun hanya tertunduk dan sedikit mengangguk. Satria yang melihat kejadian itu hanya tersenyum santai, Matanya terus memandangi wajah wanita yang bernama Venta, Sampai akhirnya Satriapun mulai berkata kembali.

"Lhoo, Kenapa aku yang disalahkan"...Kata Satria kembali.

Wanita bernama Venta itu tidak menjawab iapun segera meninggalkan toko bunga milik Khanif dan bergegas menuju mobilnya, Namun baru 3 langka Venta berjalan. Pria bernama Satria itupun mengejarnya sambil memanggil namanya kembali..."Venta tunggu, Aku ingin bicara baik-baik denganmu"...Seru Satria sambil segera memegang lengan tangan Venta..

Tak terima disentuh oleh Satria untuk yang kedua kalinya wanita bernama Venta itu nampak memberontak dan segera melayangkan tamparan kewajah Satria, Namun ia kalah cepat Satria kembali memegang tangannya, Dan sedikit memutar badannya agar dapat memeluk wanita bernama Venta itu. Setelah berhasil memeluknya iapun kembali berkata..."Ven, aku tak ingin bertengkar terus denganmu, Izinkan aku berbicara denganmu secara baik-baik".

Ventapun nampak gelagapan karena diluar dugaan iya sudah berada dalam pelukan Satria. Dengan sekuat tenaga iapun terus memberontak dan meronta-meronta..."Lepaaassskaann akuuu!!"...Bentaknya penuh emosi, Tetapi Satria tetap terus memeluknya, Sampai akhirnya hentakan kaki kanan Venta mengenai slangkangan Satria. Ventapun terus memberontak yang kesekian kalinya..Dan kini ia kembali menendang slangkangan Satria kembali,, Aaahhh!! Satriapun merunduk kebawah dan langsung jatuh terduduk sambil menahan sakit pada slangkangannya. Kesempatan itupun tak disia-sia oleh Venta untuk segera menjauhi pria bernama Satria, Detik berikutnya ia sudah berada didalam mobilnya dan segera berlalu dari toko bunga milik Khanif. Namun Venta tak menyadari kala ia menendang Satria gelang emas yang melingkar dikakinya terlepas, Dan jatuh persis dihadapan Satria yang masih menahan rasa sakit pada slangkangannya.

Sambil berusaha bangkit Satria mengambil gelang emas milik Venta dan segera memasukan kedalam kantung jaketnya. Apa yang dialami oleh Satria tak lepas dari pengamatan mata Khanif, Wajahnya yang tadi tampak menegang kini mulai tersenyum kembali kala menyaksikan keadaan Satria yang terus mengaduh sambil menyebut nama wanita yang bernama Venta itu..."Veentaaa!!"... Tetapi teriakan Satria hanya dapat sambutan tawa dari Khanif.

Haaahaaaaa!...Buuaaahhhaaaaa!!! Khanif nampak terus tertawa tanpa memperdulikan Satria yang tengah menahan rasa sakit.

"Huffs! Kau bukan membantuku malah senang menertawakan aku Nif"...Seru Satria nampak cemberut.

"Lhoo, Om ini bagaimana katanya ingin mendapatkan cintanya, Dan ingin memiliki pula, Belum apa-apa Om sudah kojor, Haaahaaaaa!!"...Balas Khanif, Dan Iapun langsung meninggalkan Satria setelah menutup toko bunganya.

"Aku belum kalah Nif, Cuma tak mau menyakitinya"...Tetapi ocehan Satria tak diperdulikan oleh Khanif, Yang kini semakin jauh meninggalkan Satria dengan motornya, Sampai akhirnya hilang ditikungan jalan.


