Skip to main content

Kenangan Kecilku Dengan Film Layar Tancap



Tulisan saya kali ini kembali kepada nuansa kenangan sewaktu masih kecil. Dan kenangan tersebut adalah tentang sebuah film layar tancap. Mungkin untuk era sekarang layar tancap bisa dikatakan sudah hampir jarang, bahkan para pengusaha layar tancap pun sudah banyak yang berganti profesi lain.

Berbeda pada masa era 80,an sampai 90,an usaha atau bisnis film layar tancap begitu menggiurkan, meski harus bersaing dengan film-film yang ada dibioskop tetapi semua itu bukan suatu masalah. Karena baik layar tancap ataupun film bioskop keduanya sudah ada jalurnya masing-masing, Bahkan kelebihan usaha layar tancap tidak perlu promosi seperti film yang ada digedung bioskop.

Nah. Sebelum saya membahas lebih jauh tentang film layar tancap, Saya akan menjelaskan terlebih dahulu tentang film bioskop pada era 80,an sampai 90,an yang mana pada masa itu gedung bioskop bisa jadi kebanggaan bagi kaula muda jika sudah berada disana. Dan pada masa itu film-film yang akan diputar digedung bioskop selalu dipromosikan terlebih dahulu kejalan-jalan, sambil menyebar selebaran kertas gambar serta rician film yang akan diputar sore atau malam harinya.

Tak hanya itu saja selain menyebarkan brosur atau kertas film, Promosi tersebut juga membawa poster berukuran besar yang ditempel pada mobil yang mereka bawa seperti pada gambar dibawah ini.👇



Mobil Film Yang Sedang Promosi


Meski harus mempromosikan filmnya, Keuntungan menonton film dibioskop era jadul walau harus berbayar kita tetap mendapatkan film keluaran terbaru. Dan bagi anak rumahan pada masa itu, jika tak pernah tahu promosi akan film disebuah bioskop ia tetap bisa mengetahuinya dari televisi dengan menonton acara Apresiasi Film Indonesia. Sebuah acara yang menjelaskan detail tentang film-film nasional yang akan liris dibioskop-bioskop seluruh indonesia. Dan yang pernah tinggal dikawasan Jabodetabek pastinya tahu acara TVRI tentang Apresiasi Film Indonesia tersebut. Terkecuali jika anda tinggal didaerah atau pelosok mungkin jarang yang tahu, karena kala itu saluran televisi jangkauannya sangat terbatas.

Meski serupa antara film bioskop serta layar tancap, akan tetapi semuanya tetap punya kesan tersendiri bagi yang menilainya. Dan kalau menurut saya keduanya tetap asiikk! 😊😊





Ok kita kembali ketopik tentang kisah kenangan saya sewaktu mengenal film layar tancap. Sewaktu kecil kala sedang bermain dengan teman-teman dilingkungan tempat saya tinggal. Kami berempat dikejutkan dengan sebuah mobil kijang doyok yang membawa perlengkapan alat film. Dan spontan saja teman saya berkata..."Iihh mobil film yuks kita kejar biar kita tahu tempatnya"..

Saya yang kala itu masih belum tahu tentang film layar tancap nampak sedikit heran, apa yang ada dipikiran saya kala itu pasti akan ada bioskop dadakan dilingkungan tempat tinggal saya. Akhirnya saya dan teman-teman mengambil sepeda Bmx untuk mengikuti mobil film tersebut. Meski telah jauh tertinggal akan tetapi jika ada acara pemutaran film layar tancap sebagian orang yang berada disekitar area meski berjarak 2 kilo lebih pastinya akan tahu posisi area layar tancap itu diputar nantinya.

Bahkan para pedagang dadakanpun saling memberi informasi kepada rekan-rekannya, sehingga keberadaan film layar tancap sangat mudah untuk ditemukan meski jaraknya cukup jauh. Akhirnya singkat cerita sayapun tahu dan bisa membedakan antara film bioskop dan film layar tancap. Jika menonton film bioskop kita harus berbayar dengan satu film, sedangkan film layar tancap gratis sampai 5 film, full sampai pagi. Suasananya pun lebih ramai layar tancap ketimbang gedung bioskop.

