Skip to main content

Cerpen : Merpati Yang Kembali



CERITA SAHABAT TEMPAT & NAMA DISAMARKAN

Akhirnya Budi bisa duduk santai dirumah makan miliknya setelah dari pagi sampai siang melayani pelanggan yang singgah dirumah makan yang hampir ia geluti selama dua tahun. Maklum karena banyak karyawannya yang libur ia terpaksa turun tangan juga demi memuaskan para pelanggannya suasana siang yang tak begitu panas membuat ia lebih senang duduk dihalaman rumah makan miliknya sedang asik melepas lelah dirinya dikejutkan dengan deru burung besi yang melintas di udara. Budipun tersenyum dan memandangi burung besi yang terus melintas di udara hingga hilang ditelan awan biru.

Meski burung besi itu telah lenyap ditelan awan biru, Pandangan Budi masih terus memandang awan biru. Akhirnya dirinya pun hanyut dalam lamunan ke masa silam dimana kala itu ia masih menjabat seorang Pilot pesawat terbang dari maskapai Betet Airlands. Masa-masa indah kala ia dengan gagahnya menggunakan seragam serta jabatan yang mungkin banyak di idam-idamkan orang. Ada perasaan rindu ingin kembali kemasa-masa dimana ia sering melintas keseluruh benua baik Asia maupun Eropa. Dengan ditemani pramugari-pramugari cantik yang juga selalu bahu-membahu dalam menemani dirinya bertugas bersamanya. Meski semua harapan itu tak mungkin terwujud kembali. Namun Budi masih berharap dapat bertemu seorang pramugari idamannya, Walau dirinya tak bisa memilikinya seutuhnya ditambah posisi dirinya yang kini sudah mengundurkan diri dari maskapai Betet Airlands.

Dua tahun berlalu sejak ia mengundurkan diri dari maskapai Betet Airlands namun pesona seorang dara yang ia gagumi kala dirinya masih menjadi seorang pilot tak pernah hilang dari ingatannya, Bahkan terkadang membuat perasaan hatinya sakit akibat dirinya yang terlalu pecemburu. Budipun menarik napas dalam-dalam, Ingatannya terus terngiang-ngiang akan seraut wajah yang penuh pesona.

Bintang Keisha pramugari penuh pesona yang telah meluluh lantakan hati Budi hingga iapun harus memendam perasaan cinta itu dalam-dalam karena aturan penerbangan yang terkadang membuatnya ingin berontak dari kesemuanya kala itu. Ditambah hatinya selalu tak rela bila melihat Bintang selalu dekat dengan Dirut atasannya yang bernama Hermansyah. Meski Bintang selalu memberi alasan bahwa itu hanya sebatas dalam hal pekerjaan, Namun mau tidak mau Budipun harus mengerti dengan semua itu, Toh dirinya bukan apa-apa pula dimata Bintang. Terlebih Budipun tak mau membuat Bintang kecewa. Karena rasa kagumnya yang terlalu besar Budipun menjuluki Bintang dengan sebutan Merpati Biru, Karena rasa kagum atas pesonanya akhirnya Budi memanggil Bintang dengan sebutan Merpati dalam keseharianya.

Namun siapa sangka meski hanya sebuah nama atau nama panggilan, Semua itu menjadi petaka bagi diri Budi sendiri. Meski Bintang tak merasa keberatan dengan sebutan nama Merpati namun sebagian rekan kerja bahkan Sang Dirut dimana tempat Budu bekerja memberikan teguran keras terhadap dirinya. Karena semua itu berkesan melecehkan aturan kerja perusahaan penerbangan. Selain itu pula, Bintang selalu menjadi pusat perhatian para kru maskapai Betet Airlands dengan pesonanya. Jadi Budi dituding berkesan tak mentaati aturan dunia penerbangan.

Atas pelanggaran yang menurut Budi hanya hal sepele, Akhirnya ia pun meminta maaf dan tidak mengulangi lagi perbuatannya. Namun nasi sudah menjadi bubur sang Dirut yang bernama Hermansyah sangat murka terhadap Budi. Hingga dirinya harus dimutasikan keluar daerah bahkan jadwal terbangnya pun tak sebanyak waktu dirinya belum dimutasikan. Merasa diperlakukan tak adil oleh perusahaan penerbangannya akhirnya Budi tak kuat dengan semuanya akhirnya ia lebih memilih dengan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pilot. ditambah ia harus berjauhan dengan Bintang Kheisha orang yang diam-diam ia kagumi dan menumbuhkan perasaan cinta dihatinya. Akhirnya setelah keputusan itu bulat tanpa ragu Budipun meninggalkan dunia penerbangan tanpa sepengetahuan Bintang Keisha alias Merpati orang yang sangat ia cintai secara diam-diam.