~ ~ ~💞💖💞~ ~ ~


Hari pergantian tahunpun telah tiba berbagai orang nampak sibuk dengan persiapan dirinya masing-masing. Disekitar kawasan kota Bogor nampak sudah banyak terlihat para penjual terompet serta kembang api, Yang memenuhi trotoar jalan. Mereka nampak bersorak-ria menjajakan dagangannya kepada setiap orang yang berlalu-lalang disekitar kawasan tersebut. Tak hanya itu sebagian orang yang berasal dari kota Jakarta dan sekitarnya, Banyak yang berdatangan menuju kota Bogor hanya untuk memeriahkan malam pergantian tahun dikawasan puncak Bogor. Jika para pedagang nampak antusias menawarkan dagangannya, Berbeda dengan para pekerja atau karyawan kantoran yang merasa senang karena sedikit terbebas dari yang namanya rutinitas sebuah pekerjaan.

Tak jauh berbeda dengan perkantoran yang ada dikota Bogor, Butiq yang dikelola oleh wanita yang bernama Ventapun nampak sepi dari aktifitas, Setelah diberi kebebasan untuk libur tahun baru selama dua hari lebih, Siang itu satu persatu karyawan yang ada di 'Alfonita Butiq' nampak mulai meninggalkan butiq tersebut. Sampai akhirnya pada pukul 14.30 butiq tersebut hanya tinggal pemiliknya dan satu orang asistennya yang bernama Ajenk..."Jadi ibu masih ingin tetap disini"...Tanya Ajenk.

"Betul Jenk, Aku masih ingin mengecek pembukuan dari awal Januari hingga Desember yang terakhir ini, Kau duluan saja Jenk"...Balas wanita bernama Venta.

"Jadi tidak apa-apa nih aku tinggal ibu sendirian".

Ventapun tersenyum..."Iya Jenk, Kau pulanglah, Jam kerjamu pun juga sudah habis. Dan selamat tahun baru yaa".

"Oklah kalau begitu aku permisi, Oiya bu, Kalau malam tahun baru jenuh atau butuh teman ngobrol kerumahku saja bu, Soalnya dirumahku banyak acara jelang pergantian tahun malam nanti, Dan banyak cowok ganteng ditempatku lho buu"...Kata Ajenk sambil terkekeh.

Ventapun hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum..."Terima kasih atas perhatianmu Jenk, Bisa atau tidaknya akan aku kabari malam nanti"...Akhirnya obrolan keduanya berakhir setelah Ajenk meninggalkan Venta sendiri dibutiqnya. Satu jam telah berlalu, Setelah mengecek sampai tutup buku akhir tahun. Ventapun mulai santai sejenak menikmati jus kesukaannya..."Tak terasa tahun telah berganti kembali, Dan tentunya usiaku semakin berkurang lagi"...Seru Venta dalam lamunannya, Namun tiba-tiba telepon diruang kerjanya nampak berdering, Ventapun sempat bingung karena butiqnya sudah terpampang tulisan libur akhir tahun. Namun masih saja ada yang meneleponnya. Ventapun mengangkat telepon tersebut, Dan nampak terdengar suara seorang wanita yang tak asing bagi dirinya.

"Haloo!! Bu Ven, Anda masih berada dibutiqkan, Kalau iya tolong bantu saya, Untuk menyewa baju untuk menari, Baju yang kemarin aku sewa ternyata masih kurang 10 lagi bu Ven, Karena semua baju tersebut akan digunakan pada acara pergantian tahun malam nanti".

"Lho, Bukankan nyonya Sonya sendiri yang kemarin pesan 50 baju untuk menari. Dan semuaya deal. Sampai sekarang saya sudah tutup buku, Dan butiqpun telah tutup nyonya"...Seru Venta.

"Iya, Aku mengerti bu Ven, Memang aku pesan 50 baju tetapi ternyata penarinya lebih dari 50 orang bu Ven...Aku bayar langsung saja bu Ven, Tetapi kirim kerumahku yaa, Aku tunggu lho bu Ven"...Kata wanita bernama Sonya, Seorang pelanggan butiq yang terkenal dengan kerewelannya.

