Skip to main content

Cerbung : Embun Asmara

~ Embun~ Asmara ~




Cerita Ini Hanya Fiktip Dan Bualan Belaka

Satu persatu peralatan kerja dari laptop, Buku, Hingga tas dimasukan kedalam mobilnya oleh seorang wanita bernama Vina Alfonita Atau biasa dikenal dengan sebutan Venta, Setelah tidak ada lagi yang tertinggal iapun masih sempat merapikan riasan pada wajahnya selang beberapa menit pintu garasi halamannya ia buka. Perlahan tapi pasti mobilpun ia mundurkan dengan teratur, Wanita berusia 35 tahun itu nampak sedikit membuka senyum pada ibu-ibu yang usianya sebaya dengan dirinya meski sering mendapatkan tanggapan dingin iapun tak pernah memperdulikannya, dirinyapun sangat maklum dengan para tetangga dilingkungan rumahnya. Karena kebanyakan para tetangga rumahnya yang seusia dengannya jika pagi hari pastinya disibukkan dengan yang namanya mengurus suami, mengajak bermain sang anak, Hingga mengatar sang anak kesekolah atau sibuk berkutat memasak didapur. Memang sudah menjadi hal umum bagi kodrat seorang wanita pada usia tersebut. Namun semua itu tidak berlaku bagi dirinya yang menyandang status sebagai 'Perawan Tua', Meski kecantikan yang dimilikinya mampu bersaing dengan gadis-gadis belia, Akan tetapi gelar yang ia dapatkan sebagai Perawan Tua tidak bisa dipungkirinya dilingkungan tempat ia tinggal. Kesibukkan salah satu cara yang Venta lakukan untuk menghilangkan rasa sepinya, Bahkan sampai ia kembali dari aktifitas mengurus Butiqnya, Dirumahpun ia tetap melakukan hal yang sama, Dari membersikan dalam rumahnya, Menyapu halaman serta memasak sesuai yang ia butuhkan.

Meski demikian Ventapun tetap bersyukur dengan apa yang sudah ia alami hingga detik ini. Dirinyapun juga tak pernah menyalahkan orang tuanya, Yang sejak Venta masih usia Abg melarangnya untuk berpacaran. Karena bagi orang tuanya belajar demi masa depan sudah barang tentu akan mempunyai karier yang cemerlang. Meski pada akhirnya sebuah Karier yang telah Venta raih membuatnya lupa akan kodratnya sebagai seorang wanita. Dan sejak itu hidupnya terbiasa tanpa seorang pria, Walau terkadang dalam lamunannya sering terbersit mendambakan seorang pria untuk pelindung dirinya, Atau tempat untuk berbagi dan mencurahkan segala isi hatinya manakala ia sedang jenuh dengan yang namanya sebuah pekerjaan atau kariernya. Karena sebagai wanita normalpun Venta tak munafik dengan hal yang berhubungan dengan cinta dan asmara. Namun karena fakta serta kenyataannya belum pernah terwujud, Ventapun selalu mengkesampingkan hal tersebut. Semuanya hanya sebuah angan-angan semata yang entah kapan bisa terwujud atau terjadi pada dirinya.

Kota Jakarta pukul 9.30 Seorang Konsultan yang bernama Herman Lee nampak memasuki sebuah biro model dan periklanan yang bernama DS Entertainment, Sebagai seorang Konsultan dikantor tersebut Herman nampak murah senyum, Baik kepada para Fotomodel, Crew dan karyawan lainnya. Setelah berada didalam gedung biro model tersebut Hermanpun langsung menemui seseorang dilantai lima.

"Selamat pagi tuan Satria"...Sapanya dengan tenang.

"Pagi juga pak Herman, Silahkan duduk ada yang ingin saya bicarakan kepada anda"...Kata pria yang bernama Satria tersebut.

Hermanpun menarik kursi, Setelah ia duduk barulah kemudian ia bicara kembali..."Apakah yang ingin tuan bicarakan perihal liburan tuan yang selama enam bulan itu"...Balas Herman.

"Kau betul pak Herman, Liburanku kali ini cuma tidak terlalu jauh, Yaa masih dekat dari kota Jakarta, Yaitu kota Bogor, Dan selama aku berpetualang disana aku akan menekuni hobi Fotographerku yang sudah hampir setahun terlupakan"...Kata Satria dengan santai.

"Lhoo kenapa hanya kekota Bogor tuan, Kenapa tidak keluar negri saja, Biar punya kesan kenangan yang menarik".

"Aahh itu terlalu berlebihan pak Her, Aku cuma ingin menikmati alam saja dan memotretnya menjadikan suatu hasil karya yang menarik, Selebihnya siapa tahu dari hasil memotret aku bisa menemukan tambatan hati"...Seru Satria sambil terkekeh.

Haaaahaaaa!! Tawa Herman..."Tuan ini aneh yaa, Apa hubungannya hobi memotret dengan mencari pasangan. Dan kalau cuma sekedar mencari pasangan, Bukankah tuan Satria punya model-model cantik dikantor ini, Kenapa tidak memilih salah satu dari mereka"...Seru Herman masih sambil tertawa.

"Yaa mungkin kau benar, Tetapi entah mengapa aku tidak tertarik dengan mereka, Dan dikantor ini mereka bekerja aku sebagai pimpinan tak mau mengganggunya, Terlebih sampai ada skandal antara pimpinan dengan para Foto model wanitanya sendiri. Waah bisa repot itu pak Her"... Balas Satria kembali.

"Mungkin ada benarnya yang tuan Satria katakan, Tetapi yaa sudahlah kalau untuk urusan hal itu mungkin tuan Satrialah yang lebih tahu mana yang terbaik untuk diri tuan".

"Terima kasih pak Her, Tetapi bagiku yang terpenting aku lebih memfokuskan untuk menikmati hobi Fotographerku, Oiya mungkin nanti sore aku sudah meninggalkan kantor ini. Dan selama aku tidak ada pak Hermanlah yang menjadi pimpinan di DS Entertainment ini, Apapun urusan yang ada pada biro model kantor ini pak Herman berhak menentukan serta mengambil keputusan yang terbaik"...Seru Satria sambil tersenyum.

"Terima kasih atas kepercayaan tuan Satria kepada saya, Dan saya akan melakukan hal yang terbaik pula untuk kemajuan kantor kita ini"...Balas Herman dengan senang.

Satriapun kembali tersenyum kepada Herman dan beberapa menit kemudian iapun sudah berlalu meninggalkan kantornya. Untuk segera menikmati liburannya dikota Bogor.


~ ~ ~💞💖💞~ ~ ~


Kicau burung ramai bernyanyi tanda hari telah berganti pagi dikota Bogor nampak aura kesejukan terus menyelimuti, Seolah membuat para penghuni kota lebih senang memanjakan diri untuk terus tidur dan bermimpi. Disebuah trotoar jalan seorang pria justru nampak sangat asik menikmati keindahan suasana kota itu. Iapun tersenyum dan sambil sesekali memotret momen-momen menarik yang menurutnya pantas untuk diabadikan pada kamera yang menggantung dilehernya. Pria itupun terus melangkah senang mengikuti irama langkah kedua kakinya. Sampai pada akhirnya ia berhenti disebuah butiq pakaian yang bernama 'ALFONITA BUTIQ', Meski masih pagi akan tetapi para karyawan yang lebih dominan para kaum hawa tersebut, Sudah nampak bersiap-siap melakukan aktifitasnya sampai sore hari nanti. Tertarik akan keindahan butiq tersebut, Yang disamping kanan kirinya nampak berjejer toko-toko bunga yang menjadikan butiq tersebut punya daya pikat tersendiri bagi siapa saja yang memandangnya. Sang pria itu beberapa kali memotretnya, Bahkan saat sedang asik ia memotret dengan kameranya tiga wanita cantik keluar dari dalam butiq tersebut. Tiga wanita tersebut nampak tersenyum lalu berkata..

