Skip to main content

Cerpen : Harapan Terakhir



CERITA INI HANYA FIKTIP & BUALAN BELAKA

Gadis kecil itu tertawa riang menikmati indahnya sebuah taman bermain yang ada disekolahnya sambil sesekali mengejar anak kelinci yang berada di taman. Bagai menemukan sesuatu yang ia sendiri belum pernah tahu apa yang membuatnya hari itu merasa berbeda dari sebelumnya ia pun tak lupa menyapa seorang pria yang sudah memberikan makanan dan minuman untuk dirinya. Meski sang gadis kecil itu belum tahu secara mendalam siapa pria berjaket hitam yang selalu menemaninya bermain dikala pelajaran disekolah usai. Hingga sampai hari terus menjelang siang sang gadis kecil itu akhirnya dijemput oleh seorang wanita yang tak lain adalah ibunya.

"Mama"....Seru sang gadis kecil.

Wanita dari ibu sang gadis kecil itupun segera berlari kecil memhampiri putrinya dan memeluknya dengan kasih sayang.

"Maafkan mama yaa sayang agak telat menjemputmu, Oiya kamu sudah makan apa belum sayang".

"Sudah mama bahkan aku diberikan macam-macam aneka makanan serta mainan oleh Om berjaket hitam itu ma"....Seru sang gadis kecil sambil menunjuk kearah seorang pria berjaket yang selalu tersenyum kepadanya.

Meski ada perasaan kaget yang tiada tara ibu dari sigadis kecil itu tetap tersenyum dan segera mengajak putri kecilnya untuk segera pulang.

"Ok sekarang kita pulang yuuks sayang, Tapi kau harus bilang terimah kasih dulu sana pada Om yang telah memberimu jajan"....Seru sang ibu.

Dengan perasaan bangga serta polosnya si gadis kecil pun menghampiri pria berjaket hitam tersebut dan mengucapkan banyak terimah kasih atas apa yang telah ia berikannya. Sang pria berjaket hitam itupun tersenyum sambil membelai-belai rambut gadis kecil itu, Sebelum akhirnya sang gadis kecil itu menghampiri ibunya.

"Vinaa"....Seru laki-laki berjaket hitam itu.

Merasa kaget dan bercampur bingung wanita ibu dari si gadis kecil, Yang ternyata bernama Vina itu pun tak memperdulikannya, Bahkan ia pun buru-buru membawa putri kesayangannya untuk segera berlalu pulang dari taman sekolah.

"Viinn!...Dengar aku sebentar"...Seru pria berjaket hitam itu.

"Maafkan aku Satria aku harus bekerja kembali dan waktuku tak pernah banyak".....Serunya sambil akhirnya ia pun menghilang di tikungan jalan.

Sambil menggeleng-geleng kepalanya pria berjaket hitam bernama Satria itupun hanya bisa tertegun.

"Aku akan selalu bersamanya disini dan menunggumu Vin"........Seru hatinya hingga ia pun juga meninggalkan taman sekolah tersebut.



Malam terus berlalu seolah waktu begitu cepat berputar disebuah rumah seorang wanita bernama Vina dengan cekatan memindahkan putri kesayangannya kekamar setelah beberapa jam ia bersenda gurau hingga akhirnya sang anak tertidur, Meski ia sendiri merasa sangat gugup jika sang anak selalu menanyakan tentang perihal pria berjaket hitam yang begitu baik terhadapnya. Setelah menempatkan posisi tidur anaknya dengan benar Vina pun menyandarkan tubuhnya tak jauh dari putri kecil kesayangannya.

"Maafkan ibumu ini nak, Kau masih terlalu kecil untuk tahu semuanya"...Desah dirinya.