Sebenarnya Ventapun ingin membantahnya, Tetapi berhubung nyonya Sonya adalah pelanggan setia dibutiqnya, Akhirnya mau tidak mau Ventapun harus mengurus keperluan yang dibutuhkan oleh nyonya Sonya seorang diri, Walau pada kenyataannya telah tertulis libur akhir tahun pada butiqnya, Tetapi masih ada saja pelanggan yang berbuat sesuka hati. Tanpa perduli dengan aturan yang telah ditentukan oleh butiq itu sendiri.

Akhirnya setelah merapikan semua yang ada dibutiqnya Ventapun bergegas menuju rumah nyonya Sonya, Untuk mengantar pesanan dadakan tersebut. Beruntung jarak rumah nyonya Sonya hanya membutuhkan waktu setengah jam..Setelah urusan dengan nyonya Sonya selesai Ventapun bergegas pulang. Sore menjelang malam langit dikota Bogor nampak mendung, Semakin lama awan terlihat semakin menghitam dan akhirnya hujanpun turun dengan derasnya, Meski hujan Ventapun terus menjalankan kendaraannya dengan santai dan tak ingin terburu-buru terlebih baik dibutiq maupun dirumahnya sudah tidak ada lagi aktifitas yang menurutnya penting. Sambil mengemudi Ventapun menikmati suasana hujan itu dengan penuh kesyahduan.

"Hemm malam pergantian tahun belum terlaksana sudah diguyur hujan dengan derasnya, Aah sebaiknya aku pulang saja, Dan menghabiskan akhir tahun ini dengan menyepi dirumah saja, Percuma keluar jika kondisi cuaca seperti ini".

Mobil Honda Cr-v putih itupun terus melaju menerobos derasnya hujan yang turun dikawasan kota Bogor. Genangan air yang begitu tinggi hampir seluruhnya menutupi kubangan besar yang ada dijalan tersebut, Hingga tanpa sadar ban mobil yang dikemudikan oleh Venta menghantam kubangan yang cukup dalam itu.

Buuunnggg!! Bleedaagg!! Traakk taanngg!!! Breettt!!

Roda depan, Ban tubles mobil Honda Cr-v yang dikemudikan oleh Venta nampak terbelah cukup besar. Merasa kaget Ventapun langsung membanting stirnya kekeri hingga mobil berhasil ia tepikan kebahu jalan..."Astaagaaa ban kendaraanku pecah! Huufss! Gara-gara pelanggan sial itu malah kena apes begini".

Hujan masih turun dengan derasnya, Ventapun melirik arlojinya pukul 19.00, Iapun mencoba menghubungi bengkel kendaraan langganannya ternyata bengkel itu telah tutup. Tak hanya itu beberapa karyawan butiq yang ia hubungi termasuk Khanifpun tetap tak ada jawaban. Iapun membuka kaca jendela mobilnya jalanan nampak sepi, Toko-toko yang ada disamping kiri dan kanan jalanpun hampir semuanya tutup. Ventapun mulai panik dan tak tahu harus berbuat apa lagi, Beberapa kendaraan yang lewatpun tak perduli, Baik motor dan mobil semuanya berjalan dengan cepat agar sampai tempat yang ditujunya.

"Ooh tidaakk!!, Apa yang harus kulakukan, Ban kendaraanku terlalu besar untuk aku ganti sendiri, Sedangkan hujan semakin deras, Dan A..k..u ta..k, Ing..in bermalam dijalan ini"...Keluh Venta dalam hatinya yang sudah tak tahu harus berbuat apa lagi.

Namun kala Venta sedang meratapi nasibnya, Selang beberapa menit sebuah raungan suara sepeda motor Trail biru berhenti tepat didepan kendaraanya, Bunyi rem sepeda motor itu nampak berdecit nyaring, Tak lama seorang pria segera menghampiri dirinya yang masih berada didalam kendaraannya.