"Photo kami juga dong om"...Seru ketiga wanita tersebut sambil tersenyum genit.

Sang pria tersebut balas mengedipkan matanya, Dan langsung berkata..."Ok kamera action!!".

"Lagi om,, Sekarang photo kami dekat kolam air mancur yang penuh bunga itu yaa"...Kata ketiga wanita tersebut berbarengan.

Pria itupun semakin senang, Dan menuruti apa yang diinginkan dari ketiga wanita tersebut. bahkan ia terus membidikan kamera dengan berbagai macam gaya serta rasio pemotretan. Namun kala ia sedang asik membidikan kameranya sebuah mobil Honda Cr-v Putih nampak membunyikan klasonnya dengan keras serta berkali-kali. Mau tak mau konsentrasi sipria Fotographer itu jadi terusik, Akhirnya dirinyapun harus menyingkir dan mengambil acang-acang ulang. Tetapi sang pengemudi mobil itu lebih dulu membuka pintu kendaraannya dan langsung berkata kepada ketiga wanita yang menjadi obyek photo sang pria tersebut.

"Ferra, Miranda dan kau Ine, Jam berapa ini? Kalian disini itu saya suruh kerja, Bukan untuk bergaya bah seorang fotomodel"...Seru wanita berambut panjang dan berjas hitam serta berkacamata hitam pula.

Bagai mengerti apa yang diperintahkan, Ketiga wanita itu nampak pucat dan segera masuk kedalam butiq, Lalu ketiganya segera kembali dengan pekerjaannya masing-masing. Sang pria Fotographer itupun mencoba tersenyum ramah pada wanita berjas hitam tersebut, Ia nampak terpesona dengan kecantikan serta ketegasannya.

"Ooh pastinya Nona ini"....

"Cukuuup!!" Potong wanita berjas hitam tersebut.

"Saya peringatkan kepada anda, Lain kali jangan pernah mengganggu karyawan dibutiq ini"...Seru wanita berjas hitam tersebut dengan ketus.

"Lhoo ini tidak seperti yang nona bayangkan, Aku hanya Fotographer".....

"Diiaamm!!" Balas wanita berjas hitam itu kembali.

"Pasang telingamu baik-baik, Apun alasannya saya tidak perduli, Dan bukan urusan saya pula. Tinggalkan tempat ini sebelum kesabaran saya habis".

"Iya, Tapi sebentar saya akan"...

"Perrrgii!!"..

Karena tak diberikan kesempatan untuk menjelaskan, Akhinya pria itu memilih mengalah, Iapun meninggalkan 'Alfonnita butiq' tersebut. Meski dalam hatinya merasa jengkel dengan wanita berjas hitam yang menjadi pimpinan pada butiq tersebut. Seperti tak kapok pria itu tetap akan datang kembali untuk memotret disekitar area butiq dan sekitarnya. Namun apa yang dikatakan oleh pria Fotographer tersebut, Tak diperdulikan oleh wanita pemilik butiq, Wanita itu lebih fokus memilih memarkirkan kendaraannya kedalam butiqnya dan langsung masuk untuk melakukan aktifitasnya.

Sambil berjalan perlahan pria Fotographer itu nampak mengoceh kesal..."Huufs! Cantik-cantik mulutnya seperti singa".

Baru beberapa kali ia melangkah, Pria Fotographer itu dikejutkan dengan suara seorang yang memanggilnya..."Om! Kena omel yaa" Kata seorang pria penjual bunga.

Sang Fotographer itu nampak tersenyum dan segera menghampiri pria penjual bunga tersebut..."Yaa hitung-hitung sarapan pagi"...Balasnya sambil terkekeh.

"Maklum om, Semua orang disini sudah tahu kalau pemilik butiq tersebut galak seperti singa"...Balas sang penjual bunga.

"Oohh begitu, Eeh siapa nama anda, Aku Satria cuma seorang Fotographer jalanan, Boleh kita ngobrol-ngobrol sebentar"...Balas Pria yang ternyata bernama Satria itu.

"Nama saya Khanif om, Boleh om, Sambil minum kopi juga asikkan tapi ada bayarannya untuk makanan dan kopinya, Dan akan saya sediakan kalau om mau"...Seru penjual bunga yang bernama Khanif.

Satriapun tersenyum..."Ok bolehlah kau buat kopi serta makanannya nanti akan aku bayar, Kau tenang saja"...Kata Satria sambil mengambil kursi yang berada dekat tumpukan aneka macam bunga.

Pria bernama Khanif itu nampak senang dan gembira iapun bergegas kesebuah warkop yang berada disebelah kios bunganya. Tak berselang lama ia sudah kembali dengan membawa 2 gelas kopi berserta satu piring besar berisi aneka macam gorengan. Akhirnya keduanya ngobrol panjang lebar tentang lingkungan sekitar Khanif menjajakan bunga, Serta menceritakan tentang butiq yang pemiliknya sangat galak meski seorang wanita.

"Ooh begitu, Jadi butiq tersebut sudah hampir 5 tahun berada disini, Dan karena butiq itu pula mas Khanif bisa buka kios bunga disini"...Seru Satria sambil menikmati gorengan dan mensruput kopi hangat yang disediakan oleh Khanif.

"Betul om, Dan kios yang aku sewa inipun masih milik butiq tersebut"...Kata Khanif.

"Eeh kau tahu siapa nama pemilik butiq tersebut".

"Yaa nama butiq itu om".

"Maksudmu".

"Butiq itu bernama 'Alfonita', Itu nama belakang dari pemiliknya om, Namanya lengkapnya Vina Alfonita atau biasa dipanggil ibu Venta om"...Seru Khanif.

"Naah itu baru lengkap, Oiya mas Khanif mengapa wanita itu begitu galak apa ia sering dikecewakan oleh para lelaki"...Tanya Satria.

"Justru kebalikannya om, Lelaki mana yang berani dekat dengan ibu Venta, Makanya sampai sekarang ia jadi 'Perawan Tua', Atau mungkin ia tak suka dengan laki-laki"...Balas Khanif sambil terkekeh.

"Perawan Tua, Lho memang berapa usia ibu Venta mas Khanif"...Tanya Satria kembali.

"35 tahun om"

Satriapun nampak sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Khanif..."Tapi penilaianku ibu Venta itu usianya 27 atau 28 tahun mas Khanif".

"Yaa mungkin karena ibu Venta punya segudang kosmetik atau sejenisnya yang membuat ia awet muda, Karena selain butiq disana ada pula salon kecantikan, Konveksi khusus baju wanita dan lainnya"...Kata Khanif.

"Ooh begitu, Lalu apa benar ia tak suka dengan laki-laki".

"Kalau itu tidak tahu saya om, Hanya dugaan saja"...Balas Khanif sambil tertawa.

Satriapun ikut tertawa pula. Sejak itu antara Satria dan Khanif jadi semakin akrab, Bahkan Khanifpun tak ragu memberi informasi kepada Satria tentang Alfonita butiq dan pemiliknya yang lebih dikenal dengan sebutan ibu Venta. Kepada Satria, Khanifpun lebih suka bila Satria memanggil nama saja kepada dirinya.