Vinapun kembali mengingat masa 6 tahun yang lalu. Dimana rumah tangganya kandas karena adat dan kekolotan orang tuanya, Meski sebagai seorang wanita ia tetap menentang adat tersebut namun ia pun harus menelan kepahitan karena sang orang tua mengusirnya dan tidak diakui sebagai anaknya. Sampai pada akhirnya sang kedua orang tuanya sakit hingga meninggal dunia tidak pernah ada kata maaf atau ampunan dari kedua orang tuanya. Hingga akhirnya Vinapun merasa berdosa terhadap kedua orang tuanya. Meski berat hati akhirnya ia pun meninggalkan suaminya secara diam-diam dan tinggal dikota kecil, kala sang suami sedang bekerja diluar kota.

Tak hanya itu saja iapun selalu mendapatkan gunjingan dari mertuanya sendiri, Akhirnya dengan penuh keputusasahan ia pun bertekat menyendiri dan membesarkan anaknya yang kala itu masih berumur satu tahun. Hingga ia tak pernah mendengar lagi kabar dari suaminya dan mertua serta saudaranya.

Dentang jam dinding kamar menyadarkan Vina dari lamunannya dipandangi putri kecilnya yang masih tertidur nyenyak dengan tenang. Tanpa terasa air matanya pun terus membasahi pipinya.

"Maafkan aku mas Satria, Meski apa yang telah aku lakukan sangat memukul hati serta perasaanmu. Entah sampai berapa lama aku dapat bertahan dengan semua ini"....Seru perasaan hatinya.

Hingga malam terus berganti pagi dan hari baru kembali menyongsong alur kehidupan.



Hiruk pikuk keramaian disebuah sekolah sudah tak terasa asing lagi bagi para orang tua murid terlebih seorang guru yang setiap hari menghadapinya dari pagi hingga siang. Agak jauh dari keramaian para ibu-ibu muda, Seorang wanita bernama Vina terus memandangi putrinya yang kala itu sedang semangatnya mengikuti pelajaran menggambar diruang sekolahnya. Dan meski hanya melihat anaknya serius dalam hal pelajaran Vinapun merasa bangga, Karena semua yang ia perjuangkan seorang diri demi membesarkan anak telah berjalan sesuai yang ia inginkan meski semuanya serasa getir bagi dirinya. Keceriaan dalam lamunannya terhenti kala sebuah tangan kekar memegangnya dan terdengar suara lembut dari seorang pria.

"Vin aku ingin bicara sebentar denganmu"....Seru seorang pria yang sedikit membuat Vina tersentak, Meski ia telah tahu dan sudah lama mengenalnya.

"Kau, Mas Satria. Apa yang ingin kau harapkan dariku mas"...Jawabnya dingin.

"Banyak yang ingin aku harapkan darimu Vin, Tetapi aku tak ingin bicara ditempat ini, Sebaiknya kita ketaman sana"...Seru pria yang bernama Satria.

"Aku tidak bisa mas, Khania harus aku tunggu sampai usai ia belajar".

"Kau pikir aku bodoh Vin aku selalu ke sekolah anak kita jauh sebelum aku bertemu denganmu, Bahkan aku sering mengawasimu disini sebelum Khania anak kita sendiri bertemu denganku".

"Lalu kau ingin merebut khania dariku? Jangan buat aku berubah pikiran mas"...

"Aku bukan akan merebut Khania darimu justru aku ingin membahagiakannya dan aku tidak ingin mengetahui masalah yang telah terjadi antara kau dan aku serta, Masalah kita yang lainnya".

"Kau pikir aku tidak sanggup membahagiakan dia dari kecil hingga sekarang".

"Ternyata kau tetap keras kepala seperti dulu Vin".

Akhirnya dengan sedikit memaksa Satria mencoba membawa wanita yang bernama Vina yang memang masih istrinya meski sedikit menjadi pusat perhatian terhadap ibu-ibu muda lainnya Satria tetap tidak peduli dengan apa yang terjadi disekitarnya. Meski sedikit canggung akhirnya Vinapun menuruti. Hingga akhirnya keduanya sampai disebuah taman sekolah dimana tempat Satria menunggu dan mengajak Khania bermain.