Akhirnya sejak itu saya tahu detail tentang film layar tancap. Biasanya layar tancap itu ada atau disewa pada orang yang sedang hajatan seperti, acara pernikahan dan Khitanan. Dan pada masa itu siapun yang membuat acara pernikahan atau khitanan, para pedagang dan para maniak film layar tancap ( Kutu Layar ) pastinya tidak perduli dan selalu ada sampai pemutaran film layar tancap itu selesai. Sayapun jadi hobi yang namanya menonton film. Meski masih duduk dibangku sekolah SD, jika layar tancap tidak ada gedung bioskoplah sasaran saya, walau tidak selalu sering juga karena kebioskop harus keluar uang, berbeda dengan layar tancap yang full gratis. Karena tak mungkin bagi seorang anak SD seperti saya punya uang banyak kala itu.

Dan gara-gara film layar tancap pula saya jadi punya teman yang hobi menonton atau yang kala itu dijuluki sebagai 'Kutu Layar' Bahkan keseringan nonton film layar tancap saya jadi bisa membedakan film dengan bayaran mahal ataupun film dengan bayaran murah. Termasuk peralatan film tersebut dari mulai proyektor hingga layar filmnya. Bagi saya yang masih anak-anak kala itu menonton layar tancap seolah serasa berada diarena keramaian yang melebihi dari sebuah discotik. Karena selain menonton film kita bisa jajan, atau membeli apa saja yang kita mau asalkan punya uang. Bahkan jika kita hobi judipun banyak permainan yang mengandung unsur judi seperti Rolet, Pasang dadu dan sejenisnya. Selain itu karena layar tancap pula saya kenal dengan yang namanya rokok, atau mulai belajar merokok meski tidak serius karena pengaruh teman yang lebih dewasa dari saya.

Meski orang tua sering menasehati dan memarahi saya, tetapi saya tetap tak perduli, bahkan selalu membuat alasan lain jika ingin menonton layar tancap. Kejadian inipun terus berlangsung sampai saya sekolah Stm, Hanya saja bedanya sewaktu sudah mengenakan seragam abu-abu bukan film yang saya tonton diarena layar tancap, melainkan hanya untuk mencari pacar atau nongkrong bareng dengan teman, terlebih jika layar tancap itu adanya pada malam minggu.

Seiring berjalannya waktu, sayapun mulai bosan dengan yang namanya layar tancap, terkecuali acara layar tancap tersebut disewa oleh teman saya atau keluarga. Selain bosan dengan layar tancap sayapun juga enggan nonton film kebioskop, terkecuali sama pacar atau orang yang sedang saya sayangi. Sampai akhirnya perubahan zamanpun terus terjadi, meski sudah meredup akan tetapi layar tancap atau bisnis layar tancap tetap terus berjalan. Meski harus bersaing dengan Organ tunggal atau pentas dangdut besar.

Lalu apa sih yang menarik dari film layar tancap pada masa itu. Nah dibawah ini akan saya ulas pula positif dan negatifnya tentang film layar tancap versi saya sendiri.


1. Hal Positif Menonton Film Layar Tancap

Sangat Menghibur serta mengasikkan. Mungkin itu kata yang tetap bagi orang yang hobi menonton film layar tancap karena era 80,an sampai 90,an keatas, Hiburan rakyat dirumah cuma ada dua yaitu Televisi dan radio. Dan untuk televisi kita harus menunggu sore, barulah acara televisi bisa ditonton. Maka tak heran pada masa itu jarang orang yang mau membeli televisi, terkecuali orang yang banyak duit. Seandainya ada televisi itu pun masih berwarna hitam-putih. Bahkan orang kaya pada masa itupun enggan menonton televisi hanya radio yang lebih mendominisasi, meski kaset video kala itu juga sudah ada tetapi tempat penyewaannya tidak banyak dan tergolong masih barang mahal. Makanya dengan adanya film layar tancap bisa menjadi satu hiburan yang mengasikkan pada masa itu.

Dan terbukti baik penonton dan pedagang pada masa itu, Jika ada film layar tancap pastinya mereka akan datang berbondong-bondong memenuhi tempat arena film layar tancap tersebut. Jadi kelebihan film layar tancap pada masa itu bagi saya sangat menghibur sekali, Dan juga sebagai solusi pengganti film yang ada digedung bioskop. Meski menonton film layar tancap ada resikonya pula, tetapi semua itu tetap suatu hiburan yang luar biasa mengasikkan pada zamannya.


2. Hal Negatif Menonton Film Layar Tancap

Jika pada nomor satu sudah saya jelaskan menonton layar tancap adalah suatu hiburan yang mengasikkan, tetapi bukan tanpa resiko pula, bahkan banyak sisi negatifnya ketimbang hal positifnya.