~ ~ ~💞💖💞~ ~ ~


"Ajenk apakah pesanan pakaian pengantin untuk nyonya Sisca sudah siap? Kalau sudah coba kamu cek ulang lagi jangan sampai ada jahitannya yang cacat. Oiya nanti kau cek juga warna untuk bahan pakaian yang sudah habis dan kabarkan kepadaku secepatnya"...Begitu kata seorang pemilik butiq pagi itu, Tak lama berselang wanita yang bernama Ajenk nampak segera menuruti apa yang diperintahkan oleh wanita berambut panjang pemilik butiq tersebut. Selang beberapa detik sang wanita pemilik butiq tersebut segera keluar dari ruangannya yang berada dilantai dua, Dirinyapun segera menuju kelantai utama ruang tengah butiqnya yang berada dilantai satu. Sesampainya disana wanita pemilik butiq itupun kembali memanggil tiga orang anak buahnya.

"Ferra, Miranda, Ine...Apakah bahan-bahan untuk merias sudah kalian siapkan dimeja ruang salon kita, Jangan sampai telat yaa soalnya klien kita yang bernama nyonya Sonya akan datang siang ini bersama rombongan anak-anak sanggar tari untuk dirias dibutiq kita ini"..

"Sudah bu Venta, Kami hanya tinggal menunggu kedatangan nyonya Sonya saja"...Kata ketiga wanita tersebut berbarengan.

"Bagus kalau begitu,, Oiya dimana Nindy apakah ia sudah membeli beberapa rol benang untuk dikonveksi ruang jahit kita"...Tanya wanita yang bernama Venta kembali.

"Itu juga sudah bu, Sekarang sedang disusun sama Nindy sesuai untuk jahitan dan rajutan pertama yang masuk keruang konveksi"... Jawab ketiga wanita itu kembali.

"Ok terima kasih, Sekarang kalian bisa sedikit bersantai diruangan tata rias sambil menunggu kehadiran nyonya Sonya tiba"...Seru wanita pemilik butiq bernama Venta.

Ketiga wanita itu nampak tersenyum, Lalu tanpa banyak kata lagi mereka segera berlalu dari hadapan pemilik butiq yang biasa mereka panggil ibu Venta. Meski terkadang terlihat cerewet namun mereka tetap bangga punya pimpinan seperti bu Venta. Tegas, Perhatian dan mau memberi bonus lebih kepada setiap karyawan butiq yang ia kelola, Tanpa pernah membeda-bedakannya. Setelah anak buahnya berlalu wanita bernama Venta itu nampak tersenyum puas terhadap butiq yang ia kelola, Dirinya pun bisa sedikit santai karena apa yang telah dibutuhkan pada butiqnya telah terpenuhi, Baik untuk memenuhi keinginan klien maupun peralatan serta barang untuk kebutuhan butiq itu sendiri. Hingga siang menjelang sore butiqnya pun semakin banyak pengunjungnya bahkan terkadang Ventapun turun tangan untuk membantu para karyawannya jika memang perlu untuk dibantu.


~ ~ ~💞💖💞~ ~ ~


'Malam ini mata enggan terpejam Memandang wajah yang ku rindukan'

'Malam ini ku curahkan semua Segala hasrat yang terpendam'

'Malam ini kita bersama Satu atap di dalam bahtera'

'Jangan bicara tentang duka Kita bicara yang indah-indah saja'


Alunan musik dangdut gerobak itu terus mendayu-dayu mewarnai lingkungan kota Bogor. Meski hari sudah menjelang malam para pengamen dan biduan jalanan itu tetap semangat melantunkan tembang-tembang dangdut yang membawa kesyahduan, Tanpa ragu dan malu seorang pria tanggung nampak dengan penuh semangat meminta uang saweran kepada warga yang berada disekitar tempat ia melantunkan tembang dangdutnya. Disebuah rumah kontrakan yang disewanya seorang pria bernama Satria nampak asik terbawa suasana alunan musik dangdut tersebut, Dirinya pun tak ragu mengeluarkan uang saweran kepada pemuda tanggung yang memintanya, Sambil santai melepas lelah setelah melakukan aktifitas Fotographernya dijalanan Satriapun terus hanyut terbawa dalam khayalan alunan musik dangdut tersebut. Sambil menikmati alunan musik tersebut, khayalannya terus ia fokuskan pada sebuah photo seorang wanita yang diambilnya secara diam-diam dengan Kamera Dslrnya. Dirinya pun nampak tersenyum-senyum sambil sesekali menggoyang-goyangkan jempol kakinya. Pandangan matanya terus memperhatikan wajah cantik berambut panjang itu..."Heem butiq serta pemiliknya seperti bersatu padu menjadikan sebuah keindahan yang nyata, Keindahan yang membuat siapun akan betah berlama-lama jika berada disana"...Begitu yang ada dalam pikiran alam khayalan Satria malam itu.

Satriapun masih terus memandangi photo wanita tersebut, Bahkan iapun semakin melebarkan senyumannya. Meski fakta dan kenyataan yang ia dapatkan tak seindah yang ia khayalkan, Akan tetapi entah mengapa dirinya selalu ingin terus bertemu dengan wanita pemilik butiq tersebut. Yang membuatnya terus terpesona dari awal berjumpa hingga sekarang. Tak ingin membohongi perasaan hatinya, Satriapun akan tetap terus kebutiq itu walau apapun yang terjadi. Hingga pada akhirnya dua ekor nyamuk yang berdengung ditelinganya menyadarkan Satria dari lamunannya. Iapun segera bangkit dari kursi teras rumah kontrakannya untuk masuk kedalam kamarnya, Meski sudah berada didalam kamarnya Satria tidak langsung tidur, Iapun kembali mengambil beberapa lembar photo wanita yang bernama Venta, Dipandanginya satu persatu photo wanita yang bernama Venta dengan gaya yang berbeda-beda, Sampai akhirnya ia memilih satu photo untuk ditempel pada dinding kamar kontrakannya. Sambil merebahkan tubuhnya diatas ranjangnya ia kembali tersenyum untuk yang kesekian kalinya apa bila memandang photo wanita yang bernama Venta, Dalam hatinyapun ia kembali berkata.

"Liburanku kali ini tak sia-sia, Dan hobi Fotographer yang sedang kujalani seperti mengantarkan aku untuk bertemu dengan Venta. Apapun yang terjadi aku harus bisa memiliki Venta seutuhnya".

Sambil terus memandangi photo wanita yang bernama Venta akhirnya Satriapun tertidur hingga hari berganti pagi. Iapun bersiap-siap kembali mengunjungi butiq dimana dirinya bisa dapat bertemu dengan wanita yang selalu membuat hatinya selalu rindu ingin berjumpa. Pukul sembilan pagi motor Trail biru yang dikemudikan Satria akhirnya berhenti tepat didepan butiq yang bertulisan 'Alfonita', Satriapun telah siap dengan Kameranya untuk memotret, Moment-moment yang menurutnya menarik, Meski dalam hatinya wanita bernama Ventalah yang ia harapkan. Jepretan demi jepretan pada kameranya terus ia arahkan agar mendapatkan hasil gambar yang menarik. Satriapun tidak perduli dengan kondisi butiq yang pagi itu cukup ramai oleh para pengunjung, Karena menurutnya keramaian butiq tersebut bisa jadi hal yang menarik untuk moment dunia Fotographernya.