Meski kemunduran Budi dari dunia penerbangan tidak membuat pengaruh banyak bagi maskapai Betet Airlands, Namun tetap membuat Bintang bingung dan bertanya-tanya, Namun sang Dirut bernama Hermansyah selalu menjawab bahwa itu sudah sesuai prosedur yang berlaku, Karena mundurnya Budi dari dunia penerbangan atas keinginannya sendiri. Seperti ada yang hilang dari kehidupan Bintang namun iapun tidak bisa berbuat banyak, Toh Akhirnya Bintangpun mulai terbiasa terbang dengan pilot-pilot lainya pengganti Budi.

Meski sedikit kaget dari lamunannya Budipun masih bisa menguasai diri serta perasaan dan kembali tersenyum saat melihat 2 orang memasuki rumah makannya dirinya pun bergegas memberi kode pada anak buahnya untuk segera melayani tamu yang ingin makan ditempatnya. Selang berapa menit Budipun kembali dihantui oleh bayang-bayang wajah Merpati, Meski sudah dua tahun berlalu namun terkadang pesona Merpati selalu lekat dalam ingatan serta relung hatinya. Karena selagi dirinya masih menjadi seorang pilot Merpati selalu memberi semangat sebelum ia terbang.

"Fly around the world until you return with a smile like the first"..

Kata-kata itu yang sering Merpati ucapkan ditelinga Budi dengan lembut kala ia sedang dalam penerbangan bersama. Namun jika tidak bersama Merpati, Budilah yang memberi sambutan manis kala ia mendarat kembali di Indonesia kepada Merpati.

"My smile for you is always the same as the beginning"..

Namun kini tinggal hampa belaka bagi Budi, Ia pun harus mengubur semua kenangan yang terkadang membuat Bahagia tetapi menderita jua. Waktu terus berjalan haripun hampir mendekati sore Budi bergegas kembali pada aktifitasnya yaitu mengurus rumah makannya yang menjadi saksi bisu.


Satu bulan telah berlalu roda kehidupan terus berputar matahari masih terus bersinar menerangi bumi yang selalu saja mengalami perubahan dari tahun ketahun. Langkah kaki lembut dan tenang memasuki sebuah rumah makan, Sorot mata yang indah itu terus memandangi deretan menu makanan yang tersusun disebuah estalase kaca besar setelah memesan menu yang ia inginkan wanita tersebut bergegas menuju meja kasir untuk melakukan pembayaran namun bagai melihat sesuatu yang langkah sang wanita tersebut berteriak secara lantang.

"Maass Buudii"......Seru sang wanita.

Budi yang kala itu sedang menjadi kasir dirumah makan miliknya sendiri nampak terpesona memandang wanita yang berada dihadapannya, Seperti bagai mimpi apa yang ia lihat seolah semuanya berubah menjadi tegang, Mulutnya pun terasa keluh untuk berkata.

"Kamu mas Budikan atau lebih dikenal dengan SetiaBudi, Aku Bintang mas".....Seru wanita itu kembali.

"Kk kau,..Merpati"....Tanya Budi agak tergagap.

"Benar mas aku Merpati, Bukankah kau yang memberi julukan itu, Kau bekerja disini mas".

"Yaa seperti yang kau lihat, Tetapi rumah makan ini milikku sudah hampir dua tahun aku mengelolahnya".

"Waah kau hebat ternyata yaa mas, Punya banyak keahlian terbukti sekarang kau menjadi pengusaha kuliner yang sukses".

Budipun tersenyum dingin............"Kau terlalu memuji Merpati, Apalah aku ini hanya seorang pria gagal akan dalam segala hal".

"Kau tidak berubah mas masih seperti dulu selalu saja merendah oiya berapa harga makanan ini"...Tanya Merpati sambil mengeluarkan uang dari dompetnya.

"Aahh tidak usah kau bawa sajalah, Kau punya waktu aku ingin berbicara denganmu".

"Heemm untuk hari ini aku tidak bisa mas, Karena aku harus mengurus anakku yang masih kecil, Kalau kau mau besok bisa kerumahku tidak jauh kok, Yaa hanya butuh waktu satu jam dari sini".

"Kau sudah menikah"...Tanya Budi agak sedikit tegang.