"Apa yang hendak kau bicarakan mas, Dan aku berharap kepadamu jangan pernah sedikitpun kau pisahkan aku dengan Khania"...

"Apakah kau yakin aku akan memisahkanmu dengan Khania? Dan apa pernah kau berpikir saat kau meninggalkanku selama 6 tahun"....Seru Satria.

Tidak ada jawaban dari Vina suasana nampak hening, Hanya desir angin serta suara gesekan ranting dan dahan pohon yang patah menerpa taman disekitarnya. Vinapun menarik nafasnya dalam-dalam kemudian terdengar ia mulai mengucapkan sesuatu.

"Aku percaya kau ingin membahagiakan Khania, Cuma aku tak suka jika ia bahagia dan didampingi oleh ibu tiri, Meski ia baik bah seorang Peri"..

Mendengar ucapan Vina lantas Satria pun tertawa dan merasa aneh.

"Haaahaaa!...Kau ini waras atau bagaimana sih Vin"..

"Lhoo bukankah kau ingin membahagiakan Khania, Sudah pasti kau ingin membawanya kerumahmu dan disana tentu ada istri barumu yang tentunya lebih hebat dari aku"...Balas Vina.

"Istri..? Haadeecchh Vin kau semakin ngelantur saja, Istri dari mana? Kita cerai atau tidak aku sendiri masih bingung sampai sekarang apa kau cemburu".

"Yaa bisa saja itu terjadi, Jika tidak demikian baguslah kalau begitu dan maafkan aku"...Jawab Vina dingin.

"Sepertinya kita harus keruangan Khania sekarang karena sebentar lagi jam pulang sekolah"....Seru Satria sambil bergegas menuju ruang sekolah anaknya. Dan Vinapun mengikutinya dari belakang.

Gadis kecil itupun kaget dan bercampur senang karena ada ibunya yang menjemputnya berserta pria yang selalu menjadi misteri baginya.

"Maamaa!!"....Seru Khania gadis kecil itu, Sambil melirik Pria yang sudah ia kenal sebelumnya.

"Om pasti mau mengajak aku bermain dan jajan seperti kemarin lagi yaa"...Seru Khania polos.

"Oohh tentu bukan hanya itu saja, Om juga akan membawa Khania jalan-jalan kemanapun kamu suka"....Seru Satria sambil memeluk gadis kecil itu dan menggendongnya.

"Benar nih Om, Tapi mamaku juga diajakkan".

"Iyaa dong"...Jawab Satria kembali.

"Benar nih Om, Maa kita jalan, Mama maukan".

Vinapun hanya mengangguk senang. Meski ada perasaan bimbang dan bercampur bahagia namun ia sampai tak bisa membendung air matanya.

"Lhoo kok mama menangis".

Dengan sigap Satria menjawab pertanyaan gadis kecil itu dengan cepat.

"Mama kamu bukannya menangis, Tetapi ia tadi minta dibelikan bakso sama om. Dan ternyata ia tak kuat menahan pedas karena baksonya kebanyakan sambelnya"

"Huufff mama memang suka begitu memang om".

Vinapun mencoba tersenyum kembali demi Khania anaknya. Lalu ketiga bergegas menuju kendaraan yang terpakir tidak jauh dari taman sekolah hingga akhirnya mobilpun bergerak dan hilang ditikungan jalan meninggalkan tempat itu.


Sebuah mobil memasuki garasi rumah dan tak beberapa lama deru mesinnya pun mulai terhenti tampak seorang pria yang tak lain bernama Satria berseru kepada wanita disebelahnya.

"Cepat kau bawa masuk Khania kekamarku dan ini kuncinya, Sepertinya ia keletihan setelah puas bermain dan jalan-jalan".

"Tapii..."

"Sudahlah kau tak perlu risih anggap saja seperti rumahmu"....Seru Satria.

