Skip to main content

Waktu Tak Menunggu



Waktu tak menunggu.

Dan waktu tak akan pernah habis ditelan oleh zaman.

Bisakah kita membalik waktu kemasa silam.

Tentu tidak.

Waktu kita sedang Jaya.

Kita merasa banyak teman di sekeliling kita.

Waktu sedang berkuasa.

Kita percaya diri melakukan apa saja.

Waktu kita sedang tak Berdaya.

Barulah kita sadar siapa saja sahabat sejati yang ada.

Waktu kita sedang jatuh.

Kita baru sadar selama ini siapa saja teman yang memperalat dan memanfaatkan kita.

Waktu sedang sakit, Kita baru tahu bahwa sehat itu sangat penting, Jauh melebihi harta.

Manakala miskin, Kita baru tahu jadi orang harus banyak memberi/mendermawan dan saling membantu.

Masuk usia tua, Kita baru tahu kalau masih banyak yang belum dikerjakan.

Saat diambang ajal.

Kita baru tahu ternyata begitu banyak waktu yang terbuang sia sia.

Hidup tidaklah lama.

Sudah saatnya kita bersama sama membuat hidup lebih berharga lagi dengan saling.

Menghargai, Membantu, Memberi, Mendukung, Dan mencintai.

Jadilah teman setia tanpa syarat.

Tunjukkanlah bahwa kita masih mempunyai Hati Nurani yang tulus.

Apa yang ditabur itulah yang akan dituai.

Allah. S,W,T tidak pernah menjanjikan bahwa :

Langit itu selalu biru, Bunga selalu mekar, Dan mentari selalu bersinar.

Tapi ketahuilah bahwa Allah.S,W,T itu :

Selalu memberi pelangi di setiap badai, Memberi senyum di setiap air mata.

Memberi kasih sayang dan berkah di setiap cobaan, Dan jawaban disetiap doa.

Hidup bukanlah suatu tujuan, Melainkan sebuah perjalanan.

Wahai saudaraku dan kawan sekalian.

Indahnya hidup bukan karena banyak orang mengenal kita, Namun berapa banyak orang yang bahagia karena kita.

Jangan pernah menjadi gunting, Karena :

Gunting bisa memotong sesuatu menjadi terpisah.

Jadilah jarum meskipun tajam tetapi bisa menyatukan apa yang sudah terpisah.🙏🙏



Comments

  1. Yup, thank you pencerahannya gan, mari manfaatkan hidup untuk berbuat sebaik2nya, saling memaafkan meski tak ada yg minta maaf, saling memaklumi pada setiap kekurangan, mari jadi jarum atau jadi salak walau luarnya kasar tapi isinya mulus 🤣

    ReplyDelete
  2. wah agak seram juga ya pas baca ada kata teman yang memanfaatkan. Untung saja aku belum pernah nemu sih teman yang memanfaatkan... kupilih positif thinking aja dalam lingkup perkawanan aku lebih memilih untuk saling support atau berkawan tanpa pernah menjatuhkan hehehe

    tapi kalau ada opsi lain, aku lebih memilih menjadi kain selimut saja yang bisa menghangatkan hati (membesarkan hati) atau memberi dukungan pabila diperlukan selayaknya kawan atau teman tanpa perlu menjadi gunting dan jarum yang biarpun pengandaian jarum sifatnya baik tapi kadang tajamnya jarum juga bisa melukai xixixiix

    kalau bisa menjadi halus luar dalam kenapa ga...itu aku hehehe

    #eh ngomong apa ya aku

    kaboooor sebelom ditimpuk sendal

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul itu Bu, eh Kak 🤣🤣

      Delete
    2. kenapa mbah jaey? ngledek mulu..

      Delete
    3. soalnya aku sebel banget ama type orang yang style ngomongnya kasar palagi cowok yang ngomongnya kasar ke cewek, walaupun katanya baik...tapi tetep aja bunyinya ga enak...maksudnya kayak ngomong ke sohib laki gitu...klo becandaan laki ke laki sih gapapa, lha laki ke perempuan tentu ada bedanya lah wkwkwkkw

      Delete
    4. Sungkem guruu 🙏🙏🤣🤣🏃‍♂️🏃‍♂️

      Delete
  3. Jadilah sinar laser jangan jadi matahari, lha apa hubungannya? Entahlah, coba tanya sama kiper..hihihi

    Intinya jangan sia-siakan waktu, iya kah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan jangan sia-siakan waktu tapi jangan sia-siakan rongdo mas.😆

      Delete
    2. Jgn sia2kan waktu dan rongdo 😅😅

      Delete
  4. Jangan pernah menjadi gunting. Hmm ... Pesannya nyastra banget, Mas Satria. Selamat malam. Terima kasih telah berbagi.

    ReplyDelete
  5. jarum kalau diinjak bisa ketusuk juga ya Kang, etapi makanya, sapa suruh nginjak jarum ya, hahaha.

    Etapi gunting meski bikin memisahkan, tapi dia selalu bermanfaat ketika ada paket datang *loh hahahaha

    ReplyDelete
  6. "Jadilah jarum meskipun tajam tetapi bisa menyatukan apa yang sudah terpisah"

    Mas Satria. Bagian ini yang saya demen. Ternyata memang benar mas satria jago banget nulis puisinya. hehe, jadi semangat ngepuisi nih, banyak temennya. Salam mas Satria

    ReplyDelete
  7. Jangan pernah menjadi gunting karena gunting bisa memotong sesuatu menjadi terpisah.

