Skip to main content

Cerbung : Embun Asmara Episode 3

~ Embun~Asmara 3 ~




Cerita Ini Hanya Fiktip Dan Bualan Belaka

Hujan yang deras kini mulai meredah Satria nampak masih terus berkutat dengan sebuah kunci roda untuk membuka baut ban pada kendaraan milik Venta. Sampai pada akhirnya terdengar rintihan suaranya yang nampak mengaduh kesal..."Waadaawww! Keras sekali baut yang satu ini"...Kata Satria dengan berbohong.

Venta yang mendengar teriakan dari Satria segera menghampirinya meski rintik-rintik air hujan terus menerpa tubuhnya..."Kenapaa!"...Tanya Venta agak bingung.

"Aahh tidak apa-apa, Cuma baut yang terakhir ini agak keras. Yaa mungkin kendaraan mencerminkan pemiliknya"...Seru Satria sambil terkekeh.

"Lhoo apa maksudmu"...Tanya Venta agak cemberut.

"Eehh anu, Eh maksudku mobil dan pemiliknya sama-sama tegar dan kokoh"...Balas Satria kembali sambil tersenyum.

Ventapun nampak diam tak ada balasan kata dari dirinya, Iapun nampak memperhatikan baut kendaraannya yang agak susah untuk dibuka. Sampai pada menit berikutnya Satria kembali memutar baut itu kembali. Satriapun nampak segera mengeluarkan tenaga ekstra, Meski pada kenyataannya baut pada ban kendaraan tersebut sebenarnya tidak terlalu sulit untuk dibuka. Dalam hatinya Satria nampak teramat senang dan bahagia, Karena jarak dirinya dengan Venta hanya beberapa jengkal saja. Dan Satriapun kembali berkata kepada Venta..."Heei sudah kukatakan sebaiknya kau didalam mobil saja, Hujan masih cukup deras"...Seru Satria kepada Venta.

"Aah biar saja, Sepertinya sebentar lagi akan reda"...Balas Venta.

"Kalau begitu kau ambil ban yang ada disampingmu, Lekas angkat kesini"...Kata Satria yang kini sudah mengeluarkan ban yang akan ia ganti dengan ban serep.

Venta nampak menuruti apa yang Satria katakan. Namun karena ban itu terlalu besar untuk ia angkat sendiri akhirnya iapun kembali berkata kepada Satria agar bisa mengangkat ban tersebut secara bersama-sama. Mendengar hal itu Satriapun hanya tertawa penuh dengan godaan kepada Venta..."Kalau aku tidak mau membantumu kau mau apa"...Goda Satria.

"Kalau kau tidak mau membantuku, Buat apa sejak awal kau bersusah-payah repot-repot mengerjakan semuanya. Lekas bantu aku angkat ban ini agar pekerjaanmu cepat selesai"...Kata Venta.

Satria nampak tersenyum, Dan apa yang Venta katakan memang jitu, Bahkan Satriapun paham apa yang telah ia lakukan terhadap Venta, Semua sudah dapat dipahami oleh Venta, Walau Venta Sendiripun enggan membahas hal itu secarang langsung. Dan akhirnya hampir pukul 21.00 barulah ban yang pecah kini telah selesai diganti oleh Satria. Baik Venta dan Satria keduanya nampak tersenyum. Sampai akhirnya Ventapun memberikan beberapa uang kepada Satria, Namun semua itu ditolak mentah-mentah oleh Satria..."Simpan saja uangmu itu, Aku tidak mengharapkan uang darimu"...Seru Satria.

"Eehh kau terima saja uang ini, Setidaknya waktumu sudah banyak terbuang untuk membantuku"...Balas Venta.

"Waktuku justru banyak dan memang sedang inginku habiskan bersamamu, Oiya kau traktir dan temani aku makan malam yaa".

Wajah Venta nampak memerah ingin rasanya ia segera berlalu dari hadapan Satria, Tetapi tidak mungkin hal itu ia lakukan..."Ok aku akan mentraktir kau makan, Tunjukan saja tempat makan yang kau inginkan, Nanti biar aku urus semua biayanya".

"Tetapi makan malamku harus bersamamu juga"...Seru Satria yang sangat memanfaatkan banyak kesempatan agar dapat terus bersama Venta.

"Lhoo kenapa harus bersamaku, Ini sudah malam Satria, Dan maaf banyak hal lain yang aku urus"..

Satriapun nampak tertawa, Lalu iapun kembali berkata..."Ini malam tahun baru Ven, Sesibuk apapun orang tentu akan memanfaatkan waktunya untuk menikmati malam pergantian tahun yang tinggal menunggu hitungan jam saja"...Kata Satria.

Apa yang dikatakan oleh Satria memang benar, Tetapi entah mengapa Venta nampak sedikit bingung serta bimbang terlebih, Jika malam tahun barunya ia habiskan bersama Satria, Dan jika ada karyawan butiqnya yang melihat kejadian ini mungkin bisa jadi sesuatu hal yang amat memalukan.

"Heeii mengapa kau diam? Atau mungkin kau mendadak lapar, Ayo lekas kita mencari tempat makan yang enak"...Seru Satria sambil segera mengambil alih kemudi pada kendaraan milik Venta.

"Ohh tiidaakkk!! Kau jangan masuk kedalam mobilku, A..k..uu, Ta..k biasa bersama laki-laki dalam satu mobil. Kau dengan motormu saja aku akan mengikutimu sampai nanti bertemu tempat makan"...Balas Venta nampak tegang.

