Skip to main content

Sepercik Harapan Dari Botol Bir




Gambar By : Pixabay


~ CERITA INI HANYA FIKTIF & BUALAN BELAKA ~


Dengan langkah santai Satria memasuki sebuah Cafe yang lengkap dengan discotiknya, Baik makanan dan minuman sudah tidak diragukan lagi, Sudah pasti ada asal uang yang ada dikatong cukup untuk membeli semuanya. Jika semua orang akan cari kesenangan dan berhura-hura disana. Berbeda dengan Satria yang datang ketempat itu hanya untuk minum-minum yang menurutnya bisa melupakan semua beban yang ia alami dan rasakan.

Entah sudah berapa lama Satria berada disana dan tetap asyik menikmati minuman Bir yang ia pesan tanpa pernah memikirkan orang disekitarnya. Satu botol Bir dapat meredam kecemasan, Dua botol Bir mampu meredakan kenangan, Tiga botol Bir mengaburkan kehidupan. Tetapi bagi Satria, Berapa pun banyaknya botol Bir tandas, kenyataan tak pernah merubah apa yang ia harapkan. Ia duduk di meja pojok kanan dekat pintu masuk kafe itu paham perihal tersebut. Bahkan semua yang minum di kafe itu tahu jargon tersebut. Meskipun begitu, Orang-orang akan tetap menenggak bir sebanyak mungkin. Kebohongan sebuah kegilaan yang terus ditelan. Satria kembali mengangkat tangannya. Tak lama, seorang pelayan wanita bar datang membawa sebotol Bir. Itu Bir kelima, Namun kecemasan belum mereda.

“Wajah Anda sudah memerah,”... Seru pelayan wanita itu.

Satria memandang si pelayan wanita tersebut. Tatapannya seperti ingin menelan pelayan itu bulat-bulat.

“Apakah hari sudah mulai berganti Minggu?” ...Tanya Satria sedikit ngaco.

Pelayan wanita itu semakin canggung, Tapi tak juga ia letakkan bir itu...“Tak baik orang seperti anda mabuk berlebihan,”... Jawabnya dengan nada iba.

“Tenanglah, kau tak akan mengelap muntahku di sini. Lagi pula, Bir tak kenal usia.”...Balas Satria.

Satriapun kembali berbicara tanpa sadar...“Aku sudah selesai di sini.”..

Ia pun mencoba bangkit, Kakinya rapuh, berjalan ke arah bartender minuman.... “Birku mana?”

“Bukankah sudah diantar?... Jawab sang bartender.

“Pelayan wanita keparat itu tak mengizinkanku minum! Selain air putih, Ternyata kalian menyewa pengkhotbah!”... Seru Satria.

Tak ada yang aneh jika seorang Lelaki menenggak bir. Bukankah Bir diciptakan untuk semua kalangan? Bahkan beberapa perempuan yang mengandung pun menenggak Bir! Di kampungnya pun tak sedikit orang tua menenggak Bir.

“Mana ada orang kampung minum bir! Kalau tuak, iya!”... Seru teman para bartendernya.sesama pelayan bar sambil tertawa menyindir.

“Itu sama saja. Alkohol! Jika diingat-ingat sepertinya lelaki itu pelanggan baru di sini"... Seru para bartender berbarengan.

"Tampaknya seperti itu"... Balas temannya.

Percakapan sang bartender itu terhenti ketika seorang pelayan wanita melintas di depan mereka sambil membawa Bir.

“Untuk siapa?”.Tanyanya.

Pelayan wanita itu tak menjawab ia kembali memajangkan Bir-bir persis didepan arah pintu masuk. Lalu segera menghampiri lelaki yang bernama Satria itu.

“Lekas bawa kesini Bir itu"...Seru laki-laki yang bernama Satria.

Pelayan wanita itu segera menghampiri dadanya berdegup kencang dan seperti hendak meledak saat berada di depan meja laki-laki yang bernama Satria itu.

“Bolehkah aku menuangkan Birmu?”...Lelaki bernama Satria itu mengiyakannya.

“Kupikir kau akan melarangku lagi"..Gelas sudah penuh buih. Lelaki bernama Satria itu menggelengkan kepala.

"Untukmu saja".

"Aku tidak minum"... Seru pelayan wanita itu.

“Tak apa, aku yang membayar."

Raut wajah sang wanita menjelaskan kecanggungan... "Mereka akan memarahiku nanti".