Sementara didalam butiq nampak seorang wanita bernama Ajenk sedang menyambut para pengunjung yang keluar masuk dipintu utama butiq tersebut..."Terima kasih, Selamat datang kembali dibutiq kami ini, Semoga anda puas dengan layanan yang ada disini"...Begitu kata wanita yang bernama Ajenk, Selain memberi salam serta sambutan kepada pengunjung yang datang kebutiq tersebut, Ajenkpun kerap memperhatikan pria yang sedang asik dengan kameranya yang selalu terus mengarah kedepan butiq tepat dimana ia sedang berdiri..Dengan pembawaan tenang Ajenkpun terus memperhatikan pria tersebut dari balik jendela butiqnya, Sampai sepuluh menit telah berlalu bu Ventapun datang menegurnya secara mendadak.

"Kau sedang memperhatikan apa Jenk"...Tanya Venta sang pemilik butiq.

"Nganu bu, Pria misterius berkamera itu datang lagi"...Balas Ajenk dengan tenang, Mendengar hal itu Ventapun langsung ikut melihat apa yang telah Ajenk perhatikan dari balik jendela butiq. Dari sebelum dirinya datang, Ventapun nampak kesal, Pandangan matanya langsung melotot besar, Hingga detik berikutnya Venta sudah keluar dari pintu utama butiqnya untuk menegur pria Fotographer tersebut, Yang menurutnya sangat mengganggu aktifitas yang sedang berlangsung pada butiq yang ia kelolanya.

Saat Satria sedang asik mengarahkan kameranya kelantai dua butiq tersebut, Tanpa ia sadari wanita bernama Venta sudah berdiri dihadapannya sambil berkacak pinggang..."Masih berani datang kebutiqku ini, Dan belum kapok? Apa harus kuhancurkan dulu kameramu baru mungkin kau sadar akan perbuatanmu itu"...Seru wanita bernama Venta penuh dengan emosi.

Satria yang sedang mengarahkan kameranya nampak kaget manakala wanita yang bernama Venta sudah berada dihadapannya, Iapun segera menjaga jarak dan bersiap akan kemungkinan yang akan terjadi terhadap dirinya..."Eehh oohh! Anu nona aku tak bermaksud buruk terhadap butiq yang kau kelola, Dan aku hanya ingin mempopulerkan butiqmu dalam bentuk sebuah karya seni sebuah photo"...Kata Satria yang langsung sigap akan segala kemungkinan yang terjadi.

"Aku tak butuh itu semua, Lekas berikan kameramu biar kubakar sekalian"...Seru wanita pemilik butiq yang bernama Venta, Ia pun segera merampas kamera yang menggantung dileher Satria, Namun Satria segera mengelaknya, Tetapi wanita bernama Venta itu terus memburunya dan tak memberi kesempatan kepada Satria. Tak ingin kameranya dirampas untuk yang kedua kalinya Satriapun segera memegang tangan wanita yang bernama Venta itu. Tarik-menarikpun tak bisa dihindari, Namun bagi Satria hal itu sangat menyenangkan karena atas kejadian itu ia dapat memegang tangan wanita yang bernama Venta itu bahkan bisa semakin dekat melihat wajah cantiknya.

"Aduuuhh! Sabar nona, Kita bicara baik-baik saja, Masa kameraku harus dirusak, Lalu bagaimana dengan nasibku nanti tanpa kamera ini"...Seru Satria sambil terus memegang tangan Venta seperti tak ingin melepaskanya.

"Bukan urusanku, Lepaskan taangankuu!!"...Bentak Venta kembali sambil berusaha menarik tangannya yang terus dicengkram oleh Satria.

Satria masih berusaha memegang tangan Venta, Meski ia terus memberontak, Bahkan posisi Satria kini hampir memeluk sebagian tubuh wanita bernama Venta itu, Perseteruan antara Satria dan Ventapun akhirnya banyak mengudang perhatian orang yang berlalu-lalang disekitar tempat itu. Hingga akhirnya Ajenkpun datang melerai keduanya.

"Hentiikaaan!,, Bung sebaiknya anda tinggalkan tempat ini, Dan jangan pernah memotret atau datang kembali kebutiq ini"...Seru Ajenk sambil berusaha mengajak ibu Venta masuk kembali kedalam butiq.

Setelah Satria melepaskan cengkramannya kesempatan itupun tak disia-siakan oleh Venta untuk menampar wajah Satria...Plaakk!! Tamparan itu telak mengenai wajah Satria, Namun seperti menikmati tamparan itu, Satria hanya membalas dengan tersenyum sambil berkata..."Aduuh! Nona jangan marah-marah terus nanti cepat tua lhoo!"...Sindir Satria.

"Kurang ajar kau berani-beraninya menyentuh tubuhku"...Balas Venta masih dengan penuh emosi.

"Sudahlah bu, Tak usah terus dilayani pria itu"...Kata wanita bernama Ajenk sambil berusaha menenangkannya.

Detik berikutnya Ajenk segera menghampiri pria sang Fotographer itu..."Pergilah dan ingat jangan pernah kembali ketempat ini lagi, Cari tempat lain saja jika hanya untuk memotret"...Seru Ajenk mencoba tenang.

"Ok terimah kasih, Maaf bukan aku yang memulai perseteruan ini"...Balas Satria sambil tersenyum, Iapun bergegas meninggalkan butiq tersebut menuju motor yang diparkirnya diujung jalan.


~ ~ ~💞💖💞~ ~ ~


Setelah terjadi perseteruan antara Satria dan Venta, Suasana dibutiq itupun kembali hening. Ajenkpun berusaha menenangkan majikannya yang juga selaku pimpinan dibutiq tersebut..."Seharusnya ibu tak perlu berlama-lama melayani pria tersebut, Agar tidak membuang waktu dengan percuma"...Katanya dengan tersenyum.

"Aku jengkel Jenk, Sejak dari awal melihatnya. Kaukan tahu sendiri aku tak suka ada pria yang suka tebar pesona dibutiqku ini"...Balas Venta masih dengan wajah cemberut.

"Lho kok tebar pesona bu, Bukankah pria itu hanya memotret".

"Ia tapi sama saja itu dengan tebar pesona"...Kata Venta kembali.

Haaahaaaa! Tawa Ajenk..."Ibu ini aneh,, Eehh tapi melihat perseteruan ibu dengan pria itu, Entah mengapa aku seperti melihat pasangan suami istri yang sedang bertengkar, Kayanya ibu cocok deh dengan pria itu"...Seru Ajenk sambil menggoda Venta.

"Haah!, Kau ini kenapa jadi ngaco begitu sih jenk,, Jangan-jangan dirimu sudah bosan yaa dengan suamimu, Dan kau tertarik dengan pria tak jelas itu".

Ajenkpun semakin melebarkan senyum serta tawanya..."Lho kok aku bu, Aku orang yang setia terhadap suami lho bu, Yang aku bicarakan ini, Kan tentang ibu dan pria itu. Dan sebentar lagi tahun baru lho bu, Yaa siapa tahu".....

"Aaajjeennkk! Stop", Kata Venta dengan wajah nampak memerah.

"Aahh! Sudahlah, Lebih baik kau urus saja pekerjaanmu sana Jenk"..

"Lhoo benarkan yang aku katakan bu,, Aku doakan semoga ibu cepat menikah yaa, Entah sama yang lain atau sama pria yang habis berseteru tadipun lebih cocok sepertinya".

"Huuu! Siapa pula yang mau sama pria tak jelas itu, iihh amit-amit".

"Huuss!, Nanti kualat lho buu".