"Veenttaaa!! Ada apa dengan mobilmu apakah mogok"...Seru pria yang tak lain adalah Satria, Sambil mengetuk jendela kaca mobil yang tertutup.

Pintu kaca mobil itupun langsung terbuka, Kepanikan yang Venta alami perlahan mulai sirna, Meski pria penolong itu pernah berseteru dengannya, Iapun mencoba menjawab apa yang ditanyakan oleh pria bernama Satria itu.

"Ooh! Anu..Eeh iyaa, Mobilku tidak mogok hanya ban depannya yang pecah, Aku ingin menggantinya tapi hujan masih belum reda"...Balas Venta nampak gugup dan malu.

"Kau bawa ban cadangan" ...Tanya Satria kembali.

"Eeh..Oh, Iyaa ada dibagasi belakang lengkap dengan dongkraknya".

"Buka bagasi belakang mobilmu, Biar aku saja yang menggantinya".

Ventapun menuruti apa yang dikatakan Satria, Hujanpun nampak belum mau reda, Beruntung Satria menggunakan jas hujan dengan lengkap sehingga bukan masalah baginya untuk mengganti ban dalam keadaan hujan deras. Setelah ban sudah Satria keluarkan dari bagasi mobil milik Venta Satriapun segera menggantinya, Jika Venta nampak malu dan gugup, Karena ditolong oleh Satria, Sangat berbeda jauh dengan Satria, Dalam hatinya ia nampak senang dan berbunga-bunga. Bah sebuah pribahasa, 'Pucuk Dicinta Ulam pun Tiba' ..."Ahaa! Tahun baruku kali ini memang aneh, Tetapi sangat menyenangkan meski harus berhujan-hujan dipinggir jalan"...Begitu perasaan yang ada didalam hati Satria.. Sambil tersenyum iapun membuka baut ban mobil milik Venta, Orang yang selalu ia rindukan siang dan malam.

Sedang asik dengan lamunan serta kunci roda yang ia pegangnya tiba-tiba suara Venta terdengar memanggilnya..."Satria apa perlu aku bantu"...Ucap Venta mencoba mendekatinya.

"Heeii! Kau tak usah keluar hujan masih deras, Nanti kau masuk angin lekas masuk kedalam mobilmu, Aku bisa menangani sendiri"...Seru Satria.

Meski baut roda kendaraan sudah terbuka entah mengapa Satria mengecangkannya kembali, Ia ingin mengulur-ngulur waktu agar bisa terus bersama Venta hingga malam nanti. Berbagai alasanpun sudah ia pikirkan, Dan iapun tidak perduli apa reaksi Venta Selanjutnya.. Didalam mobilnya Venta nampak sedikit resah pikirannya tak menentu..."Huuffs! Kenapa harus dia yang menolongku, Apakah memang benar aku mendapat kualat"...Seru kata hatinya. Meski ia berada didalam mobil setengah kaca jendela pintu mobilnya separuh ia buka agar ia bisa melihat Satria yang sedang mengganti ban kendaraannya. Ventapun tak perduli meski sebagian air hujan menerpa rambut serta wajahnya. Terkadang keduanya nampak saling beradu pandang, Tetapi Venta buru-buru mengalihkan pandangannya kearah lain.



~ Bersambung ~

Comments

  1. Jangan-jangan satria itu yang bikin lubang di jalan biar ban mobilnya venta jadi rusak dan satria bisa jadi ngegombal, iya kan.🤣

    Khanif manggil satria om, emang berapa sih umurnya Satria.😁

    Ngomong ngomong kenapa nama ceweknya Venta sih kang, aku kan jadi pengin minum, mana aus lagi.😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada kemungkinan memang dia yang bikin lubang di jalan itu atau paling ngga dia nyuruh orang lain buat bikin lubang di jalan itu dia pasti kan udah hapal si venta lewat jalan mana aja.. hi

      Delete
    2. Betul mas, mungkin sebelum nya ia nyuruh Miranda untuk nempelin alat GPS di mobil losbak eh Pajero supaya bisa melacak rutenya, setelah tahu rutenya ia lalu nyuruh dinas perhubungan untuk bikin lubang di jalan biasa venta lewat.😁

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Si khanif dapat ultimatum lagi, apes banget ya si khanif...wkwkwk

    Btw bikin cerita panjang kayak gini ngabisin waktu berapa tahun, mas?