2.1. Diarena pertunjukan film layar tancap tidak perduli anda berusia berapapun tetap bebas bisa menonton. Meski film yang diputar khusus untuk film dewasa, bahkan hampir tidak ada film untuk anak, tetapi biasanya diarena pertunjukan film layar tancap anak kecilpun lebih banyak. Bahkan saya pernah melihat seorang ibu membawa ketiga anaknya yang masih sangat kecil untuk menonton layar tancap. Selain itu banyak para pedagang yang berjualan diarena film layar tancap dengan membawa anak-anak mereka pula.

2.2. Harus pintar-pintar menjaga diri jika ada keributan diarena film layar tancap, terlebih jika menontonnya bareng sama pacar. Karena bukan tidak mungkin kita menjadi sasaran lemparan batu atau botol yang tak terarah. Meski sudah ada keamanan, tetap saja jika ada keributan diarena film layar tancap akan lama meredanya. Solusi terbaiknya tinggalkan arena film layar tancap tersebut.

2.3. Dewasa Sebelum waktunya? Mengapa saya katakan demikian, karena banyak anak-anak yang selalu ada diarena pertunjukan film layar tancap. Mereka ingin tahu jadi tak takut jika harus menonton film layar tancap dengan para orang dewasa. Karena teman sebaya tidak bisa selamanya diajak nonton film layar tancap. Dan jika kita bersama orang yang lebih tua akan dijamin keamanannya ketimbang dengan teman sebaya. Terkecuali jika sudah dewasa. Jadi tak heran jika anak-anak kecil yang berada diarena pertunjukan film layar tancap lebih matang pemikirannya. Seperti saya yang belajar mengenal rokok dan kopi diarena film layar tancap.

2.4. Boros uang dan mudah tergiur dengan bermacam-macam jajanan. Menonton film layar tancap memang gratis. Tetapi serasa hambar jika kita tidak jajan, karena pedagang apapun ada ditempat arena pertunjukan film layar tancap tersebut. Makanya tak heran jika anak-anak kecil kerap ada diarena film layar tancap.

2.5. Terakhir adalah hal yang sudah biasa terjadi, yaitu hiruk-pikuk dan aroma kentut. Biasanya sebelum film layar tancap dimulai banyak para penonton yang berkerumun untuk menyaksikan bagaimana cara proyektor bekerja atau diseting. Dan berbarengan hal tersebut terciumlah aroma-aroma kentut dari orang yang tak bertanggung jawab. Bahkan sampai film dimulai masih saja ada orang yang kentut, tanpa pernah ada yang tahu siapa pelakunya. Karena gratis jadi para penonton dengan seenaknya melakukan apa saja sesuka hatinya. Itulah positif dan negatifnya dari menonton film layar tancap. Apapun bentuknya yang namanya hiburan tetap hiburan dan pastinya akan lebih banyak sisi negatifnya.

Demikialah ulasan singkat kenangan saya awal mengenal yang namanya film layar tancap, Hingga sempat ketagihan hingga Stm. Nah. Bagaimana dengan anda punya kisah menarik yang berbeda tentang film layar tancap, baik apapun ceritanya jika mau boleh dong berbagi dengan saya pada kolom komentar dibawah ini.😊👇

Sebelum saya akhiri ada bonus potongan film yang pernah trend pada masa layar tancap masih berjaya. Film action yang berjudul Segitiga Emas ini, sempat menjadi film terbaik kala era tahun 90,an karena pemerannya ada beberapa artis dari manca negara. Namun karena seringnya film tersebut diputar akhirnya tetap membosankan juga.🤣 🤣 🤣 👇👇






~THANK~YOU~

Comments

  1. Wkwkwkwkwk jadi penasaran mas sat 🤣. Aku tau sih layar tancep, tapi ga pernah ngerasain nonton. Lah zamannya masih booming, aku tinggal di Aceh, yg mana ga ada begituan 🤣🤣. Apalagi di komplek perumahan .

    Eh tapi, tadi aku nonton tuh cuplikan film di atas mas, sebenernya bagus juga yaaa, setidaknya untuk masa itu. Adegan berantemnya seru kok, ga kliatan kaku. Ya wajar kalo ngerasa aneh, Krn teknologi film zaman itu blm sebagus skr. Tapi itu aja udah lumayan seru. Banyak tahu pemainnya aku 🤣. Ga nyangka Mark sungkar cakep juga hahahahaha.