Akhirnya Satriapun menuruti apa yang telah ditentukan oleh Venta. Setelah berada diatas motornya Satriapun mulai menjalankan motornya dengan perlahan namun setelah hampir berjalan beberapa meter,, Mobil yang dikemudikan oleh Venta yang mengkikutinya dari belakang nampak terhenti dan hanya terdengar deru mesinnya satu kali saja, Sampai akhirnya mesin mobil itupun tak bisa menyala kembali. Ventapun kembali memanggil Satria, Karena merasa bingung Satriapun segera menghampirinya hingga akhirnya Satriapun tahu penyebab mobil yang dikemudikan oleh Venta tidak mau berjalan lagi, Satriapun semakin melebarkan tawanya melihat kepanikan yang dialami oleh Venta untuk yang kedua kalinya.

Haaaahaaaaaa!!! Tawa Satria kian melengking melihat kondisi kendaraan milik Venta yang hampir total kehabisan bensin..."Venta-Venta, Kau ini aneh atau bagaimana? Apakah sejak tadi pagi kau tidak mengontrol bahan bakar pada kendaraanmu"...Seru Satria masih dengan tawanya.

"Biasanya tidak seperti ini, Mungkin aku terlalu sibuk dengan pekerjaan sampai tak sempat mengontrol kebutuhan kendaraanku sendiri"...Balas Venta dengan raut wajah nampak kesal.

Satriapun semakin seru dengan tawanya sendiri, Bahkan menurutnya kejadian-kejadian aneh yang dialami oleh Venta adalah sesuatu hal yang sangat teramat menarik bagi dirinya, Karena dengan begitu ia bisa selalu dekat dengan Venta, Meski semua yang terjadi adalah sebuah kebetulan yang tak disengaja, Namun bagi Satria semua itu adalah keberuntungan yang menyejukkan hati dan jiwanya..Lain Satria, Lain pula bagi Venta, Karena menurut Venta senyum serta tawa Satria sesuatu hal yang menyindir dirinya, Hingga akhirnya iapun kembali dengan emosinya yang meledak-ledak..."Masih belum puas kau menertawakan aku, Atau mungkin kau ingin sampai pagi tertawa terus hingga sampai kau menjadi gila"...Bentak Venta semakin kesal melihat tinggkah laku Satria.

Namun kemarahan Venta justru tak membuat Satria berhenti dari tawanya, Bahkan masih dengan terus tertawa Satriapun segera mengeluarkan tambang yang ada dimotor Trailnya, Kemudian tambang itu ia kaitkan kemobil Venta, Melihat hal itu Ventapun bertanya kembali..."Kau ingin menderek mobilku dengan motormu".

"Yaa begitulah, Sampai kita menemukan SPBU, Apa kau keberatan"...Tanya Satria kembali masih dengan senyum serta tawanya.

Ventapun tak menjawab, Justru ia membiarkan Satria sibuk dengan menguatkan tali pengikat agar tidak kendur selama ia menderek mobilnya untuk segera mencari SPBU terdekat. Setelah semuanya aman barulah Satria mulai menjalankan motornya, Mobilpun akhirnya berjalan perlahan, Ventapun nampak mengikuti alur motor yang dikemudikan oleh Satria, Iapun terus mengekor dengan penuh konsentrasi meski kondisi perutnya sudah sangat lapar. Namun mau tidak mau ia harus lebih bersabar diri. Perjalanan sudah hampir 2Km, Namun keduanya belum menemukan SPBU. Jika Satria nampak tenang mengemudikan motornya berbeda dengan Venta, Pikirannya nampak tak menentu bahkan iapun kini mulai kesal dengan dirinya sendiri..."Yaa Tuhan mengapa aku yang harus dipersalahkan, Apa ini mungkin karma untuk diriku, Atau...Aaahh!!"... Hingga Ventapun mencoba menepis semuanya sampai pada akhirnya mobilnya yang ditarik oleh motor milik Satria kini sudah memasuki area SPBU, Beruntung tidak banyak pengunjung yang mengisi bahan bakar. Jadi tanpa menunggu lama akhirnya mobil milik Venta yang sebelumnya kehabisan bahan bakar,, Kini sudah terisi dengan Full.

Setelah mobil milik Venta sudah terisi oleh bahan bakar, Entah mengapa baik Satria dan Venta keduanya lebih memfokuskan dirinya kepada sebuah warung tenda lesehan yang cukup ramai dan luas akan lahan parkirnya, Berbagai aneka makananpun tersedia disana. Satria yang memang sebelumnya ingin menikmati santap malam iapun langsung bergegas menuju warung tenda lesehan tersebut. Karena memang sudah lapar Satria nampak melupakan tali derek yang masih mengikat pada mobil milik Venta. Motor itupun kembali menarik mobil milik Venta untuk menuju warung tenda lesehan tersebut. Bagai lupa akan segalanya baik Satria dan Venta, Setelah berada didepan warung tenda lesehan itu keduanya nampak memesan makanan masing-masing. Tanpa banyak bicara keduanya nampak makan dengan lahapnya, Hingga satu jam lebih barulah Satria memulai pembicaraan..."Lhoo bukankah kita belum menentukan tempat makan yang menarik, Mengapa kita sudah makan ditempat ini"...Kata Satria bagai baru tersadar.

"Bukankah kau yang memulai lebih dahulu memasuki warung tenda ini"...Balas Venta kembali.

Satriapun akhirnya hanya bisa tertawa, Dan iapun tak tahu harus berbicara apa lagi terhadap Venta, Satriapun lebih senang memandangi wajah Venta, Sedangkan Venta merasa risih jika terus harus bertatap muka dengan Satria. Sampai akhirnya Venta membuka suara..."Sudah Malam seperti aku harus pulang".

