Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2025

Kepergianmu

Cahaya jingga terakhir senja menyentuh tirai jendela kamar Agus, melukis bayangan-bayangan panjang yang menari di lantai kayu. Sudah dua minggu, dan aroma vanilla dari lotion yang selalu Manda pakai masih samar-samar tertinggal di bantalmu. Agus menarik napas, mencoba menyerap sisa-sisa jejak Manda sebelum waktu benar-benar menghapusnya. “Mas, tehnya,” suara Bi Ijah terdengar lembut dari balik pintu. Agus bergumam pelan. Cangkir teh yang ia biarkan dingin itu adalah cangkir kesukaan Manda, yang bergambar bunga krisan kecil di sisinya. Ia selalu bilang, “Krisan melambangkan kesetiaan, Mas. Seperti cinta kita.” Agus ingat pagi itu, dua minggu yang lalu. Pagi yang terasa sama seperti ratusan pagi lainnya. Manda menyiapkan sarapan, menyenandungkan lagu lama yang hanya kita berdua tahu liriknya. Manda memintaku membetulkan jam dinding di ruang tamu, dan Agus hanya menjawab, “Nanti, sayang. Sebentar lagi.” Itulah kata ‘nanti’ yang paling Agus sesali seumur hidupnya. ...