Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2021

Waktu Tak Menunggu

Waktu tak menunggu. Dan waktu tak akan pernah habis ditelan oleh zaman. Bisakah kita membalik waktu kemasa silam. Tentu tidak. Waktu kita sedang Jaya. Kita merasa banyak teman di sekeliling kita. Waktu sedang berkuasa. Kita percaya diri melakukan apa saja. Waktu kita sedang tak Berdaya. Barulah kita sadar siapa saja sahabat sejati yang ada. Waktu kita sedang jatuh. Kita baru sadar selama ini siapa saja teman yang memperalat dan memanfaatkan kita. Waktu sedang sakit, Kita baru tahu bahwa sehat itu sangat penting, Jauh melebihi harta. Manakala miskin, Kita baru tahu jadi orang harus banyak memberi/mendermawan dan saling membantu. Masuk usia tua, Kita baru tahu kalau masih banyak yang belum dikerjakan. Saat diambang ajal. Kita baru tahu ternyata begitu banyak waktu yang terbuang sia sia. Hidup tidaklah lama. Sudah saatnya kita bersama sama membuat hidup lebih berharga lagi dengan saling. Menghargai, Membantu,

Dibawah Rindang Pohon Kersen

Detak sang waktu yang terus berjalan semua merubah segalanya, Namun kau tetap kokoh dan semakin rimbun dengan dahan-dahanmu yang kian menghijau. Dahulu kau banyak memberi arti bagi jiwa ini, Hingga terbentuklah serangkai kata cinta saat semua terucap kau tetap jadi saksi bisu dengan sentuhan daun dan bunga-bungamu yang jatuh berguguran ketanah merah. Kini aku kembali bersamamu meski aku tahu semua telah berubah, Kau semakin besar dan rimbun namun kesetianmu tetap tak pernah berubah, Kau kini kembali menjadi saksi bisu dalam diujung rindu ini. Meski aku tak bersamanya lagi, Namun dahulu bersamanya aku tak pernah ragu beribu-ribu cinta aku dapatkan walau semuanya harus berakhir pada tempat yang berbeda. Wahai kau pohon kersen nan rindang serta kokoh kau tetap abadi jadi saksi bisu dalam kesyahduan jiwa yang yang selalu perlu pelipur lara. Wahai kau pohon kersen, Buah, Dahan serta bungamu yang selalu jatuh ditanah merah, Sisa semuanya yang tak termakan burung burun