Apa yang dikatakan oleh Venta nampak membuat Satria merasa seperti takut akan kepergian Venta dari hadapannya. Iapun langsung meraih tangan Venta seketika itu sambil kembali berkata..."Lhoo malam pergatian tahun sebentar lagi Ven, Dan pastinya akan banyak kembang api bertebaran dilangit yang cerah meski sebelumnya telah diguyur hujan, Kau tak perlu Khawatir nanti aku akan mengawalmu pulang sampai dirumahmu. Oiya aku lupa mengembalikan sesuatu milikmu yang terjatuh selagi kita berdebat ditoko bunga milik Khanif"...Seru Satria sambil meyakinkan Venta.

Venta ingin menepis tangan Satria, Tetapi entah mengapa lidahnya serasa keluh untuk berkata-kata kembali, Terlebih kala Satria menunjukkan gelang emas yang beberapa hari lalu sempat hilang dari pergelangan kakinya. Ventapun akhirnya baru teringat bahwa gelang emas miliknya tidak hilang, Tetapi terlepas kala ia menendang Satria, Selagi dirinya berada ditoko bunga milik Khanif. Tak ada sepatah katapun dari mulut Venta hingga akhirnya Satria kembali berbisik ketelinga Venta..."Aku pakaikan kembali gelang ini yaa kekakimu"..

Ventapun semakin kikuk dan akhirnya iapun berusaha berkata walau sedikit nampak terbata-bata..."Ooh!, Eeh..Ee..hh ti..daak u..s..aah biar aku simpan saja"...Balas Venta mencoba sedikit tersenyum dihadapan Satria.

Sampai pada akhirnya sebuah suara terompet serta petasan dan cahaya pancaran kembang api mengagetkan kesyahduan keduanya,, Tak hanya itu sebagian orang yang berada didalam warung tenda segera berhamburan keluar dan berteriak-teriak dengan penuh riang gembira..."HAPPY NEW YEAR!!" Akhirnya mau tak mau baik Satria dan Venta keduanya ikut keluar dari warung tenda hanya sekedar menikmati malam pergantian tahun yang penuh dengan warna-warni petasan serta kembang api yang terus menerangi langit kota Bogor. Dan bagi Venta sendiri malam pergantian tahun, Membuat ia bisa melupakan sejenak beban serta rutinitasnya dari yang namanya kesibukan pekerjaan serta hal lainnya. Ventapun nampak antusias menikmati malam pergantian tahun tersebut, Bahkan ia merasa menjadi orang yang paling bahagia malam itu, Pandangan matanya nampak lurus menghadap langit biru yang penuh dengan warna-warni kembang api.

Bahkan kebahagian yang dirasakan oleh Venta selalu menjadi perhatian tersendiri bagi Satria. Dirinya nampak ikut senang serta bahagia pula, Karena selama ia mengenal Venta baru kali ini ia melihat Venta nampak riang gembira yang tiada tara. Sampai akhirnya Satria melihat sebuah gitar pada warung tenda tempat ia makan, Setelah meminjamnya Satria berinisiatif ingin menyenangkan Venta dengan sebuah lagu malam itu, Entah siapa yang memulainya kala Satria baru memetik gitar tersebut sebagian pengunjung warung tenda tersebut nampak senang dan memberi semangat dengan bertepuk-tangan agar Satria segera melantunkan sebuah tembang yang menarik untuk didengar. Satriapun tersenyum, Sebuah lagu akhirnya ia nyanyikan sambil memandang kearah wajah Venta.


Pernahkah engkau coba menerka
Apa yang tersembunyi di sudut hati?
Derita di mata, derita dalam jiwa
Kenapa tak engkau pedulikan?
Sepasang kepodang terbang melambung
Menukik bawa seberkas pelangi
Gelora cinta, gelora dalam dada
Kenapa tak pernah engkau hiraukan?

Se-la-ma musim belum bergulir
Masih ada waktu saling membuka diri
Se-ja-uh batas pengertian
Pintu pun tersibak
Cinta mengalir sebening embun
Kasih pun mulai deras mengalir
Cemerlang sebening embun

Pernahkah engkau coba membaca
Sorot mata dalam menyimpan rindu?
Sejuta impian, sejuta harapan
Kenapakah mesti engkau abaikan?
Se-la-ma musim belum bergulir
Masih ada waktu saling membuka diri
Se-ja-uh batas pengertian
Pintu pun tersibak
Cinta mengalir sebening embun

Selama musim belum bergulir
Masih ada waktu saling membuka diri
Se-ja-uh batas pengertian
Pintu pun tersibak
Cinta mengalir sebening embun
Kasih pun mulai deras mengalir
Cemerlang sebening embun


Para pengunjung warung tendapun kembali bertepuk tangan untuk yang kedua kalinya terhadap Satria. Berkat sebuah lagu yang Satria lantunkan warung tenda tersebut bah sebuah Cafe musik yang sedang digandrungi oleh para pelanggan atau penggemarnya. Jika para pengunjung warung tenda itu nampak senang dan bergembira, Berbeda dengan Venta, Meski senang ia nampak terlihat malu dan resah karena hampir semua para pengunjung warung tenda tersebut memandang kearahnya. Sampai akhirnya tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi, Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Venta untuk segera berlalu dari warung tenda tersebut dengan alasan ia tak ingin pulang pagi dan tak mau pula dirinya jadi pusat perhatian terus para pengunjung yang ada pada warung tenda itu. Memahami apa yang dirasakan oleh Venta akhirnya Satriapun menuruti apa yang Venta inginkan. Setengah jam perjalanan akhirnya Satriapun tiba didepan rumah Venta.