“Kulihat beberapa pelayan di sini boleh menemani tamu lain minum?"

"Mereka itu berbeda denganku. Mereka juga melayani peminum Bir, itulah kenapa ada lantai dua dan tiga".

"Yang terpenting pelayan?"

Sebenarnya sang pelayan wanita itu ingin berbincang dengan laki-laki yang bernama Satria. Entah mengapa, Ia tertarik dengannya. Meski rambutnya sudah sedikit berubah warna, Tapi raut wajahnya tak menunjukkan usia yang sebenarnya. Terlebih gaya berbicaranya yang menunjukkan bahwa agaknya lelaki itu seorang terpelajar.

"Kau takut gajimu dipotong? Aku tahu itu. Seperti sebuah sumpah, biasanya kau akan dapatkan uang karena menemani seseorang minum ataupun lebih dari sekadar minum. Tenanglah, aku akan membayar tarifmu!”

Akhirnya hubungan lelaki usia 30,an dengan pelayan wanita tersebut semakin akrab di hari-hari berikutnya. Setiap laki-laki bernama Satria itu datang hanya untuk minum-minum, Pelayan wanita itu segera dan selalu menemani. Mereka akan membahas apa saja, kecuali tentang politik dan mereka berjanji tak bercerita tentang masa lalu. Namun. Bir yang ditenggak kadang menghanyutkan apa saja yang lebih dulu diikrarkan.

"Oiya selama seringnya kau menemaniku minum kau belum menyebutkan namamu"...Tanya lelaki bernama Satria itu.

"Panggil saja aku Vina"... Jawab pelayan itu sambil bertanya kembali kepada laki-laki bernama Satria itu.

"Apakah kau tak dicari istrimu?"

"Istriku meninggal 5 tahun yang lalu, Kala aku dipenjara karena dituduh melakukan kasus ilegal logging, Dan sejak itu aku tak pernah mau menikah lagi"... Jawab Satria sambil sesekali menuang Bir kegelasnya.

Pelayan bernama Vinapun itu terdiam apa yang dikatakan lelaki bernama Satria itu membuatnya ragu. Namun, pelayan bernama Vina tersebut menduga jawaban itu bualan semata...."Lelaki mana yang mampu hidup sendiri? Lelaki itu lemah!”

“Tidak ada perempuan yang mau dengan lelaki yang pernah masuk penjara!”...Kemudian ia memicingkan bola matanya dan tiba-tiba berkelakar begitu kencang. Kulitnya menegang. Lalu ia tuangkan lagi minuman ke gelas pelayan yang bernama Vina itu meski masih setengah terisi.

“Kau pasti tak tinggal di dekat sini" ... Tanya pelayan bernama Vina itu yang disahuti dengan anggukan.

Lelaki bernama Satria itu memang tidak tinggal di sekitar kafe itu, tapi juga tidak terlalu jauh. Sebenarnya, ia enggan minum di kafe serta club malam tersebut sebab aparat keamanan terkadang menyambangi tempat tersebut lantaran adanya ‘lantai dua’ dan ‘lantai tiga’.

“Aku tidak terlalu suka bir"....Serunya tiba-tiba sambil menuangkan bir penghabisan ke dalam gelasnya.

“Yaa memang orang bodoh sepertiku tidak pandai bercanda"... Jawab Satria sambil gerakan tangan untuk minum saat pelayan itu berkata kembali.

<Maksudmu?" ...Balasnya dengan dagu berkerut.

“Kau sudah menenggak empat botol, Tapi kau masih sanggup mengatakan tidak suka dengan Bir"!

“Jika saja tempat minum di dekat tempat tinggalku tak ditutup, Tak mungkin aku di sini. Tak mungkin seorang perempuan cantik sepertimu menemani lelaki bodoh sepertiku".

“Apa bedanya tempat minum dekat tempat tinggalmu dengan kafe ini?”...Jawab Vina sambil mengulum senyum dan menenggak Bir sedikit.

Satria mulai bercerita waktu itu, Ditempat minum dekat tempat tinggalnya, sebuah organisasi yang kerap sweeping mendatangi tempat minum dekat rumahnya. Mereka begitu banyak. Dan para peminum juga tak kalah banyak.

“Sudah kami peringatkan tak boleh kedai ini buka jika masih jual alkohol!” bentak salah satu orang dari organisasi kepada pemilik kedai.