"Betul mas, Dan aku sudah tidak terbang seperti dulu lagi. Kini aku hanya seorang ibu rumah tangga"...Jawab Merpati pelan.

"Kalau boleh tahu siapa suamimu apakah dia juga seorang penerbang"...Tanya Budi.

Merpatipun hanya mengangguk namun tak menyebutkannya kepada Budi nama suaminya.

"Jika kau mau aku tunggu kau dirumah mas, Oiya jangan lupa bawa serta istrimu agar aku dapat mengenalnya"...Seru Merpati.

Budi pun tertawa sinis......"Wanita mana yang mau bersuamikan aku ini Merpati".

"Kau belum menikah mas, Oohh maafkan aku"...Jawab Merpati bimbang.

"Tidak apa Merpati, Oiya kau ingin aku antar"...Seru Budi kembali.

"Tidak usah mas aku tak ingin merepotkanmu dan aku sudah terbiasa dengan semua ini, Ok kabari aku besok yaa"...Ucap Merpati sambil memberikan secarik kertas yang bertuliskan nomor ponselnya kepada Budi.

Budipun hanya tertegun memandangi Merpati yang telah terus melangkah meninggalkanya menuju jalan raya dan setelah itu Merpati menaiki angkot hingga hilang ditikungan jalan.


Pukul 19.00 malam didepan halaman rumah nampak Budi sedang merasa resah dikarnakan apakah ia harus memenuhi permintaan Merpati untuk datang kerumahnya padahal Budi tahu bahwa Merpati telah mempunyai seorang suami. Seperti ada perasaan menyesal kala ia bertemu dengan Merpati kemarin siang di sebuah rumah makan miliknya. Budipun terus mondar-mandir didepan rumahnya antara pergi atau tidak, Meski Merpati telah menelponnya tadi siang selagi ia beraktifitas dirumah makannya. Benci dan rasa cemburu selalu merasukin perasaan hatinya, Akhirnya Budi mencoba tenang dan sabar, Dan dirinya mencoba belajar ikhlas menerima kenyataan yang terjadi hingga akhirnya iapun memutuskan pergi untuk menemui Merpati.

Tak membutuhkan waktu lama akhirnya Budipun tiba dirumah Merpati. Karena berkat GPS yang berada pada mobilnya Budipun dengan mudah menemukan lokasi dimana Merpati tinggal. Setelah menepikan kendaraannya kepinggir Budipun mencoba membuka pagar rumah kediaman merpati. Namun baru 3 langka ia berjalan Merpati telah berdiri didepan pintu menyambut kedatangannya. Budipun sedikit terpana malam itu Merpati tampak begitu cantik mempesona meski hanya menggunakan gaun tidur. Bagai menghipnotis dirinya seolah beban yang ada dihati seolah lenyap sirna begitu melihat raut wajah Merpati.

"Akhirnya kau datang juga mas, Yuuks kita ngobrol didalam saja biar aku bisa mengawasi anakku yang sedang tidur"...Jawab Merpati sambil menuju kedalam ruang tamu rumahnya.

"Lhoo kau sendiri dirumah ini"....Tanya Budi dengan tenang.

"Aku selalu sendiri dirumah ini bahkan hampir dua tahun kurang mas"...Seru Merpati pelan.

"Bukankah kau sudah menikah dan apakah"......Budi tak melanjutkan ucapannya karena Merpati langsung memotongnya.

"Yaa aku sudah menikah memang bahkan punya anak yang kuberi nama Angkasa. Namun itu hanya bertahan selama 6 bulan saja, Setelah itu dengan alasan yang tak jelas dia menceraikan aku. Dan rumah ini ia berikan untukku dengan syarat aku tidak boleh menemuinya lagi bahkan tidak diperbolehkan bekerja di perusahaan yang ia pimpin".

Budipun merasa iba mendengar penjelasan dari Merpati, Dan ada semburat duka diwajahnya meski ia berusaha menutupinya dan mencoba tersenyum dihadapan dirinya. Merpatipun kembali melanjutkan ucapannya dan terus bercerita tentang alur rumah tangganya yang hanya seumur jagung. Dengan sabar dan tenang tanpa ada bantahan Budipun terus mendengar apa yang selalu Merpati ceritakan kepada dirinya. Tanpa terasa air mata Merpati mengalir terus membasahi pipinya yang merah merona. Budipun dengan sigap menghampirinya dan mencoba menenangkan jiwa Merpati, Sambil menghapus air mata yang terus membasahi pipi Merpati.