"Terimah kasih atas semuanya Satria, Dan maafkan aku pula yang kurang bisa bergaul karena memang sejak dulu aku tidak pernah berkumpul-kumpul"...Seru Venta agak sedikit tegang.

"Kau terlalu terbawa perasaan Ven, Justru kau menyenangkan bagiku, Oiya boleh lain waktu aku bertemu denganmu dirumah ini atau dibutiqmu"...Tanya Satria kepada Venta.

"Oohh! Kalau dibutiqku maaf aku tidak bisa, Untuk dirumahku juga paling aku izinkan hanya sebulan sekali saja".

Satriapun tersenyum tetapi ia memaklumi apa yang telah dikatakan oleh Venta, Karena bagi Satria sebulan sekali bisa bertemu dengan Venta sudah menjadi sesuatu peluang untuk mendapatkan cinta darinya, Meski semuanya memang tetap harus ada sesuatu yang perlu dirubahnya.


~ ~ ~ πŸ’‹πŸ’πŸ’žπŸ’‹ ~ ~ ~


Dua hari telah berlalu aktifitas di Alfonita butiqpun kembali berjalan seperti biasa. Pukul 10 pagi nampak Venta sudah berada diruang kerjanya, Karena hari itu tidak terlalu banyak pekerjaan yang menuntut, Dari sejak lima menit yang lalu Ventapun hanya berkutat dengan ponselnya, Sampai pada akhirnya iapun mulai jenuh dan kembali mengingat kejadian sewaktu malam tahun baru bersama Satria....."Heemm hampir dua hari tak ada kabar lagi darinya, Yaa meski akupun tidak terlalu berharap banyak kepadanya. Atau mungkin memang pada saat itu ia sedang butuh teman atau tak ada acara lain, Sehingga saat bertemu dengannku semuanya ia manfaatkan hanya untuk menyenangkan dirinya semata, Selebihnya mungkin akan tergantung suasananya lagi.. Huuff! laki-laki memang jangan terlalu serius untuk dipercaya"..

Entah apa yang membuat Venta berpikir tentang Satria pada saat pagi menjelang siang itu, Sampai iapun tak menyadari kala Ajenk sang asistennya telah berada disampingnya, Hingga akhirnya dengan suara agak keras barulah Venta menyadari dari lamunannya..."Buu,, Buuuuuuu!! Tumben belum juga siang sudah berkhayal, Apa ada seseorang yang membuat ibu jadi eeheemm!"...Seru Ajenk dengan sindirannnya.

"Huufs! Kau ini mengagetkan aku saja Jenk"..

"Lhoo ibu yang sedang asik melamun kok aku dibilang mengagetkan, Eeh emang ibu sedang berkhayal tentang apa sih, Pasti cowok, Perjaka atau duda bu"...Balas Ajenk kembali.

"Huuss! kau ini ngaco saja sih Jenk, Oiya kau ada perlu apa memang sih Jenk"...Tanya Venta.

"Naahkan sepertinya khayalan ibu belum selesai nih, Sampai harus terburu-buru menanyakan tentang apa keperluanku".

"Iyaa deh Jenk, Aku akan diam saja hari ini"...Seru Venta sambil cemberut.

"Ok deh ibuku sayang, Aku cuma ingin bertanya seharusnya hari ini kita ada Jadwal job dari Ds Entertainment, Tetapi sejak kemarin tak pernah ada kabarnya lagi, Oiya apakah tagihan senilai 30 juta yang ia janjikan sudah masuk kerekening kita bu"...Seru Ajenk mulai serius.

"Sebentar aku cek Jenk"...Tak lama berselang Ventapun mulai mengecek laptop hingga pembukuan yang berhubungan dengan biro model Ds Entertainment. Iapun kembali berkata kepada Ajenk.

"Kau benar Jenk, Sepertinya Ds Entertainment belum membayar kewajibannnya kepada butiq kita ini. Sepertinya aku memang harus cepat menghubungi tuan Herman Lee".

"Justru aku sudah menghubungi semuanya bu, Jawabannnya cuma disuruh datang langsung kekantornya"...Balas Ajenk kembali.

"Ohh begitu, Heem agak aneh, Apa mungkin biro model sekelas Ds Entertainment bisa mengalami Pailit keuangan".

"Entahlah bu"...Balas Ajenk.

"Ok kau tenang saja Jenk, Biar hal ini akan aku urus sekarang juga, Yang terpenting kau urus saja para klien-klien kita yang lainnya, Dan hari ini juga aku akan ke Jakarta untuk bertemu dengan tuan Herman Lee".

Akhirnya setelah mempercepat jam makan siangnya Ventapun segera meninggalkan butiqnya, Dan langsung menuju kota Jakarta. Untuk menyelesaikan urusan keuangan terhadap biro model Ds Entertainment.


~ ~ ~ πŸ’‹πŸ’πŸ’žπŸ’‹ ~ ~ ~


Suasana siang yang begitu cerah mewarnai kota Jakarta, Sebuah mobil Honda Cr-v putih nampak memasuki sebuah tempat parkir disebuah biro model Ds Entertainment. Tak berselang lama seorang wanita berambut panjang nampak turun dari mobil tersebut. Pandangan matanya nampak terus memperhatikan kondisi yang ada disekitarnya..."Hem kondisi kantor disini sama seperti hari-hari sebelumnya, Semua nampak normal-normal saja"...Setelah bertanya pada dirinya sendiri wanita berambut panjang tersebut nampak terus berjalan menuju ruang Resepsionis. Namun kala ia hampir mendekati ruang Resepsionis tersebut, Keanehan kembali terjadi...Keanehan itu kini terhadap dirinya, Karena hampir semua Crew serta karyawan, Bahkan para sebagian Fotomodelpun nampak tersenyum dan menaruh rasa hormat kepada dirinya, Dan setelah ia berada pada ruang Resepsionis, Wanita berambut panjang itu langsung disuruh menuju kelantai lima.