Para peminum menggenggam erat gagang gelas. Hendak mengayunkan ke kepala orang organisasi itu.Pemilik kedai tak terima sambil menatap para peminum di kedainya. Sontak para peminum berdiri. Beberapa memegang botol dan gelas, sedang lainnya mengepalkan tangan. Dan ia juga ada di sana, menenggak tuak yang masih banyak.Perkelahian tak terhindar ketika salah satu peminum melayangkan botol ke orang organisasi yang berbicara itu. Semua terjadi begitu cepat dan kedai itu akhirnya ditutup lantaran membuat kegaduhan.Sedang organisasi itu melenggang bebas. Tak berapa lama, organisasi itupun melakukan hal serupa di tempat lain, Termasuk Kedai minum yang hanya menyediakan tuak dan kamput.

“Apakah karena itu kau pindah ketempat ini”...Tanya Vina.

"Bisa begitu, Bisa juga tidak. Dari logat bicaramu, tampaknya kau orang pendatang?”

Pelayan bernama Vina itu tak bisa menyanggah.Beberapa kali saat berbincang, ia mengeluarkan aksen yang kedesa-desaan.

“Aku diajak seseorang ke kota setelah aku minggat dari rumah"...Sambil mendengar Vina berbicara Satria kembali menuang Bir kegelasnya, Itu botol yang ketujuh.

“Aku bertengkar dengan ibuku saat berulang kali kutanyakan kenapa bapak tak kunjung pulang. Ketika aku kecil, ia bilang bapakku mengadu nasib di negeri orang. Bangladesh katanya.Bapakku seorang pelaut. Namun, setelah puluhan tahun berlalu, aku tak pernah tahu wajah bapakku".

Vinapun menghentikan ceritanya sejenak, Lalu menenggak Bir dan melanjutkannya kembali.

“Aku tak salah mengatakan itu. Anak mana yang tak penasaran dengan orangtuanya? Tetangga-tetangga bilang, saat aku lahir, mereka bertengkar. Ibuku hanya ingin tinggal di tempat mamaknya saat aku lahir dan bapakku menuruti hal itu. Tapi, sebulan kemudian bapakku ditangkap polisi. Kata mereka, bapakku mencoba menculikku".

Vinapun mulai terbawa kisah masa lalunya, Ia kesal dan menenggak semua sisa Bir yang ada di gelasnya dalam satu tegukan. Beberapa pelanggan bar mulai naik ke lantai dua untuk menikmati sensasi malam yang semakin menggairahkan. Lelaki bernama Satria itu menuangkan kembali Bir ke dalam gelasnya, Itu botol kesembilan. Tapi, Saat menuangkan Bir itu, Lelaki yang bernama Satria itu tampak sudah mabuk. Vina sang pelayan melirik ke arah meja bartender. Di sana ada jam menggantung. Sudah pukul setengah dua belas malam. Jam kerjanya sudah habis. Sebelum bangkit, Ia tenggak Bir kesembilan.

“Tunggu di sini, aku melapor dulu dan setelah itu aku akan mengantarmu pulang"...Seru Vina sambil meninggalkan Satria yang sudah mabuk berat.

Pukul 2.30 pagi lelaki benama Satria itu sudah berbaring di tempat tidur. Namun, punggungnya sedikit risih dikarnakan ranjang itu bukan ranjang miliknya. Ia tak di rumah, Ia dibawa ke rusun murah milik pelayan bar yang bernama Vina.Sesekali ia bersendawa. Pelayan bar itu menghidupkan kipas angin dan menarik selimut sebab takut ia akan muntah.

“Tunggu sebentar, Aku akan mengambil ember".

Saat kembali membawakan ember, Vina melihat lelaki bernama Satria tersebut tersungkur ke lantai. Tergopoh-gopoh ia memindahkannya ke ranjang.

“Jangan muntah sembarangan. Jika ingin muntah, buang ke dalam ember ini".... Seru Vina seraya meletakkan ember di samping ranjang.

Keringatnya mengucur deras. Satria mulai bergumam dan mengoceh tidak jelas. Saat Vina hendak melangkah menjauhi ranjang.

"Kau tahu Vin aku punya hampir 50 karyawan yang rajin jika tepat waktu gajian saja...Selebihnya mereka lebih suka membiarkanku menderita seperti ini, Karena yang mereka butuhkan hanya uang dan uang, Sama seperti dirimu Vin"..

Hooeeekks! Satriapun mulai muntah, Vinapun kembali rebahkan posisi tubuh Satria keatas ranjangnya.