"Aah sudahlah Jenk, Aku lagi tak memikirkan masalah perjodohan ataupun cinta, Oiya nanti sore kau ikut aku untuk mengantar pesanan pakaian nyonya Sonya".

"Ok buu! Tenang saja,, Urusan perjodohanpun aku siap membatu"...Seru Ajenk dan akhirnya iapun berlari meninggalkan ibu Venta dengan senyum serta tawanya. Sedangkan Venta pemilik butiq itu hanya geleng-geleng kepala sambil cemberut.

Ditempat yang berbeda setelah meninggalkan Alfonita butiq Satria hanya berputar-putar saja dengan motornya, Setelah hampir setengah jam iapun kembali lagi ketempat dimana ia berseteru dengan wanita pemilik butiq yang bernama Venta. Kembalinya Satria ketempat itu bukan untuk ke Alfonita butiq, Melainkan ketoko bunga milik Khanif, Orang yang telah ia kenalnya beberapa minggu yang yang lalu. Setelah memarkirkan motornya Satriapun langsung masuk ketoko bunga tersebut..."Khaniiff!"...Panggilnya dengan suara lantang.

"Waaduuhh! Om, kenapa kesini lagi? Sudahku bilang wanita itu galak seperti singa, Kau masih tak percaya juga, Akhirnya kau kena batunya jugakan"...Kata Khanif mencoba menasehati Satria.

"Aah kau tenang saja Nif, Justru aku senang dengan kejadian seperti tadi, Maka dari itu aku kembali lagi"...Balas Satria sambil tersenyum.

"Lalu kau mau apa ketempatku ini, Kalau bu Venta tahu aku bisa kena batunya juga seperti yang kau alami pagi tadi, Dan dikiranya aku bersekongkol denganmu"..

"Aku ingin memesan bunga kepadamu dan setelah itu kau kirim kepada bu Venta yaa".

Mendengar itu Khanifpun nampak kaget dan tegang..."Aah, Kau sudah gila om, Tidaak! Aku tak sanggup kalau untuk hal itu, Dan pacarku Miranda bekerja pada ibu Venta bisa runyam urusan ini om"...Seru Khanif.

"Ooh Miranda itu pacarmu, Lalu mengapa kau tak bersamanya?" Tanya Satria.

"Itu dia masalahnya om, Aku bertemu selalu dirumahnya tidak pernah ditempat ini, Karena selalu kena omel sama ibu Venta dan sejak itu aku kapok untuk menemui Miranda, Terkecuali dirumahnya".

Haaahaaa tawa Satria..."Khanif-khanif! Eh ini tidak ada hubunganya dengan pacarmu Miranda, Aku hanya memesan bunga kepadamu dan untuk mengirimnya kau bisa memakai jasa kurir. Kau tenang saja masalah biayanya".

"Iyaa tapii om"...

"Sudahlah kau tak perlu khawatir aku akan bertanggung jawab atas semuanya"...Seru Satria sambil meyakinkan Khanif.

Dan sejak saat itu setiap pagi Alfonita butiq selalu mendapat kiriman bunga tanpa ada nama sang pengirim, Pada bunga tersebut hanya bertuliskan 'Untuk Ibu Venta Ditempat' kehebohanpun sedikit terjadi karena hampir setiap hari kiriman bunga itu datang, Awalnya pemilik butiq yang bernama Venta bersikap biasa saja, Karena menurutnya mungkin itu kiriman dari klien yang merasa puas dengan pelayanan butiq yang ia kelolanya atau klien yang kagum terhadap butiq serta dirinya. Namun karena hampir setiap hari kiriman bunga itu selalu datang untuknya iapun mulai curiga dan merasa penasaran siapa pengirim bunga tanpa nama tersebut. Bahkan hari ini sudah ke 7 kalinya bunga itu datang untuk dirinya.

"Jenk kau tahu siapa pengirim bunga tanpa nama yang setiap pagi selalu datang untukku"...Tanya Venta kepada Ajenk.

"Tidak bu, Soalnya kurir yang mengirimnya dan iapun tak tahu menahu, Hanya disuruh mengirim dari toko bunga"...Balas Ajenk dengan tenang.

"Ooh begitu, Heem sudah kuduga siapa lagi kalau bukan pria kurang ajar itu, Dan kalau aku perhatikan rancangan bunga ini tidak jauh berbeda dengan toko bunga yang dikelola si Khanif".

"Kalau masalah bunga itu tak penting bu, Yang terpenting sekarang ternyata ibu ada yang menyukai, Aku malah turut bahagia"...Kata Ajenk sambil tertawa senang.

"Kau ini ngeyel yaa kalau aku bicara serius Jenk"...Seru Venta kesal.

"Lho aku serius bu, Yang terpenting sekarang nikmati saja jika ada cinta yang datang menggoda, Dan tak usah dipusingkan"...Seru Ajenk dan segera meninggalkan ruang kerja yang ditempati wanita bernama Venta.

"Heeii aku belum selesai bicara denganmu Jenk".

"Pekerjaanku menumpuk bu"...Balasnya sambil terkekeh.

"Huufs!! Menyebalkan"..


~ ~ ~💞💖💞~ ~ ~


Matahari telah condong kebarat bertanda sorepun telah menjelang. Karyawan butiq Alfonita nampak sudah berkemas-kemas untuk pulang ketempatnya masing-masing. Suara langkah kaki bersepatu jelas terdengar memasuki sebuah ruangan.

"Ibu memanggil saya"...Tanya seorang wanita muda.

"Duduklah Miranda ada yang ingin aku bicarakan denganmu"...Kata seorang wanita yang bernama Venta.

Tak lama berselang wanita bernama Venta langsung bicara kepokok permasalahannya..."Miranda kau tahu bunga yang aku pegang ini rancangan dari pacarmu Khanif".

Miranda nampak menggeleng lalu iapun berkata..."Waah kalau urusan bunga saya tak tahu menahu bu"...Balasnya nampak bingung.

"Jadi Khanif pacarmu tak pernah cerita bawa ada seorang yang membeli bunga ditokonya, Lalu menyuruh kurir mengirimnya kebutiq ini"..

"Tidak bu, Bahkan sewaktu kemarin saya bertemu dengannya mas Khanif tidak membahas tentang toko bunganya, Dan memang kami jarang membahas urusan pekerjaan sewaktu bertemu"...Kata Miranda.

"Yaa sudah kalau begitu kau boleh pulang".

"Baik bu, Tapi nanti aku akan tanyakan jika sudah dirumah"...Kata Miranda kembali.

"Ok, Tapi biar saja nanti aku yang akan menemui Khanif ditokonya".

"Baiklah kalau begitu aku permisi bu"...Mirandapun segera keluar dan langsung menuju pintu utama butiq untuk selanjutnya menuju pulang.

Satu persatu rangkaian bunga dibentuk dengan sedemikian menarik oleh seorang pemuda yang bernama Khanif. Tak hanya itu bunga yang telah ia rangkaipun kembali ia susun berderet dengan bunga yang lainnya yang terpampang indah didepan tokonya. Sedang asik merangkai bunga Khanif nampak sedikit terkejut kala sebuah mobil Honda Cr-v putih berhenti tepat didepan toko bunganya. Karena tak asing dengan mobil serta pengemudinya Khanifpun nampak resah, Akhirnya ia lebih berpura-pura menyibukan dirinya dengan menyiram bunga yang berada disamping tokonya. Dalam hatinya Khanifpun langsung berkata..."Waah bisa celaka dua belas gw nih"...Namun iapun mencoba tetap tenang.

