
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah berupaya melakukan integrasi antarmoda transportasi publik. Integrasi transportasi publik yang rencananya akan dimulai tahun 2019 ini dinilai akan mempermudah warga yang hanya membayar satu tiket dalam waktu tiga jam.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menekankan fokus integrasi transprotasi bukan semata-mata hanya melakukan pergeseran rute angkutan umum, melainkan perluasan rutenya sehingga angkutan umum dapat menjangkau wilayah permukiman. Menurutnya apabila dapat menjangkau ke permukiman, bisa jadi potensi pengembangan angkutan umum mikro sangat besar.
"Orang naik angkot dari permukiman, kemudian sampai ke jalan protokol. Di situ pindah dari bus, ke Light Rapid Transit (LRT) atau Mass Rapid Transit (MRT). Dalam jangka waktu tiga jam mereka akan bisa menggunakan satu tiket sekarang ini. Nanti kita ingin bisa seperti itu. Harapannya, 2019 bisa kita mulai," ujar Anies, dalam keterangan tertulis, Jumat (7/12/2018).
Anies menambahkan, integrasi antar moda transportasi tidak hanya terintegrasi rute trayeknya, tetapi juga terintegrasi dari sisi harga dan pengelolaan angkutan umum dalam satu manajemen.
"Pemilik transportasi ini kan banyak, pasti ada irisan. Nah konsekuensi dari itu, harus ada perluasan rute dan harus ada pergeseran rute-rute," kata Anies.
Saat ini, lanjut Anies, kebijakan membayar satu tiket untuk berpindah transportasi publik baru berlaku dari angkutan umum kecil dengan bus Transjakarta. Yang tergabung dalam program Jak Lingko. Dalam program ini, para pengguna jasa transportasi umum hanya dikenakan tarif perjalanan Rp 5 ribu dengan durasi tiga jam.
"Insyaallah, 2019 akan kita mulai semuanya," tegas Anies.
Sementara itu, Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), Agung Wicaksono mengatakan dengan menggunakan kartu Jak Lingko, warga cukup membayar Rp 5 ribu dengan durasi tiga jam. Dalam waktu durasi tiga jam tersebut, warga bisa berpindah menggunakan angkot, bus sedang dan Transjakarta.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menekankan fokus integrasi transprotasi bukan semata-mata hanya melakukan pergeseran rute angkutan umum, melainkan perluasan rutenya sehingga angkutan umum dapat menjangkau wilayah permukiman. Menurutnya apabila dapat menjangkau ke permukiman, bisa jadi potensi pengembangan angkutan umum mikro sangat besar.
"Orang naik angkot dari permukiman, kemudian sampai ke jalan protokol. Di situ pindah dari bus, ke Light Rapid Transit (LRT) atau Mass Rapid Transit (MRT). Dalam jangka waktu tiga jam mereka akan bisa menggunakan satu tiket sekarang ini. Nanti kita ingin bisa seperti itu. Harapannya, 2019 bisa kita mulai," ujar Anies, dalam keterangan tertulis, Jumat (7/12/2018).
Anies menambahkan, integrasi antar moda transportasi tidak hanya terintegrasi rute trayeknya, tetapi juga terintegrasi dari sisi harga dan pengelolaan angkutan umum dalam satu manajemen.
"Pemilik transportasi ini kan banyak, pasti ada irisan. Nah konsekuensi dari itu, harus ada perluasan rute dan harus ada pergeseran rute-rute," kata Anies.
Saat ini, lanjut Anies, kebijakan membayar satu tiket untuk berpindah transportasi publik baru berlaku dari angkutan umum kecil dengan bus Transjakarta. Yang tergabung dalam program Jak Lingko. Dalam program ini, para pengguna jasa transportasi umum hanya dikenakan tarif perjalanan Rp 5 ribu dengan durasi tiga jam.
"Insyaallah, 2019 akan kita mulai semuanya," tegas Anies.
Sementara itu, Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), Agung Wicaksono mengatakan dengan menggunakan kartu Jak Lingko, warga cukup membayar Rp 5 ribu dengan durasi tiga jam. Dalam waktu durasi tiga jam tersebut, warga bisa berpindah menggunakan angkot, bus sedang dan Transjakarta.
Sumber : DetikNews.com
Comments
Post a Comment
TERIMAH KASIH SUDAH MELUANGKAN WAKTUNYA KEBLOG YANG UHUUKK!! EEHEEEMMM!!