"Jangan kau samakan aku dengan semua karyawanmu, Sejak kau hadir dibar tempatku bekerja tak ada tuntutan dariku terhadapmu, Bahkan uang tips yang kau berikan tak sepeserpun pernah aku ambil".

"Yaa mungkin Karena kau wanita terbodoh yang pernah aku kenal...Daan"..Hoooeeeaakks!, Satriapun muntah kembali hingga pada akhirnya iapun kelelahan dan terlelap tidur. Vinapun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.

Pukul 10.05 pagi..Satria nampak panik dan bertanya-tanya karena ia berada ditempat yang menurutnya asing. Segelas air jeruk hangat sudah tersedia dimeja kamar itu, Tanpa ragu iapun langsung meminumnya hingga pikiran dan badanya agak serasa segar. Tak lama berselang muncullah seorang wanita yang tak lain adalah Vina wanita pelayan bar yang malam itu menemaninya minum-minum hingga larut malam.

"Badanmu sudah agak segaran, Lekaslah mandi setelah itu sarapan dan kau bisa kembali kerumahmu"

"Terimah kasih atas semuanya dan maafkan aku, Akan aku ganti seem"....

"Cukuuupp!..Aku tidak mengharapkan itu semua"...Balas Vina.

Sambil menikmati sarapan seadanya Satriapun bersiap untuk meninggalkan rumah dimana ia bermalam. Seolah ada magnit cinta yang menepel pada dirinya iapun berharap bisa kembali lagi dengan keadaan waras tanpa ada beban yang selalu menindih pikirannya.

"Aku akan kembali ketempatku dan aku berharap esok atau lusa kau hadir ditempatku, Ada sesuatu yang memang aku harapkan darimu"..

Vinapun tersenyum..."Aku akan kesana dan semoga bisa memenuhi harapanmu".

Hingga pada akhirnya Satriapun berlalu dari hadapan Vina dan meninggalkannya meski banyak harapan-harapan yang akan ia berikan pada wanita pelayan disebuah bar yang selalu ia singgahi sebelumnya.


~ 25 TAHUN KEMUDIAN ~


Lelaki paruh baya itu nampak terpesona, Dipagi hari ia melihat taman bunga yang bermekaran dirumahnya, 2 kupu-kupu tampak berterbangan kian kemari mengitari bunga-bunga ditaman tersebut. Dan nampak sesekali kupu-kupu itu hinggap pada bunga yang sedang mekar indah. Setelah menikmati secangkir teh hangatnya lelaki paruh baya itu dikejutkan dengan sebuah suara yang memanggilnya.

"Opaa kami berangkat dulu"...Dua suara berbarengan mendekatinya sambil melakukan sungkem kepa lelaki paruh baya tersebut.

"Nita dan kau Joe, Kemarilah sebentar nak"...Seru lelaki paruh baya itu, Sambil menceritakan apa yang ia inginkan dan harapkan kepada dua orang anaknya itu.

"Lhoo opa mau kemana? Bukankah ini rumah opa yang telah diwariskan kepada kami Dan opa berhak juga kok tinggal disini"...Jawab sang anak.

Lelaki paruh baya itu tersenyum..."Opa tidak kemana-mana, Opa cuma ingin menenangkan diri bersama omamu tetapi disuatu tempat dan kalian tak perlu merisaukan kami berdua"..

Setelah menjelaskan dengan detail kepada kedua putra dan putrinya itu lelaki paruh baya yang tak lain adalah Satria itu kembali tersenyum dan membelai-belai rambut kedua anaknya. Bagai mengerti dan memahami sang anakpun nampak patuh dan menyetujui semuanya hingga keduanya berlalu pergi meninggalkannya untuk melakukan aktifitasnya masing-masing.

Dua hari telah berlalu disebuah rumah sederhana dua orang paruh baya nampak sedang serius bercakap-cakap dan nampak keduanya sesekali merasa kesyahduan yang tiada tara.

"Terima kasih kau sudah mengingatkanku kembali akan sesuatu dan asalku mas, Mungkin terlalu sombong jika aku tidak kau bawa ketempat ini kembali".

"Bukan hal itu yang bisa membawaku ketempat ini kembali, Tetapi harapan dari dirimulah yang selalu bikin aku merasa bahagia jika bersamamu ditempat ini".

"Jadi hampir satu tahun lebih rumah ini kau beli kembali tanpa sepengetahuanku"...Tanya wanita paruh baya yang bernama Vina.