    Lha, kalo rambut udah panjang ya harus digunting kang biar ngga gondrong.🤣

    Oke, intinya menjalani hidup dengan baik dan syukur syukur bisa berguna untuk orang lain ya kang.😃

    ReplyDelete
  8. Ini pakai slideshow juga, apakah suhu Ajaey berguru sama suhu Satria disini? 🤔

    ReplyDelete
    Replies

    1. Satu guru kang yaitu gurunya Suhu KHA-EL / Suhu Hermansyah.😊😊🙏🙏🙏

      Delete
    2. Dari vocal2nya sepertinya suara lagu Maher Zein ini, sedang bertobat kah Kang Mimin? 🤣

      Delete
    3. Vetul Huuu...😁😁😁😁

      Delete
    4. Ayo Kang bikin cerpennya bareng George Rudy 🤣🤣

      Delete
  9. Kalimat terakhir itu manteeep ngenanya di hati mas :D. Jadi jarum aja lah Yasa, biar tajam kayak lidah tukang ghibah, tapi bisa menyatukan, cieee. :D.

    Baca tulisan berbau reminder gini, kayak ga percaya yg nulis kang sat hahahaha. 😄. Canda mas... 🤭

    ReplyDelete
    Replies

    1. Haahaaa...Runcing tapi bisa menyatukan.🤣🤣🤣


      Kok tahu...Lha wong gue dapatnya dari Internet juga, Terus dicampur2 dah.🤣🤣🤣🤣

      Delete

Post a Comment

TERIMAH KASIH SUDAH MELUANGKAN WAKTUNYA KEBLOG YANG UHUUKK!! EEHEEEMMM!!


Popular posts from this blog

Cerpen : Cermin Kematian

~CERPEN : Cermin~Kematian~ Malam semakin larut Manda masih berdiri didepan cermin besar yang ada dikamarnya, dadanya berdesir, Manda takjub melihat wajahnya sendiri di cermin. Serupa benar dengan wajah seorang putri, katanya dalam hati. Ya, kau memang cantik, Manda. Wajahnya tersipu mendengar pujian itu. Pipinya merona. Merah muda. Ia tersihir oleh bayangannya sendiri. Bayangan ketika ia masih berada pada masa empat puluh tahun lalu. Wajahnya cerah, berseri-seri. Setengah terpana melihat kecantikannya sendiri. Rambutnya panjang, berwarna hitam kecokelatan, berkilat, bergelung seolah ombak. Dahinya licin. Matanya bulat, berbinar-binar. Hitam pekat seperti langit malam. Dikedip-kedipkannya matanya, hingga ia perhatikan bulu matanya yang tebal dan lentik. Tebal serupa alisnya yang melengkung menaungi sepasang matanya yang indah itu. Diturutkannya telunjuknya, dari hulu hingga muara alisnya. Cantik sekali dirimu, Manda membatin. Ya, kau memang cantik, Manda. Hidungnya,

Li-Fi Teknologi Pengganti WI-FI

Hallo sobat blogger gimana nih masih pada semangat ngeblog? Atau udah pada ogah-ogahan.😁😁😂 Karena adsense sepi, yaa apapun itu kita harus tetap bersyukur, meski adsense sepi masih banyak rezeki yang lainnya iyaa nggak.😊 Ok kita langsung saja ketopik pembahasan tentang teknologi Lifi yang katanya nantinya akan menggatikan Wifi, Dan Menurut rumor yang beredar Lifi lebih hebat dan cepat ketimbang Wifi. Seperti apa berikut penjelasannya dibawah ini.👇 Wi-Fi menjadi teknologi transfer data yang sudah familiar digunakan oleh banyak orang saat ini. Namun seiring dengan perkembangan teknologi yang berjalan begitu cepat, kehadiran Wi-Fi bakal tergeser oleh Li-Fi. Apa itu Li-Fi dan bagaimana cara kerjanya? Bagi sebagian orang mungkin masih asing dengan istilah Li-Fi. Li-Fi digadang-gadang sebagai teknologi baru jaringan nirkabel yang bakal menggantikan Wi-Fi. Teknologi ini kelebihan dan keunggulan dibandingkan dengan Wi-Fi sebagai media transfer data. Oleh karena itu, Anda pe

Telat Mencabut

Kesibukkan bekerja membuat Agus lupa akan kesehatan tubuhnya hingga akhirnya ia harus dilarikan kerumah sakit terdekat karena sakit. akibat kurang teratur makan. Tiga hari kemudian teman kerjanya yang bernama Khanif datang menjenguknya, dan kebetulan memang hari itu tepat waktunya untuk jam kunjungan membesuk pasien. "Sorry banget Gus baru hari ini gue bisa datang membesuk luh kerumah sakit"... Kata Khanif teman kerjanya. Berhubung Agus orangnya sabar dan pemaaf meski baru sembuh dari sakitnya ia mencoba tersenyum kepada Khanif... "Nggak masalah Nif, nggak usah dipikirin toh hari ini luh sudah bertemu gue". "Eehhhmm, anu Gus, gue juga minta maaf, karena membesuk luh nggak bisa membawa apa-apa, soalnya gue juga baru sembuh dari sakit gigi Gus". Agus kembali tersenyum... "Aah! luh nggak usah sungkan-sungkan Nif sama gue, luh datang gue juga udah senang". Suasana menjadi hening sejenak sampai akhirnya Khanif kembali berbicara