HERMANSYAH......"Terkadang aku muak dengar nama itu, Karena sejak aku diasingkan oleh dirinya aku sudah menduga bahwa sebenarnya dia juga tidak suka terhadapku, Bila dekat denganmu"...Seru Budi dengan berapi-api.

"Aku juga sependapat denganmu mas Budi. Cuma waktu itu aku tak diberi kesempatan bertemu denganmu, Dan diapun menganggap kau banyak melalaikan tugas pernerbangan"...Ucap Merpati sambil menghapus air matanya kembali.

"Seandainya Hermansyah hari ini ada disini ingin rasanya aku menghajarnya dan membuat perhitungan dengannya karena dia bukan apa-apa lagi dimataku sekarang".

"Percuma saja menemui orang tuaku saja dia selalu mangkir, Yaa memang ini sudah nasibku terbuai oleh rayuannya bahwa ia akan memberikan masa depan terbaik untuku meski pada kenyataannya hidupku bagai tak punya arah untuk melangkah".

Budipun menarik nafas dalam-dalam dan kembali berkata.

"Aku turut prihatin atas semua ini, Tetapi aku sudah mengalaminya sebelumnya, Dan hari ini aku berjanji akan menjagamu. Termasuk melindungimu bila suatu saat Hermansyah kembali mengusik dirimu"...Tegas Budi.

"Terimah kasih mas Budi, Dan sejujurnya aku ingin keluar dari rumah ini, Agar aku bisa melupakan seluruh beban yang ada pada hidupku ini".

Budipun merangkul Merpati dengan penuh cinta dan berkata..."Akan aku wujudkan semua ke inginanmu mulai hari ini"...Jawab Budi tenang.

"Maukah kau menikah denganku mas"...Bisik Merpati pelan.

Budipun tersenyum....."Tentu bukan hanya kau anakmu pun akan aku rawat seperti aku merawat dirimu. Dan hari ini aku begitu bahagia meski harus ada air mata, Tetapi aku bersyukur karena Merpati Biruku yang telah hilang kini kembali kehadanpanku".

Tanpa berkata-kata seolah lepas dari beban yang selama ini ia rasakan, Merpatipun menyandarkan kepalanya dibahu Budi dan kembali menangis, Budipun membelainya dengan lembut karena apa yang Merpati rasakan iapun juga merasakannya sampai akhirnya Merpati membisikan sesuatu ke telinga Budi.

"Malam ini aku ingin bersamamu, Dan temani aku hingga esok pagi"...Pinta Merpati meski agak sedikit parau.

"Aku akan selalu disampingmu selamanya dan kita akan memulai semuanya dari awal dikehidupan yang baru".

Akhirnya kedua insan yang kehidupannya selalu dirundung duka seolah terbebas dari segala tekanan hidup yang selalu membelenggunya baik Budi dan Merpati keduanya salin tatap dan akhirnya merekapun kembali saling merangkul seolah tidak ingin terpisahkan lagi. Seiring waktu yang terus berjalan akhirnya Budipun resmi menikahi Merpati, Hingga sejak saat itu Merpati lebih memilih tinggal dirumah Budi suami barunya dan demi menghilangkan duka masa lalu akhirnya rumah pemberian Hermansyah suami pertamanya ia jual untuk bekal hidup baru bersama Budi meski kini keduanya hanya seorang pengusaha rumah makan, Namun kebahagian selalu menghiasi hari-harinya. Hingga Merpati kembali mempunyai seorang anak perempuan yang diberi nama Jingga Biru Airlands hasil dari buah perkawinannya dengan Budi.



~~ TAMAT ~~



Comments

  1. Budi bawa Harley sih jadi dipecat Herman jadinya 😅😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul kang jaey, selain itu juga bawa sepeda brompton segala. Tapi lumayan lah dapat warisan rumah plus merpati..😁

      Delete
  2. Jiah, kenapa sih Hermansyah punya kelakuan jelek kayak gitu, jadi tukang kawin. Apa ketularan adminnya kali ya, atau jangan-jangan adminnya adalah gurunya..😁

    ReplyDelete
  3. Dasar si herman gua di sisain dpt rongdonya, tapi gk papa lah. Ini si bintang melahirkan keluar pesawat apa? Kog namanya nama pesawat?wkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haahaa...Mendinglah dari pada keluar anak kobra..😄😄😂😂