"Kau keberatan"...Tanya Satria.

Vinapun menggeleng, Dan langsung memeluk Satria yang kini telah menjadi suaminya. Ada butir air mata jatuh membasahi pipinya seperti tak perduli iapun berbisik lembut kepada Satria sang suami yang boleh dikatakan merasa bersyukur karena bisa saling memberi harapan dan semangat untuk bangkit dari keterpurukan masa lalu yang keduanya pernah mereka rasakan bersama.



~ THE ~ END ~

Banner Iklan Etran

Comments

  1. Ditempat minum dekat tempat tinggalnya, sebuah organisasi yang kerap sweeping mendatangi tempat minum dekat rumahnya.

    kayaknya yang sweeping itu yang bajunya putih putih wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Putih2 mbak Kun berarti doong!!..😊😊

      Delete
    2. bukan mas, itu lho yang suka takebeer takebeer teriak teriak hahaha

      Delete
  2. Akan aku ganti seem" ...

    Sik ..siik .., mengko ndisik ..
    Penasaran nih mau tanya, itu lanjutan katanya, apa sih 'seemm ..' ?

    Apa Satria keingetan sem-bako ..
    Atau Satria ngga pake ..., ?, huahahaha

    (☉。☉)!


    ReplyDelete
    Replies
    1. Bhaahaaaa!!..Keingatan si Anu nih mas..🤣🤣

      Delete
    2. Hayooo .. !! , hahhaa ..
      Anunya siapa yang diingat 😂 ?.

      Delete
  3. Ngomongin bir.. Aku jd ingat kalo skeng sedang ada wacana Tentang RUU minuman alkohol loh 😀

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nggak ngaruh mas Dodo yang penting nyekek botol judulnya kata Suhu KA-EL..🤣🤣

      Delete
    2. Berat dah kalau udah nyekek botol.. wkwkwk

      Delete
    3. Kaga Huu...Berattan karung isi pasir..🤣🤣

      Delete
  4. Sepercik harapan dari botol bir saya pikir ending jadi pengusaha bir ternyata meleset jauh..hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jadi pengusaha Limun aja Huu..Kalau Bir berat..🤣🤣

      Delete
    2. Ada huu coba tanya dipasar taneh abang..🤣🤣

      Delete
  5. woaaaaaah romantisss...hohoho

    oiya aku boleh tepuk tangan ga, kayaknya ada yang beda...kurasa diksi diksinya makin naik level, bagus kang satria hehe

    akhirnya menua bersama ya dengan sang pujaan hati tatkala muda selalu ditemani minum bir

    totweeeet

    wkwkkw
    tapi rumah yang ada bunga mekar pleus kupu kupu takpikir tadinya panti jompo loh ternyata bukan ya

    #duh baca cerpen ini mendadak ku pingin minum satu sloki dua sloki alkohol merek hendricky...oooh salah ya...bolehnya bir plethok wkwkww

    (kan aku masih kecil...cucunya si opa ahahahha)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beeehhhhaaa..🤣🤣🤣 Yaa kalau cucu oppa nggak boleh minum Bir..Tapi minum Limun saja sana atau Bandrex..🤣🤣🤣


      Nih sana beli diwarungnya Suhu KHA-EL.🤣🤣🤣

      Delete
  6. Jadi intinya apa suhu, apa intinya bir menyatukan mereka?

    Muehehehe, benar kata mbak mbul, diksi diksi kang satria makin naik level, kata katanya makin bagus. Mungkin karena habis naik Vina kali ya? 😁

    Kabuur ah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin begitu juga Bisa Huu..😊😊


      Beeehhhaaa..Suuuee.🤣🤣

      Delete
    2. Kenapa bikin cerpen nya disini kang, padahal aku nunggu di blog sebelah.😂

      Delete
  7. bagus juga nih cerita haha barusan mau nyanyi lagu nya soimah...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tutupan botolmu
      Tutupan oplosanmu
      Emani nyawamu
      Ojo kok seru2
      😆

      Delete
  8. Akhirnya tobat ya dan punya dua anak dan salah satu anaknya jadi presiden as 😆

    ReplyDelete
  9. Siapa yang lagi ngidam minum jus anggur terus beli di shopee yang datang Amer... wkwkwkwk
    Nggak tau kenapa mas kok saya baca ini jadi keinget kejadian dulu bulan september. hahahah. Ceritanya lagi pengen minum jus anggur terus nyari di shopee.. Toko ini emnk irit kata banget dan saya juga nggk nggeh kalau minuman anggur cap OT itu Amer, saya taunya cuma OT kan produksi banyak makanan ringan.. So why not.. Beli deh dua botol..