"Selamat siang bu, Oiya ibu bisa langsung kelantai lima karena sudah ditunggu hampir satu jam lebih"...Seru seorang wanita Resepsionis yang juga ikut menaruh hormat terhadap wanita berambut panjang tersebut.

Wanita berambut panjang tersebut nampak semakin bingung atas kejadian-kejadian yang ia alami disebuah biro model siang itu, Hingga iapun bertanya kembali kepada sang Resepsionis itu..."Lhoo bukankah seperti biasa aku harus mengisi data klien jika berada dikantor ini".

"Tidak bu, Mulai hari ini dan seterusnya ibu bebas jika berada dikantor ini, Silahkan ibu langsung kelantai lima, Kehadiran ibu sudah ditunggu sejak tadi"...Balas sang Resepsionis itu sambil sekaligus mengantar wanita berambut panjang itu menuju Lif.

Bingung harus berkata apa lagi akhirnya sang wanita berambut panjang itupun segera menuju lantai lima, Tak berselang lama iapun sudah berada dipintu ruangan lantai lima. Karena sudah tak asing lagi dengan ruangan pada lantai lima tersebut, Sang wanita itupun langsung masuk tanpa perlu mengetuk pintu lagi, Kehadirannnya pun disambut hangat oleh seorang pria, Meski akhirnya sang wanita berambut panjang itu nampak kaget dan hampir tak percaya kala mengetahui pria yang menyambutnya itu..."Siang Venta, Kau nampak cantik sekali"...Sapa sang pria tersebut.

Wanita yang ternyata bernama Venta itu nampak semakin bingung dan gugup sampai akhirnya iapun berkata dengan sedikit agak gemetar..."A..p..a ya..ng ka..u laku...kan ditempat ini Satria, Lalu kemana pak Herman Lee, Aku masih punya urusan dengannya"...Balas Venta nampak kikuk.

Pria bernama Satria itu nampak tersenyum, Iapun segera menghampiri wanita yang bernama Venta tersebut, Tanpa ragu dan malu Satriapun langsung memeluk serta mencium tengkuk Venta dengan penuh kasih sayang. Mendapati hal itu Ventapun nampak gelagapan iapun berteriak dan meronta agar Satria segera melepaskan pelukan yang ia lakukan terhadap dirinya secara mendadak itu.

"Saattriaaa! Apa yang kau lakukan lepaskan aku, Kau jangan membuatku semakin bingung"...Seru Venta yang kini semakin risih.

"Aku merinduhkanmu Ven, Hampir dua hari lebih tak berjumpa serasa dua tahun lamanya, Oiya kau tak perlu khawatir dengan semuanya, Dan aku sudah tahu maksud tujuanmu ketempat ini, Karena semua memang aku yang merencanakannya"... Kata Satria sambil terus meyakinkan Venta.

"Sejak kapan kau melakukan rencana gila ini Satria, Dan tujuanku kesini hanya ingin membahas tentang tanggung jawab biro model ini terhadap butiq yang aku kelola, Jadi lepaskan aku sekarang juga dan akupun tak mau ada skandal antara kau dan aku ditempat ini"...Balas Venta yang terus berusaha memberontak dari pelukan Satria.

"Sejak awal aku mengenalmu rencana gila ini sudah tersusun diotakku, Berapakali sudah aku katakan kepadamu Venta, Kau tak perlu Khawatirkan masalah itu, Dan uang 30 juta yang kau maksudkan sudah ada dilaci meja ini, Semua aku lakukan agar aku bisa bertemu denganmu, Dan perlu kau tahu juga ruangan ini nantinyapun akan menjadi tempat atau ruang kerja pribadimu"..

"Apa maksudmu Satriaa! Kau jangan mempermaikan aku terus"...Kata Venta Kembali.

"Aku serius Venta, Dan aku tidak sedang mempermaikan dirimu, Aku mencintaimu, Aku ingin menikahimu secepatnya. Dan nantinya kaulah yang akan menjadi pemimpin dibiro modelling ini selamanya"...Kata Satria dengan lembut sambil mengecup bibir Venta.

Ventapun nampak tersentak, Iapun tak tahu harus berkata apa lagi, Pikirannya terus melayang-layang tak tentu arah, Terlebih kala Satria dengan tiba-tiba memasukan cincin berlian kejari manisnya, Tak hanya itu saja Satriapun juga menyiapkan sebuah kalung emas bertulis namanya. Melihat hal itu terjadi pada dirinya Ventapun kembali berkata dengan suara yang agak gemetar..."Tii..Da..aak! Sa..t ..ri..aa,, Apa yang kau la..kukan, Ak..u tii..dak bisa menerima ini semua".

"Aku serius Venta, Dan aku akan berusaha membahagiakanmu selamanya"...Balas Satria kembali sambil tersenyum.

"Eeeh ti..da..ak Sa..tri..a,, Usiaku terlalu tua untukmu, Dan bukankah model-modelmu cantik-cantik me..ngap..a kau tidak memilih salah satunya, Dan aku bukan wanita terbaik untukmu, Pastinya kau akan kecewa nantinya"...Ungkap Venta.

