Detak sang waktu yang terus berjalan semua merubah segalanya, Namun kau tetap kokoh dan semakin rimbun dengan dahan-dahanmu yang kian menghijau. Dahulu kau banyak memberi arti bagi jiwa ini, Hingga terbentuklah serangkai kata cinta saat semua terucap kau tetap jadi saksi bisu dengan sentuhan daun dan bunga-bungamu yang jatuh berguguran ketanah merah. Kini aku kembali bersamamu meski aku tahu semua telah berubah, Kau semakin besar dan rimbun namun kesetianmu tetap tak pernah berubah, Kau kini kembali menjadi saksi bisu dalam diujung rindu ini. Meski aku tak bersamanya lagi, Namun dahulu bersamanya aku tak pernah ragu beribu-ribu cinta aku dapatkan walau semuanya harus berakhir pada tempat yang berbeda. Wahai kau pohon kersen nan rindang serta kokoh kau tetap abadi jadi saksi bisu dalam kesyahduan jiwa yang yang selalu perlu pelipur lara. Wahai kau pohon kersen, Buah, Dahan serta bungamu yang selalu jatuh ditanah merah, Sisa semuanya yang tak termakan burung burun...