    Pas datang.. wow kemasannya bagus juga.. Terus saya ngajak temen ke rumah.. Mereka kaget pas saya nyuguhin Amer... Asli saya nggk tau..
    Karena kita nggak minum, kita kasih ke tetangga... Tapi sumpah itu kocak banget...

    ReplyDelete

Post a Comment

TERIMAH KASIH SUDAH MELUANGKAN WAKTUNYA KEBLOG YANG UHUUKK!! EEHEEEMMM!!


Popular posts from this blog

Cerpen : Cermin Kematian

~CERPEN : Cermin~Kematian~ Malam semakin larut Manda masih berdiri didepan cermin besar yang ada dikamarnya, dadanya berdesir, Manda takjub melihat wajahnya sendiri di cermin. Serupa benar dengan wajah seorang putri, katanya dalam hati. Ya, kau memang cantik, Manda. Wajahnya tersipu mendengar pujian itu. Pipinya merona. Merah muda. Ia tersihir oleh bayangannya sendiri. Bayangan ketika ia masih berada pada masa empat puluh tahun lalu. Wajahnya cerah, berseri-seri. Setengah terpana melihat kecantikannya sendiri. Rambutnya panjang, berwarna hitam kecokelatan, berkilat, bergelung seolah ombak. Dahinya licin. Matanya bulat, berbinar-binar. Hitam pekat seperti langit malam. Dikedip-kedipkannya matanya, hingga ia perhatikan bulu matanya yang tebal dan lentik. Tebal serupa alisnya yang melengkung menaungi sepasang matanya yang indah itu. Diturutkannya telunjuknya, dari hulu hingga muara alisnya. Cantik sekali dirimu, Manda membatin. Ya, kau memang cantik, Manda. Hidungnya,

Li-Fi Teknologi Pengganti WI-FI

Hallo sobat blogger gimana nih masih pada semangat ngeblog? Atau udah pada ogah-ogahan.😁😁😂 Karena adsense sepi, yaa apapun itu kita harus tetap bersyukur, meski adsense sepi masih banyak rezeki yang lainnya iyaa nggak.😊 Ok kita langsung saja ketopik pembahasan tentang teknologi Lifi yang katanya nantinya akan menggatikan Wifi, Dan Menurut rumor yang beredar Lifi lebih hebat dan cepat ketimbang Wifi. Seperti apa berikut penjelasannya dibawah ini.👇 Wi-Fi menjadi teknologi transfer data yang sudah familiar digunakan oleh banyak orang saat ini. Namun seiring dengan perkembangan teknologi yang berjalan begitu cepat, kehadiran Wi-Fi bakal tergeser oleh Li-Fi. Apa itu Li-Fi dan bagaimana cara kerjanya? Bagi sebagian orang mungkin masih asing dengan istilah Li-Fi. Li-Fi digadang-gadang sebagai teknologi baru jaringan nirkabel yang bakal menggantikan Wi-Fi. Teknologi ini kelebihan dan keunggulan dibandingkan dengan Wi-Fi sebagai media transfer data. Oleh karena itu, Anda pe

Telat Mencabut

Kesibukkan bekerja membuat Agus lupa akan kesehatan tubuhnya hingga akhirnya ia harus dilarikan kerumah sakit terdekat karena sakit. akibat kurang teratur makan. Tiga hari kemudian teman kerjanya yang bernama Khanif datang menjenguknya, dan kebetulan memang hari itu tepat waktunya untuk jam kunjungan membesuk pasien. "Sorry banget Gus baru hari ini gue bisa datang membesuk luh kerumah sakit"... Kata Khanif teman kerjanya. Berhubung Agus orangnya sabar dan pemaaf meski baru sembuh dari sakitnya ia mencoba tersenyum kepada Khanif... "Nggak masalah Nif, nggak usah dipikirin toh hari ini luh sudah bertemu gue". "Eehhhmm, anu Gus, gue juga minta maaf, karena membesuk luh nggak bisa membawa apa-apa, soalnya gue juga baru sembuh dari sakit gigi Gus". Agus kembali tersenyum... "Aah! luh nggak usah sungkan-sungkan Nif sama gue, luh datang gue juga udah senang". Suasana menjadi hening sejenak sampai akhirnya Khanif kembali berbicara