    ReplyDelete
  4. balik lagi dulu ah, ke cerita awalnya biar mudeng...

    ReplyDelete
  5. wkwkwkwk semprul kok gw ketinggalan part 2 ini ya, yang kesimpen di chace part 1 tetus ampe ga ngeh...padahal gw uda follow blog yang satria salju...kok updateannya rada lambat ya wkwkkw

    hahahhaha...kacau juga ya...venta apes mulu ga dimanapun ketemunya pasti satria...wkw...uda kayak tom en jerry kerengan wae...ini uda tamparan kedua ditanbah double combo tendangan di selangkangan wkkwkwk..apes juga satria..tapi tetep gigih loh dia ya wkwkkw

    bu ventanya ternyata ga judes ke vowok doang ya, ke cewek juga agak agak judes..sama miranda galak banget ya Alloh wkwkwk...tapi ya iya sih kalo punya karyawan ga becus kerjaannya pacaran wae yang ada senep...mending pecat ganti yang lain...misal mbul gitu hahhahah #canda #sungkem ame tokoh miranda

    oh itu aku kenapa ketawa ya liat adegan si khanif pas satria kerengan ama si ventanya wkwkwk...kayaknya ketawanya nyata gitu, totalitas

    eh tapi ngimong-omong butiknya oke juga loh ada bagian konveksinya sekalian...jadi berasa kayak dari hulu ke hilir ga di penjualannya tok...aku masih awam sih bisnisan model butik gini...

    tapi keren ya kang sat ciri khas banget kalau bikin novel tokohnya bisnisman bisniswoman tajir melintir semua hihi...ntar kalau jadi nikah auto sultan tuh punya butik, konveksi seklaigus ds entertainment...ds entertaunment ini dahlan saputra entertainment kah? wkwkw...ditunggu part selanjutnya sambil ngopi dulu 😁😄

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang kalo bikin cerpen enakan yang dekat sama realita jadinya lebih tahu dalemannya mbul, misalnya kang satria kan pengusaha jadinya ya tentang bisnis atau butik. Kalo aku karena tinggal di desa jadinya cerpennya tentang hantu.😄

      DS Entertainment bukan Dahlan Saputra Entertainment tapi Dahlan Sue Entertainment.🤣🤣🤣

      Delete
  6. Bu Venta memang bawaan judes rupanya. Tapi judesnya ini yang sepertinya bikin Satria suka, maka ia pun terus berjuang. Saya cum pengen tahu gimana cerita mereka akhirnya.

    ReplyDelete
  7. Hahaha ngakak abis pas bagian pegang tangan muter dikit terus memeluk, aku jadi kebayang film2 India, tapi sayang pas adegan hujan trs mobil mogok tak ada adegan bernyanyi, coba kalau ada bakal jadi India banget, hihi. Cocoknya lagu gini.

    Govinda.. jayya jayya.. Gopala.. jayya jayya.. (ini lagu Amitabachan waktu masih muda) 😛😛

    Hmm, Akankah Venta luluh setelah dibantui mengganti Ban. Ataukah butuh seribu usaha lagi buat meluluhkan hati Venta xixi

    Akankah cinta Khanif bersatu dgn Miranda. Ataukah bunga Khanif layu nantinya 😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hiks hiks gada yg balas komenku (kata emde) 😛😛

      Delete
    2. Nah ada yg bls ☝️😛😛

      Delete
  8. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  9. Sepertinya dicerita berikutnya akan lebih romantis nih

    ReplyDelete

Post a Comment

TERIMAH KASIH SUDAH MELUANGKAN WAKTUNYA KEBLOG YANG UHUUKK!! EEHEEEMMM!!