"Khaaaniiiff!! Lekas kesini aku ingin bicara denganmu"...Seru wanita yang tak lain adalah ibu Venta.

"Oohh ibu, Yaa bu ada apa nih tumben mampir ketoko bungaku"...Balasnya berbasa-basi.

Wanita bernama Venta itu nampak memandangi Khanif dari ujung rambut sampai ujung kakinya, Dan tak lama kemudian barulah ia berkata..."Aku ingin bertanya denganmu, Aku harap kau berkata dengan sejujur-jujurnya. Ingat aku paling tak suka dibohongi"...Seru wanita bernama Venta itu.

"Ooh, Eeh! Masalah apa yaa bu"...Tanya Khanif berlagak pilon.

Wanita bernama Venta itupun menceritakan semua yang ia alami tentang pengirim bunga misterius yang selalu mendatangi butiqnya..."Nah Nif, Pastinya kau tahu siapa yang memesan bunga kepadamu lalu mengirimnya kebutiqku dengan menyuruh seorang kurir".

"Waah bu, Kalau itu saya tak tahu karena banyak pembeli yang datang ketoko bungaku dan bunga itu memang dari toko ini, Tetapi yang pesan bunga model seperti itu banyak juga bu"...Balas Khanif berbohong.

"Kau yakin dengan ucapanmu, Dan kau tahu akibatnya jika kau berbohong kepadaku"...Seru Venta dengan nada serius.

"Bee..tt..ul, Sa..y..a"..

"Khanif dengarkan aku, Bunga yang dikirim kebutiqku sekitar jam 8 pagi, paling telat jam 9 pagi. Kau membuka tokomu sekitar jam 7 pagi. Apa mungkin sepagi itu toko bungamu sudah ramai para pengunjung yang berduyun-duyun ketokomu".

"Bi...s.a..sa..j..a..Bu..unga itu dipesan sejak kemarin"...Jawab Khanif mulai panik.

"Kau pikir aku bodoh, Kalau bunga itu dipesan sejak kemarin, Tentu akan sedikit layu jika sampai dibutiqku. Tapi nyatanya bunga yang aku terima nampak segar alami".

"Tapi bisa saja"....

Cukup Nif kau pasti berbohong, Ok mulai besok aku akan menutup toko bungamu"..

"Jaanggan! Bu, Baa..ik, A..ku dipa..ksa"...

"Siapa yang memaksamu"...Seru Venta semakin kesal.


"A..n..u, Sa..m..a, Om Fotographer itu"...Balas Khanif semakin tegang.

"Sudah kuduga pasti pria kurang ajar itu, Ok Nif, Mulai sekarang kau jangan pernah mau dipaksa olehnya untuk mengirim bunga kebutiqku lagi mengerti".

"Iyaa bu, Aku tidak akan mau melakukannya lagi, Dan kalau bisa masalahnya ini jangan sampai Miranda tahu bu"...Seru Khanif memohon.

"Ok terima kasih Nif, Kau tenang saja semua akan baik-baik saja"...Kata wanita yang bernama Venta. Dan iapun segera berlalu meninggalkan toko bunga Khanif.

Sejak kejadian itu Khanif benar-benar merasa kapok, Iapun tak mau lagi jika ada orang yang mengorek-ngorek atau mencari info tentang 'Alfonita butiq' serta sang pemilik yang bernama ibu Venta. Selain toko bunganya yang mengontrak dengan ibu Venta, Semua itu Khanif lakukan demi hubungan dirinya dengan Miranda tetap terjalin. Karena Miranda kekasihnya juga bekerja dengan ibu Venta. Hingga beberapa hari kemudian setiap dihubungi oleh Satria Khanif tidak pernah mau mengangkatnya ponselnya, Sampai akhirnya Satriapun datang menemuinya ditoko bunganya.

"Jadi karena ibu Venta datang ketokomu dan ia marah-marah, Itu yang membuat kau kapok untuk mengirim bunga lagi kebutiqnya"...Tanya Satria kepada Khanif.

"Betul om, Dan jujur saja aku sudah tak sanggup membantumu lagi"...Balas Khanif.

"Apa dia mengancammu"...Tanya Satria kembali.

"Yaa,, Bahkan ingin menutup toko bungaku, Akhirnya aku cuma bisa pasrah dan mengakui semuanya, Maafkan aku om, Aku sudah tak mau lagi mengirim bunga ke butiqnya ibu Venta, Urusan cinta memang terkadang suka bikin runyam, Baiknya om urus saja sendiri, Dan jika om ingin bertemu dengannya lebih baik jangan ditempat ini atau dibutiqnya"... Kata Khanif kembali.

Haaahaaa..."Belum apa-apa kau sudah menyerah Nif, Tapi oklah aku tak akan memaksamu juga, Yang terpenting toko bungamu bisa jadi tempat untuk melepas lelahku setelah melakukan aktifitas Fotographer"...Seru Satria dengan tersenyum.

"Maafkan aku sekali lagi om".

"Yaa sudahlah Nif, Dan kau benar memang aku harus bertemu dengan Venta diluar tempat ini, Atau lebih jauh dari butiq miliknya".


~ ~ ~💞💖💞~ ~ ~


Sebuah mobil Honda Cr-v nampak melintasi jalan kota Bogor. Perlahan tapi pasti mobil itupun bersatu padu dengan kendaraan lainnya menerobos padatnya lalulintas jalan yang dilaluinya. Hingga akhirnya mobil itupun sampai pada perempatan jalan dan harus berhenti sejenak karena lampu merah lalulintas jalan yang mengharuskannya berhenti. Selang beberapa menit mobil itupun melaju kembali dengan kecepatan sedang, Tiba disebuah jalan yang tak begitu ramai yang akan mengarah kesebuah perumahan sebuah sepeda motor Trail biru memotong perjalanannya...Ciiittt!! baik mobil itu dan sepeda motor yang memotong jalannya saling menginjak pedal rem secara bersamaan. Merasa jalannya dihalangi pengemudi mobil Honda Cr-v putih itu nampak kesal dan segera turun dari kendaraannya. Terlebih sepeda motor penghalang jalannya ia kenali betul pengemudinya.

"Heeii apa maksudmu menghalangi jalanku pemuda pengecut!"...Bentak wanita yang tak lain adalah Venta.

"Maafkan aku jika menghalangi jalanmu, Ada yang ingin aku bicarakan kepadamu"...Balas Satria dengan tersenyum.

"Oohh! Begitu, Caramu berbicara dengan seorang wanita, Apa kau pikir pantas apa yang baru kau lakukan, Apa dengan cara begitu biar kau dianggap pria jantan"...Bentak Venta kembali.

"Kau betul, Memang caraku ini sangat kurang sopan, Tetapi jika aku menemui dibutiq, Pasti perlakuanmu hampir sama seperti sekarang ini"...Kata Satria.

"Ingat aku tak butuh berbicara denganmu, Termasuk tentang bunga yang kau kirimkan itu, Singkirkan motormu, Dan jangan pernah coba-coba mengikuti aku"..

"Venta dengar aku dulu, Maksu".....

"Cukuuup!!, Maaf aku tak suka berbicara hal tak penting, Kau sudah banyak membuang waktuku"...Seru wanita bernama Venta itu. Dan iapun segera masuk kedalam mobilnya lalu detik berikutnya mobil yang ia kemudikan sudah berjalan perlahan meninggalkan Satria yang masih sedikit terpaku, Meski kesal Satriapun mencoba menahan dirinya untuk bersabar. Hingga akhirnya iapun berteriak lantang dengan menyebut nama wanita yang ia harapkan bisa menjadi kekasihnya itu..