"Kau benar Ven, Para Fotomodelku memang cantik-cantik, Dan kalau aku maupun sudah sejak dulu aku nikahi salah satunya. Cuma asal kau tahu tak satupun aku tertarik dengan mereka, Bahkan kantorku ini bersih dari yang namanya skandal hubungan antara atasan serta bawahannya. Bahkan sewaktu aku punya kekasih dari biro model lainpun aku sering tidak ada kecocokan sampai akhirnya kami berpisah, Dan aku terus menjomblo hingga kini akhirnya bertemu dengan kau"...Balas Satria.

"Yaa harusnya kau berpikir dua kali Satria, Ingat aku hanya perempuan tua, Yang cuma ingin sekedar menyambung hidup dengan bekerja, Jadi tidak ada sesuatu hal yang menyenangkan terlebih istimewa, Jadi aku harap berpikirlah dua kali jika kau ingin menikah denganku".

Haaahaaa!! Tawa Satria seketika itu.

"Venta-venta, Ingat usiaku lebih tua darimu, Jadi kau tetap wanita muda dihadapanku, Bahkan orangpun akan menilai dirimu sama seperti penilaianku, Mengapa kau selalu menyiksa dirimu sendiri dengan kebohongan Venta,, Oiya aku sudah berpikir seribu kali, Dan aku tetap pada pendirianku, Yaitu ingin secepatnya menikahimu agar bisa setiap hari menjagamu serta menjadi teman hidupmu agar kau tak selalu kesepian"...Seru Satria sambil segera memakaikan kalung emas ke leher Venta.

Hati dan perasaan Venta nampak tak menentu, Meski ia merasa bahagia akan tetapi dirinya selalu resah. Karena seumur hidupnya baru kali ini ia merasakan dekapan serta pelukan dari seorang pria. Akhirnya Ventapun memutuskan untuk segera meninggalkan biro model tersebut..."Sepertinya hari sudah mulai sore, Maaf, Aku harus segera pulang"...Balasnya dengan pelan sambil berusaha menepis tangan Satria yang kini sudah melingkarkan kalung emas dilehernya.

"Tidaak! Aku masih ingin bersamamu Ven, Kau tenang saja aku akan mengantarmu pulang seperti pada malam tahun baru berapa hari yang lalu".

"Kau tidak malu jika orang dikantor ini melihat apa yang sedang kita lakukan berdua disini".

"Kau tak perlu panik Ven, Tak ada yang mengganggu kita diruangan ini, Termasuk Cctv ruangan inipun telah aku matikan jadi tak perlu lagi kau risaukan semua itu"..

"Justru itu yang aku takutkan, Makanya aku ingin lekas keluar dari ruangan ini, Bisa saja kau berbuat yang tidak-tidak terhadapku"...Kata Venta.

Satriapun semakin dibuat tersenyum oleh Venta, Akhirnya iapun menjatuhkan tubuh Venta diatas sofa besar yang berada diruang kantornya, Tak hanya itu Satriapun kembali menciumi Venta secara bertubi-tubi, Mendapatkan hal itu Ventapun nampak berteriak histeris, Tetapi iapun tetap pasrah dalam pelukan Satria..."Aahh! Apa yang ingin kau lakukan terhadapku"...Serunya dengan tubuh agak gemetar.

"Kalau kau sendiri ingin aku berbuat apa?"...Tanya Satria, Sambil terus membelai rambut Venta.

"Kau ini ngaco yaa, Lepaskan aku Satria, Perutku sudah lapar ingin makan"...Balas Venta.

"Ooh, Apakah kau ingin aku pesankan makanan serta minuman" ...Tanya Satria kembali.

"Tidak aku ingin makan diluar saja".

"Ok kalau begitu, Tapi ingat kau harus berjanji untuk mau menikah denganku secepatnya"...Ventapun nampak terdiam, Namun kala Satria menyatukan kelingking tangannya ke jari Venta ia nampak mengangguk sambil tersipu malu. Lalu kini keduanya tampak bangkit dari sofa besar yang ada diruangan tersebut, Dan segera keluar untuk menuju loby bawah. Setelah berada diruang lantai satu, Satriapun segera memanggil Sekertarisnya yang bernama Prisca, Tak berselang lama wanita tinggi semampai itupun nampak tersenyum kepada Satria sambil berkata..."Ada yang bisa saya bantu tuan"...Kata Prisca.

"Kau tahu siapa wanita yang sedang bersamaku Pris?"...Tanya Satria.

Priscapun tersenyum dan berkata dengan sopan..."Tentu tahu tuan, Beliau adalah ibu Venta, Pimpinan kita yang baru dibiro model ini".

"Lalu kau tahu apa tugasmu terhadap ibu Venta".

"Tentu tuan, Aku akan selalu berada disampingnya dan memenuhi kebutuhan yang ibu Venta perlukan selama berada dikantor ini"...Balas Prisca sambil nampak tersenyum kepada Venta, Wanita yang akan menjadi pimpinan baru pada biro model Ds Entertainment.

"Terima kasih Pris, Jadi mulai besok siang kau harus sudah siap dan berada dilantai lima untuk menemani ibu Venta ini"...Priscapun kembali memberi hormat dan tersenyum, Sampai akhirnya iapun segera berlalu meninggalkan Satria dan Venta.

"Iihh kau ini apa-apaan sih Satria, Kalau aku besok tidak kesini bagaimana"...Seru Venta sambil mencubit pinggang Satria.

"Akan aku tuntut butiq Alfonita berserta pemiliknya"...Seru Satria sambil terkekeh.