Popular posts from this blog

Cerpen : Cermin Kematian

~CERPEN : Cermin~Kematian~ Malam semakin larut Manda masih berdiri didepan cermin besar yang ada dikamarnya, dadanya berdesir, Manda takjub melihat wajahnya sendiri di cermin. Serupa benar dengan wajah seorang putri, katanya dalam hati. Ya, kau memang cantik, Manda. Wajahnya tersipu mendengar pujian itu. Pipinya merona. Merah muda. Ia tersihir oleh bayangannya sendiri. Bayangan ketika ia masih berada pada masa empat puluh tahun lalu. Wajahnya cerah, berseri-seri. Setengah terpana melihat kecantikannya sendiri. Rambutnya panjang, berwarna hitam kecokelatan, berkilat, bergelung seolah ombak. Dahinya licin. Matanya bulat, berbinar-binar. Hitam pekat seperti langit malam. Dikedip-kedipkannya matanya, hingga ia perhatikan bulu matanya yang tebal dan lentik. Tebal serupa alisnya yang melengkung menaungi sepasang matanya yang indah itu. Diturutkannya telunjuknya, dari hulu hingga muara alisnya. Cantik sekali dirimu, Manda membatin. Ya, kau memang cantik, Manda. Hidungnya,

Li-Fi Teknologi Pengganti WI-FI

Hallo sobat blogger gimana nih masih pada semangat ngeblog? Atau udah pada ogah-ogahan.😁😁😂 Karena adsense sepi, yaa apapun itu kita harus tetap bersyukur, meski adsense sepi masih banyak rezeki yang lainnya iyaa nggak.😊 Ok kita langsung saja ketopik pembahasan tentang teknologi Lifi yang katanya nantinya akan menggatikan Wifi, Dan Menurut rumor yang beredar Lifi lebih hebat dan cepat ketimbang Wifi. Seperti apa berikut penjelasannya dibawah ini.👇 Wi-Fi menjadi teknologi transfer data yang sudah familiar digunakan oleh banyak orang saat ini. Namun seiring dengan perkembangan teknologi yang berjalan begitu cepat, kehadiran Wi-Fi bakal tergeser oleh Li-Fi. Apa itu Li-Fi dan bagaimana cara kerjanya? Bagi sebagian orang mungkin masih asing dengan istilah Li-Fi. Li-Fi digadang-gadang sebagai teknologi baru jaringan nirkabel yang bakal menggantikan Wi-Fi. Teknologi ini kelebihan dan keunggulan dibandingkan dengan Wi-Fi sebagai media transfer data. Oleh karena itu, Anda pe

Telat Mencabut

Kesibukkan bekerja membuat Agus lupa akan kesehatan tubuhnya hingga akhirnya ia harus dilarikan kerumah sakit terdekat karena sakit. akibat kurang teratur makan. Tiga hari kemudian teman kerjanya yang bernama Khanif datang menjenguknya, dan kebetulan memang hari itu tepat waktunya untuk jam kunjungan membesuk pasien. "Sorry banget Gus baru hari ini gue bisa datang membesuk luh kerumah sakit"... Kata Khanif teman kerjanya. Berhubung Agus orangnya sabar dan pemaaf meski baru sembuh dari sakitnya ia mencoba tersenyum kepada Khanif... "Nggak masalah Nif, nggak usah dipikirin toh hari ini luh sudah bertemu gue". "Eehhhmm, anu Gus, gue juga minta maaf, karena membesuk luh nggak bisa membawa apa-apa, soalnya gue juga baru sembuh dari sakit gigi Gus". Agus kembali tersenyum... "Aah! luh nggak usah sungkan-sungkan Nif sama gue, luh datang gue juga udah senang". Suasana menjadi hening sejenak sampai akhirnya Khanif kembali berbicara