"Veenntaaa!, Aku akan selalu menemuimu...Veenntttaaa!! Aku mencintaimu"...Teriak Satria tak perduli banyak orang disekitarnya yang memperhatikan tingkah lakunya itu. Sedangkan wanita bernama Venta terus melajukan kendaraannya semakin cepat, Bulu kuduknya nampak bergidik kala mendengar pria yang bernama Satria itu mengatakan kata cinta kepada dirinya. Sampai akhirnya mobil yang ia kemudikan menghilang ditikungan jalan.



~ Bersambung ~

Comments

  1. uhukkk...wkwkwkwk...

    bentar...ini kayaknya yang pertama kali nyetusin tokoh miranda buat jadi pacarnya tokoh khanif di cerpen cerbung adalah gw deh harusnya gw dapat royalti nih wkwkkwkwk...

    ciyee ciye kang sat hahahaha..aku kebayang ama deskribsi tokoh ventanya ...biasanya cewek judes itu memang membuat penasaran kang, dulu gw judes juga sih wkwkwk...tapi Venta alias Vina Alfonita ini kelihatannya kalau dalam bayanganku cantik dan berkarisma ya, makanya seorang Satria yang Don Juan pun akhirnya takluk padanya, meski awal awal seperti singa, tapi kelihatannya hatinya baik dan menarik pula...makanya di umur yang kalau itungannya businesswoman segitu sih masih tergolong muda (kalau kataku) bisa ngediriin butik...eh bentar....ini kayaknya lagi promosi butik deh..beberapa kali katanya disebut wkwkwkwkwk

    itu ajenk kenapa tadi aku bisa salah mbaca ya hahahha...habis belakange nk...bukan ng sih wkwkwk

    ga sabar nunggu abis Satria teriak mencintai Venta di depan umum, akan semakin menjadi jadikah rasa sebal wanita tersebut kepadanya?

    dan apakah toko bunganya si khanjf akan ikut ikutan jadi korban, dan ia masih akan tetap bersama dengan asmi randaaaa kw 10000000000000...wkwkwkkwkw

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo mbul, kalo ke Jakarta jangan lupa mampir ke butik alvonita, ada promo menarik tiap jsm.

      Jsm, Jumat Sabtu Minggu.😄

      Nanti juga ada cashback nya lho plus gratis ongkir.😁

      Delete
    2. Betul mbul silahkan minta Royaltinya sama Khanif dan Agus mbul...Lumayan dapat Hadiah mobil merek Honda Mobilio.😊😊😊

      Eehh benar emang mbul cewek judes itu memang nyenengin..🤣🤣 Apa karena mantan gw judes2 jadi kebal yee..🤣🤣🤣

      Yaa betul mbul business-woman rata2 30 sampai 38 meski umumnya mentok di 36 kali yee..😆😆😆

      Skalian promosi juga mbul..😆😆😆😆😆

      Harusnya memang ENG...Tapi gw paling seneng kalau nulis ENG jadi ENK.😆😆😆😆

      Nahloo kira2 diterima nggak cinta si Satria mbul..😳😳😳

      Waah bisa jadi Khanif diusir mentah2 oleh bu Venta.🙄😲😳😳😳 KWnya banyak juga si Asmirandah yee..Kirain KW2.😆😆😆😆😆😆

      Delete
    3. @Agus....Itumah toko Oren atau Toko Hijau Gus ..😆😆🤣🤣🤣🤣

      Delete
    4. asyiikk dapat honda mobilio wkwkkwkw

      Kayaknya sih diterima tapi harus melalui perjalanan super panjang soalnya ga mudah menaklukannya hihihi

      kang satria ciri khas banget novel novelnya hihihi...aku suka bacanya, jadi larut gitu model gaya bahasanya....serasa aku nonton sinetron era era 90 an kang...aku lebih suka model percakapan orang jaman dulu ketimbang modelan sekarang hihihi...lebih kerasa romantisnyaa

      Delete
    5. mas agus...mbul kesini lagi sambil nginget inget judul lagu pengiringnya..yok tebak tebakan sapa yang nyanyi? hihi ...nicky astria kah?

      Delete
    6. Entahlah siapa yang nyanyi, yang jelas sih bukan Rhoma irama, apa mungkin Ida Laila ya.🤭

      Delete
    7. Yups betul mbul Niky Astria...Apa judulnya...😁😁😁 Jika bisa tebak akan mendapatkan hadiah Gigi emas dari Tuan Agus..😁😁😁

      Delete
    8. Bisa juga Elvi sukaesih yaa Gus..😁😁

      Delete
    9. mas agus mau kasih anting masnya buat bu henny kali kang sat, bukan buat mbul (´・ェ・`)

      Delete
    10. Bisa jadi mbul, Karena sewaktu ngenjot becak bu Heni selalu ngasih uang lebih ke Agus..🤣🤣🤣

      Delete
    11. o gitu...mbul boleh naik becaknya ga, tapi ga bayar hahahha

      ya udah mending mbul dengerin lagunya aja ah, yang romantis hihi

      judulnya apa ya...aduh lupaaa

      tapi aku suka lagu jadul
      lagu nicky astria, lagu rhoma, dan ida laila hehehe

      Delete
    12. Iyaa begitulah...🤣🤣🤣

      Ntar gw bikin cerbung 'Angan Cinta Penarik Becak' ...😊😊

      Delete
    13. Mata elang, bukannya itu julukan untuk polisi, kalo debt kolektor kayaknya bukan mata elang tapi mata duitan. 😆

      Delete
    14. Lho, aku tadi balas komentar nya Herman kenapa malah nyasar kemari.😱

      Jangan-jangan blog ini ada penunggunya.😆

      Delete
    15. Ada kang penunggunya suter Tiwi..🤣🤣🤣

      Delete
    16. Mbul: kita sama.. wkwkwk aku sempet salah baca tokoh ajenk karena akhirannya 'nk' apalagi pas diteriakin ajeeeenk, kayak abg berantem teriak anj.. haduh wkwkwkwk maaf

      Delete
    17. Huusss!! Jangan bilang kata Guguk..😆😆🤣🤣🤣🤣🤣

      Delete
  2. Cerbung rasa Novel 😅

    Keren gaya nembaknya, jumping2 di lampu merah pakai motor trail terus bilang cinta wkwk

    Akankah Venta menerima cinta Satria, tapi kalau dilihat dari karakter Venta sepertinya sang fotografer bakal berjuang keras untuk mendapatkannya, bakal sulit nih soalnya dikasi bunga gak mempan 😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo kang Jaey jangan kalah dong, pacarnya diajak juga jumping jumping, tapi jangan di lampu merah, nanti disangka mau mangkal.🤣

      Delete
    2. Oohh berarti ente udah nyoba yee Huuu..🤣🤣🤣🤣

      Oohh kirain mangkal dilampu merah terus setelah itu Jumping..😆😆😆

      Kasih duit kali yee Huu biar mempan..🤣🤣🤣😆😆😆😆

      Delete
    3. @Agus....Suhu Ajay maunya Jumping sama Ente Gus, Skalian mangkal katanya..🤣🤣🤣🤣

      Delete
    4. Ya kasi duit plus kasi gigi emas mungkin kang biar Venta mau hihi

      Ga punya pacar saya mas, cuma punya cabe2an dan bawang merah di dapur hihi

      Delete
    5. cabe ama bawang enak tuh dibikin sambel bawang hehehe

      Delete
    6. Yaa sudah kita ngerujak bebek saja ramai2 ..😁😁

      Delete
    7. Ngerujak bebek, gimana rasanya bebek dirujak?