"Lhoo aku dong yang akan menuntutmu lebih dulu, Kan kau melakukan pemaksaan terhadapku"..

Satriapun tertawa dan langsung kembali memeluk tubuh Venta sambil terus berkata..."Yang dipaksapun kan mau"...Bisik Satria ketelinga Venta dengan lembut.

Akhirnya keduanya nampak saling cubit serta saling menjambak dengan lembut, Baik Satria dan Venta kini sudah tidak perduli lagi dengan pandangan serta perhatian orang yang banyak berlalu-lalang disekitar area gedung perkantoran tersebut. Satria dan Venta terus melangkah menikmati pengapnya udara sore kota Jakarta. Hingga akhirnya keduanya berhenti disebuah taman bunga..."Lhoo kau katanya lapar dan ingin makan sore, Mengapa sekarang malah ketaman ini"...Tanya Satria bingung.

"Terserah aku dong, Jika kau tak mau menemani,, Aku akan pulang saja"...Seru Venta kepada Satria.

Satriapun tersenyum iapun semakin erat menggenggam tangan Venta..."Ok tuan putri akan aku turuti semua keinginanmu"...Balas Satria sampai akhirnya keduanya nampak hanya berputar-putar saja ditaman bunga tersebut. Akan tetapi meski begitu apa yang dirasakan oleh Venta adalah sesuatu anugrah yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Seolah ada beban bhatin yang terlepas dari jiwanya. Ventapun semakin nyaman bersama Satria, Meski malam telah menjelma keduanya nampak tak ingin begitu saja mengakhiri kebahagian yang telah menyelimuti keduanya, Hingga seminggu telah berlalu, Akhirnya Satria dan Venta melangsungkan pernikahan keduanya nampak bahagia, Kini baik Alfonita Butiq dan Ds Entertainment keduanya nampak menyatu menjadi 'Salfonita Entertainment'..



~ The~End ~

Comments

  1. Satria itu ganjen ya, baru juga nolong bantuin venta betulin mobil sudah ganjen langsung main grepe-grepe di kantornya ketika venta datang.πŸ˜†

    Aku curiga pas betulin ban nya itu Satria nyopot baut yang ada di tangki bensin biar bensin mobil venta habis, sementara bensin mobil Satria yang mau habis jadi full lagi, kebetulan cuaca hujan jadinya ia tidak lihat akal bulus nya.πŸ˜„

    ReplyDelete
    Replies
    1. kirain aku pas satria nyuruh venta ambilin ban...ventanya kuat njunjung tuh ban sendirian dong ahahhahahaha

      Delete
    2. Kayaknya yang kuat njunjung ban mobil atau traktor mah bukan venta tapi Nita.πŸ˜†

      Kaboooorrr πŸƒπŸƒπŸ’¨

      Delete
    3. ga bisa laaaa

      badan nita kan kecil, yang ada ntar aku ketindihan ban hahhahahaha

      Delete
  2. woooowww Mbul mata belo

    dalam 2 hari berhasil dijinakkan ternyata pemirsa hihihihi

    abis digantiin baut tuh ban mubil langsung lesehan maem pecel ayam (apa pecel lele ya) di warten, uda gitu dinyanyiin lagu (btw judul lagunya sapa tuh Kang), seorang Venta yang semula pemarah ini langsung luluh meski di luar tetep jaim dan jual mahal ke Satria...

    eh tapi aku tiap kali ada adegan Satria ketawa Hahaaaaaaaa!!! entah kenapa langsung kebayang orang aslinya dan otomatis bikin ku ketawa ngakak juga....bener tuh kata venta ketawanya kayak nyindir hihihihi...

    sampai akhirnya pas mau kolab ds entertainment deng butik Alfonita,l Venta pun berinisiatip mengambil tagihan yang belum cair sebanyak 30 jeti rupiah yang dipikirnya DS Entertainment miliknya Herman Lee dan Nyonya Ningsih yang kemaren baru aja anniversarian. Tapi ternyata pas udah menuju ke meja boss, seringai tawa Hahaaaa yang khas itu menyambut Venta di meja kantor dan itu membuat Venta shocked sekaligus kaget???

    Satria? Ternyata kau adalah boss dari Ds entertainment?

    Ya ya...ven...aku sudah mengatur semua ini dan menelusuri latar belakangmu dengan berpura pura menjadi fotografer freelance agar bisa mendekatimu. Aku swdang mencari seorang istri. Will you marry me Ven...kalau tidak aku tidak akan melepaskan dekapan dan ciuman di tengkuk ini....ucap Satria sambil bertubi tubi melakukan aksinya secara brutal hahahaha...

    Venta pun tidak bisa berkelit akhirnya doi mau menerima selingkar cincin di jari manisnya setelah sebelumnya gelang di kakinya kemaren ogah dipasangkan satria pas copot tatkala ia lagi berantem dan menendang satria di toko kede bunga Khanif wkwkwkkw

    dan setelahnya keduanya pun berpacaran menuju jenjang pernikahan dengan janji manis penghibahan selurut aset milik satria untuk bisa dipimpin langsung oleh bu boss baru untuk seterusnya

    beydewey...satria di sini umurnya berapa tuh Kang, kan Bu ventanya uda tigo limo tahun hihihi...

    menarik nih kang satria...
    happy ending (´∧Ο‰∧`*)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Harusnya jangan happy ending dulu ya mbul, venta kawin dulu dengan Herman baru dengan satria.πŸ˜„

      Delete
    2. Biar dapat second nya aja ya setengah pakai 🀣🀣

      Delete
    3. husss kok malah pada bikin skenario sendiri hahhahahha...

      sutradaranya kenapa ga bales komen kita ya? πŸ€­πŸ€”πŸ™„

      Delete
    4. Sutradaranya lagi sibuukkkk!! Buukk!! Buuukkkkl!!!..πŸ™„πŸ™„πŸ˜†

      Delete
  3. Lumayan ekstrim ada adegan derek2 mobil pakai motor, dan pas depan warteg talinya belum di lepas, kupikir waduh bakal keseret nih motornya kalau tiba2 Venta bawa mobil, hihi.