      Delete
  4. Replies
    1. Kenapa suhu...Belum ngupi yaa Sukem suhu. 🙏🙏🙏

      Delete
    2. Bukan, belum ngerongdo dia mah

      Delete
    3. Yaa sudah cariin Rongdo buat suhu..😄😄

      Delete
  5. waduh kang hermasyah kena deh, untuk gk ketahuan pak Nana duluan ,,, pasti deh...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau ketawan bisa disuruh nyebokin yaa kang Er..😂😂😂

      Delete
  6. Waduh,, Budi menang banyak nih,, sudah dapet merpati beserta rumahnya,,🤭

    Ini pasti ajaran Mimin yang punya blog,,🤭

    ReplyDelete
  7. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    ReplyDelete

Post a Comment

TERIMAH KASIH SUDAH MELUANGKAN WAKTUNYA KEBLOG YANG UHUUKK!! EEHEEEMMM!!


Popular posts from this blog

Cerpen : Cermin Kematian

~CERPEN : Cermin~Kematian~ Malam semakin larut Manda masih berdiri didepan cermin besar yang ada dikamarnya, dadanya berdesir, Manda takjub melihat wajahnya sendiri di cermin. Serupa benar dengan wajah seorang putri, katanya dalam hati. Ya, kau memang cantik, Manda. Wajahnya tersipu mendengar pujian itu. Pipinya merona. Merah muda. Ia tersihir oleh bayangannya sendiri. Bayangan ketika ia masih berada pada masa empat puluh tahun lalu. Wajahnya cerah, berseri-seri. Setengah terpana melihat kecantikannya sendiri. Rambutnya panjang, berwarna hitam kecokelatan, berkilat, bergelung seolah ombak. Dahinya licin. Matanya bulat, berbinar-binar. Hitam pekat seperti langit malam. Dikedip-kedipkannya matanya, hingga ia perhatikan bulu matanya yang tebal dan lentik. Tebal serupa alisnya yang melengkung menaungi sepasang matanya yang indah itu. Diturutkannya telunjuknya, dari hulu hingga muara alisnya. Cantik sekali dirimu, Manda membatin. Ya, kau memang cantik, Manda. Hidungnya,

Li-Fi Teknologi Pengganti WI-FI

Hallo sobat blogger gimana nih masih pada semangat ngeblog? Atau udah pada ogah-ogahan.😁😁😂 Karena adsense sepi, yaa apapun itu kita harus tetap bersyukur, meski adsense sepi masih banyak rezeki yang lainnya iyaa nggak.😊 Ok kita langsung saja ketopik pembahasan tentang teknologi Lifi yang katanya nantinya akan menggatikan Wifi, Dan Menurut rumor yang beredar Lifi lebih hebat dan cepat ketimbang Wifi. Seperti apa berikut penjelasannya dibawah ini.👇 Wi-Fi menjadi teknologi transfer data yang sudah familiar digunakan oleh banyak orang saat ini. Namun seiring dengan perkembangan teknologi yang berjalan begitu cepat, kehadiran Wi-Fi bakal tergeser oleh Li-Fi. Apa itu Li-Fi dan bagaimana cara kerjanya? Bagi sebagian orang mungkin masih asing dengan istilah Li-Fi. Li-Fi digadang-gadang sebagai teknologi baru jaringan nirkabel yang bakal menggantikan Wi-Fi. Teknologi ini kelebihan dan keunggulan dibandingkan dengan Wi-Fi sebagai media transfer data. Oleh karena itu, Anda pe

Telat Mencabut

Kesibukkan bekerja membuat Agus lupa akan kesehatan tubuhnya hingga akhirnya ia harus dilarikan kerumah sakit terdekat karena sakit. akibat kurang teratur makan. Tiga hari kemudian teman kerjanya yang bernama Khanif datang menjenguknya, dan kebetulan memang hari itu tepat waktunya untuk jam kunjungan membesuk pasien. "Sorry banget Gus baru hari ini gue bisa datang membesuk luh kerumah sakit"... Kata Khanif teman kerjanya. Berhubung Agus orangnya sabar dan pemaaf meski baru sembuh dari sakitnya ia mencoba tersenyum kepada Khanif... "Nggak masalah Nif, nggak usah dipikirin toh hari ini luh sudah bertemu gue". "Eehhhmm, anu Gus, gue juga minta maaf, karena membesuk luh nggak bisa membawa apa-apa, soalnya gue juga baru sembuh dari sakit gigi Gus". Agus kembali tersenyum... "Aah! luh nggak usah sungkan-sungkan Nif sama gue, luh datang gue juga udah senang". Suasana menjadi hening sejenak sampai akhirnya Khanif kembali berbicara