      Delete
  3. "terima kasih, selamat datang di toko butik kami."

    Baca ini kok jadi ingat kalo masuk ke Indomaret selalu di sapa seperti itu, apa mungkin Miranda dan temannya itu mantan karyawan Indomaret ya.😄

    Butik alfonita itu dulu pernah aku baca di Facebook, berarti cerita ini bisa jadi kisah om satria kenalan sama Vina ya.😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. 🤣🤣🤣🤣 Dulu sebelum di Indomaret mangkal dulu Gus di Lamer, Makanya jadi begitu.🤣🤣🤣🤣

      Nggak aahh ini kisah Fiktif..😆😆😆

      Delete
    2. selamat datang selamat berbelanja....

      nah si mbul yang jadi kasirnya....xixixi

      Delete
    3. Kalo mbul yang jadi kasirnya Indomaret ntar jadi viral, kayak kasir dulu itu lho, ingat kan mbul.😄

      Delete
    4. 🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄

      Delete
    5. kenapa bisa viral?

      (。・ω・。)

      Delete
    6. Karena kasir nya waktu itu cuma ngasih 1.000 sama ormas yang minta sumbangan, orang-orang ngga terima masa cuma ngasih 1.000 dan ngamuk-ngamuk.😂

      Ada yang rekam dan akhirnya jadi viral.

      Delete
    7. ooo tida bisa

      mbul kasir yang cantik aja lah

      Delete
  4. Si khanif digertak tokonya pengen ditutup langsung ciut kayak kerupuk dikasih air..wkwkwk

    Si Herman hebat juga ya jadi konsultan, semoga aja bukan konsultan gadungan..hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maklumlah khanif ngga dikasih gigi emas Satria makanya langsung ciut nyalinya.😁

      Delete
    2. Mungkin gigi emasnya lepas kali Huuu...Jadi kekuatannya loyo..🤣🤣🤣🤣

      Nggak Huu Murni Herman Konsultannya, Murni diCerpen...🤣🤣🤣🤣🤣

      Delete
    3. Lhaa Gigi emasnya kan ente jual Gus buat modal mangkal dilamer sama Jaey...🤣🤣🤣

      Delete
    4. dia kalau ga jadi polisi ya yang kelihatannya buat profesi berperawakan tinggi tinggi gitu ya mas agus, kang sat wkkwkwk

      Delete
    5. Betul mbul mingkin cerpen berikutnya jadi Mata Elang cocok yaa Herman ini..🤣🤣🤣

      Delete
    6. nah ntar mbul van hellen di next episode jadi cameo tapi perannya yang masih remaja unyuk unyuk gitu deh #kabooor #nglunjak si mbul #taboook

      三三ᕕ( ᐛ )ᕗ

      Delete
    7. Yaa bisa2....Atau nggak peran jadi Nyai penguasa hutan larangan..🤣🤣🤣

      Delete
    8. paraaah gw kebagiannya peran medi mulu

      etapi ga pa pa deng asal medinya cantik dan seksi wkwkkwkw

      Delete
    9. Jadi mata elang, debt collector dong.

      Nyai penguasa hutan larangan temannya datuk panglima kumbang dong..hihihi

      Delete
    10. Betul Huu..😊😊🤣🤣🤣

      Naah itu Huu...Ente jadi Sembara yaa mbul jadi Farida..🤣🤣🤣

      Delete
  5. mobilnya Venta hebat juga ya, bisa menghilang...
    hmmm... :D
    hehehe...

    ReplyDelete

Post a Comment

TERIMAH KASIH SUDAH MELUANGKAN WAKTUNYA KEBLOG YANG UHUUKK!! EEHEEEMMM!!


Popular posts from this blog

Cerpen : Cermin Kematian

~CERPEN : Cermin~Kematian~ Malam semakin larut Manda masih berdiri didepan cermin besar yang ada dikamarnya, dadanya berdesir, Manda takjub melihat wajahnya sendiri di cermin. Serupa benar dengan wajah seorang putri, katanya dalam hati. Ya, kau memang cantik, Manda. Wajahnya tersipu mendengar pujian itu. Pipinya merona. Merah muda. Ia tersihir oleh bayangannya sendiri. Bayangan ketika ia masih berada pada masa empat puluh tahun lalu. Wajahnya cerah, berseri-seri. Setengah terpana melihat kecantikannya sendiri. Rambutnya panjang, berwarna hitam kecokelatan, berkilat, bergelung seolah ombak. Dahinya licin. Matanya bulat, berbinar-binar. Hitam pekat seperti langit malam. Dikedip-kedipkannya matanya, hingga ia perhatikan bulu matanya yang tebal dan lentik. Tebal serupa alisnya yang melengkung menaungi sepasang matanya yang indah itu. Diturutkannya telunjuknya, dari hulu hingga muara alisnya. Cantik sekali dirimu, Manda membatin. Ya, kau memang cantik, Manda. Hidungnya,

Li-Fi Teknologi Pengganti WI-FI

Hallo sobat blogger gimana nih masih pada semangat ngeblog? Atau udah pada ogah-ogahan.😁😁😂 Karena adsense sepi, yaa apapun itu kita harus tetap bersyukur, meski adsense sepi masih banyak rezeki yang lainnya iyaa nggak.😊 Ok kita langsung saja ketopik pembahasan tentang teknologi Lifi yang katanya nantinya akan menggatikan Wifi, Dan Menurut rumor yang beredar Lifi lebih hebat dan cepat ketimbang Wifi. Seperti apa berikut penjelasannya dibawah ini.👇 Wi-Fi menjadi teknologi transfer data yang sudah familiar digunakan oleh banyak orang saat ini. Namun seiring dengan perkembangan teknologi yang berjalan begitu cepat, kehadiran Wi-Fi bakal tergeser oleh Li-Fi. Apa itu Li-Fi dan bagaimana cara kerjanya? Bagi sebagian orang mungkin masih asing dengan istilah Li-Fi. Li-Fi digadang-gadang sebagai teknologi baru jaringan nirkabel yang bakal menggantikan Wi-Fi. Teknologi ini kelebihan dan keunggulan dibandingkan dengan Wi-Fi sebagai media transfer data. Oleh karena itu, Anda pe

Telat Mencabut

Kesibukkan bekerja membuat Agus lupa akan kesehatan tubuhnya hingga akhirnya ia harus dilarikan kerumah sakit terdekat karena sakit. akibat kurang teratur makan. Tiga hari kemudian teman kerjanya yang bernama Khanif datang menjenguknya, dan kebetulan memang hari itu tepat waktunya untuk jam kunjungan membesuk pasien. "Sorry banget Gus baru hari ini gue bisa datang membesuk luh kerumah sakit"... Kata Khanif teman kerjanya. Berhubung Agus orangnya sabar dan pemaaf meski baru sembuh dari sakitnya ia mencoba tersenyum kepada Khanif... "Nggak masalah Nif, nggak usah dipikirin toh hari ini luh sudah bertemu gue". "Eehhhmm, anu Gus, gue juga minta maaf, karena membesuk luh nggak bisa membawa apa-apa, soalnya gue juga baru sembuh dari sakit gigi Gus". Agus kembali tersenyum... "Aah! luh nggak usah sungkan-sungkan Nif sama gue, luh datang gue juga udah senang". Suasana menjadi hening sejenak sampai akhirnya Khanif kembali berbicara