    I like adegan romantis pas pasangin gelang ke kaki saat bersamaan kembang api muncul di langit, tapi sayangnya di warteg, coba di resto pinggir pantai losari di makassar hihi.

    Btw saya hitung2 sekitar 3x ada adegan yg tiba2 memeluk, di Venta ini, terus sama cewe di solo yg pke she cologne terus sama boss di telkom speedy, terus sama gadis di binjai, terus sama anak dosen, haha..

    Yah the end, ayo bikin baru lagi gan πŸ˜…

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayaknya selain meluk venta, kang Satria juga meluk Herman dan jaey.😁

      Kaboorrr πŸšΆπŸƒπŸ’¨

      Delete
    2. Kabooor juga ah πŸ˜… πŸƒ‍♂️πŸƒ‍♂️πŸƒ‍♂️

      Delete
    3. uda ga bisa kaboor semua, uda dihadang sama polwan mbul di depan hahahhahah

      Delete
  4. Wah aku nyasar di tempat ini, kerren d iringi lagu baca novelnya πŸ˜€

    ReplyDelete

Post a Comment

TERIMAH KASIH SUDAH MELUANGKAN WAKTUNYA KEBLOG YANG UHUUKK!! EEHEEEMMM!!


Popular posts from this blog

Cerpen : Cermin Kematian

~CERPEN : Cermin~Kematian~ Malam semakin larut Manda masih berdiri didepan cermin besar yang ada dikamarnya, dadanya berdesir, Manda takjub melihat wajahnya sendiri di cermin. Serupa benar dengan wajah seorang putri, katanya dalam hati. Ya, kau memang cantik, Manda. Wajahnya tersipu mendengar pujian itu. Pipinya merona. Merah muda. Ia tersihir oleh bayangannya sendiri. Bayangan ketika ia masih berada pada masa empat puluh tahun lalu. Wajahnya cerah, berseri-seri. Setengah terpana melihat kecantikannya sendiri. Rambutnya panjang, berwarna hitam kecokelatan, berkilat, bergelung seolah ombak. Dahinya licin. Matanya bulat, berbinar-binar. Hitam pekat seperti langit malam. Dikedip-kedipkannya matanya, hingga ia perhatikan bulu matanya yang tebal dan lentik. Tebal serupa alisnya yang melengkung menaungi sepasang matanya yang indah itu. Diturutkannya telunjuknya, dari hulu hingga muara alisnya. Cantik sekali dirimu, Manda membatin. Ya, kau memang cantik, Manda. Hidungnya,

Li-Fi Teknologi Pengganti WI-FI

Hallo sobat blogger gimana nih masih pada semangat ngeblog? Atau udah pada ogah-ogahan.πŸ˜πŸ˜πŸ˜‚ Karena adsense sepi, yaa apapun itu kita harus tetap bersyukur, meski adsense sepi masih banyak rezeki yang lainnya iyaa nggak.😊 Ok kita langsung saja ketopik pembahasan tentang teknologi Lifi yang katanya nantinya akan menggatikan Wifi, Dan Menurut rumor yang beredar Lifi lebih hebat dan cepat ketimbang Wifi. Seperti apa berikut penjelasannya dibawah ini.πŸ‘‡ Wi-Fi menjadi teknologi transfer data yang sudah familiar digunakan oleh banyak orang saat ini. Namun seiring dengan perkembangan teknologi yang berjalan begitu cepat, kehadiran Wi-Fi bakal tergeser oleh Li-Fi. Apa itu Li-Fi dan bagaimana cara kerjanya? Bagi sebagian orang mungkin masih asing dengan istilah Li-Fi. Li-Fi digadang-gadang sebagai teknologi baru jaringan nirkabel yang bakal menggantikan Wi-Fi. Teknologi ini kelebihan dan keunggulan dibandingkan dengan Wi-Fi sebagai media transfer data. Oleh karena itu, Anda pe

Telat Mencabut

Kesibukkan bekerja membuat Agus lupa akan kesehatan tubuhnya hingga akhirnya ia harus dilarikan kerumah sakit terdekat karena sakit. akibat kurang teratur makan. Tiga hari kemudian teman kerjanya yang bernama Khanif datang menjenguknya, dan kebetulan memang hari itu tepat waktunya untuk jam kunjungan membesuk pasien. "Sorry banget Gus baru hari ini gue bisa datang membesuk luh kerumah sakit"... Kata Khanif teman kerjanya. Berhubung Agus orangnya sabar dan pemaaf meski baru sembuh dari sakitnya ia mencoba tersenyum kepada Khanif... "Nggak masalah Nif, nggak usah dipikirin toh hari ini luh sudah bertemu gue". "Eehhhmm, anu Gus, gue juga minta maaf, karena membesuk luh nggak bisa membawa apa-apa, soalnya gue juga baru sembuh dari sakit gigi Gus". Agus kembali tersenyum... "Aah! luh nggak usah sungkan-sungkan Nif sama gue, luh datang gue juga udah senang". Suasana menjadi hening sejenak sampai akhirnya Khanif kembali berbicara