Akhirnya mau tidak mau Vinapun akhirnya membawa Khania masuk kekamar yang ia sendiri masih baru pertama kalinya. Ia pun sempat terperangah kaget karena di dalam kamar tersebut ternyata masih ada photo pernikahan dirinya dengan Satria. Setelah menaruh putri kecilnya ketempat tidur Vinapun bergegas membalik photo tersebut dan segera menemui Satria.

"Kau masih menyimpan photo pernikahan kita"....Tanya Vina kepada Satria yang baru saja masuk setelah mengkunci pintu garasi mobilnya.

"Kau keberatan".

"Tidak, Cuma aku tak ingin anak kita Khania tahu dan menjadi bimbang serta bertanya-tanya. Maafkan aku photo itu sempat aku balik tadi" ...Ucap Vina lirih.

Satria tak menjawab ia segera membuka lemari es dan mengambil minuman dan meneguknya kemudian barulah ia mulai berkata kembali.

"Kau benar Vin, Aku juga bingung harus berkata apa terhadapnya. Itu yang selalu mengganjal dipikiranku".

"Semua ini memang salahku mas, Dan akupun sudah banyak berdosa terhadap kau dan Khania."

"Sudahlah Vin percuma kau ingat-ingat masalah lalu hanya akan membuat dirimu cengeng dan tak terarah"..

"Berikan aku harapan yang terakhir mas untuk menyelesaikan semua ini, Dan dengan begitu mungkin kau bisa selalu dekat dengan Khania anakmu".

"Seperti apa contohnya"...Tanya Satria bingung.

"Aku butuh waktu sebulan untuk memberikan arahan tentang kamu terhadap Khania. Jadi aku harus tetap tinggal dirumah kontrakanku yang sekarang. Tetapi kau tetap boleh menengok atau membawanya kemana kamu suka".

"Mengapa harus sebulan"...Ucap Satria kembali.

"Percayalah kepadaku mas, Dan aku tak ingin mengecewakan kau kembali, Terlebih aku sudah lelah dengan semua ini".

Satria menghampiri Vina lebih dekat lagi dan menggenggam tangan istrinya kemudian memeluknya.

"Ok aku percaya kepadamu, Dan aku pun punya harapan terakhir untukmu jangan pernah tinggalkan aku lagi, Terlebih menjauhiku dengan Khania".

"Tentu mas, Tetapi terpaksa kita harus membuat pernikahan palsu demi Khania anak kita biarlah semua aku yang mengaturnya".

"Menikah lagi? Kau masih istriku yang syah Vin"..

Vinapun tersenyum......."Kau tak perlu bimbang karena pernikahan itu hanya kita dan Khania saja tanpa orang lain, Karena agar Khania yakin punya papa baru. Mungkin baru setelah ia besar nanti pasti ia akan mengerti sendiri".

Satriapun tersenyum, Begitu juga Vina akhirnya kedua insan itu berpelukan saling melepas beban masing-masing yang selama 6 tahun terpendam. Hingga apa yang telah Vina dan Satria rencanakan akhirnya berjalan tanpa hambatan, Hingga mahligai rumah tangganya kembali menyatuh utuh selamanya.



~ TAMAT ~

Comments

  1. Judulnya harusnya "Aku menikah lagi dengan istriku" 🤣🤣

    Btw apa penyebab perpisahannya, apakah penyebabnya karena ayah Khania adalah agen FBI yg menyamar dan terpaksa meninggalkan keluarga dan baru kembali lagi pada keluarganya setelah mission imposible yg diembannya sukses 🤦‍♂️🤣

    ReplyDelete
  2. Kayaknya ayah Kania bukan agen MI yang menyamar tapi agen janda yang kelayaban.

    Vina menangis bukan karena makan bakso kepedesan tapi disuruh bayarin baksonya satria juga..😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bakso yang isi Dua yang kang Haahaaa Suueee!!..😂😂😂

      Delete
    2. Baksonya sering ditusuk pake garpu ama Vina ya kang, apa pakai tusuk sate? 🏃🏃🏃

      Delete
  3. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    ReplyDelete

Post a Comment

TERIMAH KASIH SUDAH MELUANGKAN WAKTUNYA KEBLOG YANG UHUUKK!! EEHEEEMMM!!


Popular posts from this blog

Cerpen : Cermin Kematian

~CERPEN : Cermin~Kematian~ Malam semakin larut Manda masih berdiri didepan cermin besar yang ada dikamarnya, dadanya berdesir, Manda takjub melihat wajahnya sendiri di cermin. Serupa benar dengan wajah seorang putri, katanya dalam hati. Ya, kau memang cantik, Manda. Wajahnya tersipu mendengar pujian itu. Pipinya merona. Merah muda. Ia tersihir oleh bayangannya sendiri. Bayangan ketika ia masih berada pada masa empat puluh tahun lalu. Wajahnya cerah, berseri-seri. Setengah terpana melihat kecantikannya sendiri. Rambutnya panjang, berwarna hitam kecokelatan, berkilat, bergelung seolah ombak. Dahinya licin. Matanya bulat, berbinar-binar. Hitam pekat seperti langit malam. Dikedip-kedipkannya matanya, hingga ia perhatikan bulu matanya yang tebal dan lentik. Tebal serupa alisnya yang melengkung menaungi sepasang matanya yang indah itu. Diturutkannya telunjuknya, dari hulu hingga muara alisnya. Cantik sekali dirimu, Manda membatin. Ya, kau memang cantik, Manda. Hidungnya,

Li-Fi Teknologi Pengganti WI-FI

Hallo sobat blogger gimana nih masih pada semangat ngeblog? Atau udah pada ogah-ogahan.😁😁😂 Karena adsense sepi, yaa apapun itu kita harus tetap bersyukur, meski adsense sepi masih banyak rezeki yang lainnya iyaa nggak.😊 Ok kita langsung saja ketopik pembahasan tentang teknologi Lifi yang katanya nantinya akan menggatikan Wifi, Dan Menurut rumor yang beredar Lifi lebih hebat dan cepat ketimbang Wifi. Seperti apa berikut penjelasannya dibawah ini.👇 Wi-Fi menjadi teknologi transfer data yang sudah familiar digunakan oleh banyak orang saat ini. Namun seiring dengan perkembangan teknologi yang berjalan begitu cepat, kehadiran Wi-Fi bakal tergeser oleh Li-Fi. Apa itu Li-Fi dan bagaimana cara kerjanya? Bagi sebagian orang mungkin masih asing dengan istilah Li-Fi. Li-Fi digadang-gadang sebagai teknologi baru jaringan nirkabel yang bakal menggantikan Wi-Fi. Teknologi ini kelebihan dan keunggulan dibandingkan dengan Wi-Fi sebagai media transfer data. Oleh karena itu, Anda pe

Telat Mencabut

Kesibukkan bekerja membuat Agus lupa akan kesehatan tubuhnya hingga akhirnya ia harus dilarikan kerumah sakit terdekat karena sakit. akibat kurang teratur makan. Tiga hari kemudian teman kerjanya yang bernama Khanif datang menjenguknya, dan kebetulan memang hari itu tepat waktunya untuk jam kunjungan membesuk pasien. "Sorry banget Gus baru hari ini gue bisa datang membesuk luh kerumah sakit"... Kata Khanif teman kerjanya. Berhubung Agus orangnya sabar dan pemaaf meski baru sembuh dari sakitnya ia mencoba tersenyum kepada Khanif... "Nggak masalah Nif, nggak usah dipikirin toh hari ini luh sudah bertemu gue". "Eehhhmm, anu Gus, gue juga minta maaf, karena membesuk luh nggak bisa membawa apa-apa, soalnya gue juga baru sembuh dari sakit gigi Gus". Agus kembali tersenyum... "Aah! luh nggak usah sungkan-sungkan Nif sama gue, luh datang gue juga udah senang". Suasana menjadi hening sejenak sampai akhirnya Khanif kembali berbicara