    Pengalamanmu banyak juga ya mas sat 😁. Seru2 kalo diceritain lagi :D.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak Fans kalau dikomplek perumahan memang jarang orang mau menyewa layar tancap.😊😊 Dikomplek tempat aku tinggal juga begitu, Cuma karena bersebelahan dengan perkampungan serta pemungkiman padat, Jadi orang komplek banyak yang keperkampungan cuma ingin nonton layar tancap.😁😁


      Untuk hitungan film diatas dulu udah paling keren ituj. Karena ada artis bulenya juga.😁😁 Malah Film sekarang belum tentu bisa buat seperti Film2 dulu. Meski kalau dibanding sekarang memang jauh berbeda suasananya. Mark Sungkar dulu masih bujangan wajar cakep....Coba sekarang udah tuwir.🤣🤣🤣🤣🤣


      Senang aja inget2 masa lalu, Meski terkesan jadul tapi enak untuk dikenang. Tssaaahhh!! 🤣🤣🤣🤣🤣

      Delete
  2. Kayaknya aku pernah 2x semasa kecil, suguhan dari Menteri penerangan kala itu tapi ya gitu deh gada film dewasa adanya cuma film edukasi 🤣

    Dan kalau ga salah entah becanda atau serius dulu waktu ortu mengandung saya pas lagi menonton layar tancap dan pas saya lahir saya diberi nama mirip nama aktor blesteran Belanda 🤣

    Btw anak jaman dlu memang pemberani ya Kang kecil2 merokok, kyknya aku juga pernah sekali dua kali menghisap puntung 🤣

    ReplyDelete
    Replies

    1. Oohh film dadakan itu mah Huu...Jadi nggak termasuk film layar tancap. Soalnya tentang pelajaran kan.😁😁


      Waah ortumu berarti kutu layar yee Huu, Atau pas kebetulan saja kali yee....Berarti Jaey Van Debur doongg! 🤣🤣🤣🤣


      Ia karena rasa ingin tahu yang berlebih jadi begitu kali yee Huu...Beda kalau anak sekarang dari kecil sampai gede semua teknologi sudah maju pesat.

      Delete
    2. Entahlah film dadakan atau apa Kang, yg ku ingat ada kereta api terus ada pemerannya entah Rano Karno atau Tino Karno masih kecil disamping rel itu, habis lihat sedikit itu aku tertidur ga kuat nonton 🤣🤣

      Delete

    3. Oohh begitu...Kalau pemerannya Amanda langsung bangun nggak Huu....Apa pura2 tidur.🤣🤣🤣🤣🤣

      Delete
  3. Layar tancap, jadi ingat waktu kecil dulu.

    Waktu kecil memang layar tancap jadi hiburan primadona di kampung kang, karena gratis. Memang ada bioskop sih, tapi selain tempatnya jauh di tengah kota, bayar lagi. Zaman itu bayar 1500 buat tiket bioskop itu mahal banget biarpun dapat film terbaru.

    Di kampung ku ada layar tancap tapi tak terlalu sering kang, maklum hanya orang yang punya duit lebih yang berani nanggap layar tancap atau kalo enggak, ngutang dulu biar tidak kalah dengan tetangga sebelah yang hajatan juga gelar layar tancap.

    Yang bikin aku malas nonton layar tancap itu filmnya serem-seram, contohnya film Jaka Sembung, itu ada adegan matanya dicukil plus tangannya di paku, ngeri menurutku.

    Tapi yang lebih ngeri itu kalo ada adegan Eva Arnas atau Kiki Fatmala atau bintang sejenisnya.🤣🤣🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sally Marcelina favoritku 🤣

      Delete
    2. Tul emang kang sebagian didaerah bioskop sama layar tancap masuk katagori umum yee disetiap daerah pasti ada.

      Yaa memang tergantung dana juga yee kalau didaerah, Mungkin lebih mahal kali kalau didaerah bayaran layar tancap yaa kang.

      Iyaa betul kang, Film dilayar tancap itu terkadang memang menakutkan karena sakin bebasnya yee No sensor hajar terus. Mau adegan anu atau hal yang mengerikan juga tidak perduli yee kang.🤣🤣

      Iya betul kang lebih ngeri, Sampai harus pulang pagi yee.🤣🤣🤣🤣😂

      Delete

    3. @Suhu Ajaey....Jangan2 ente penggemar artis panas era 90,an yee Huu.🤣🤣🤣🤣🤣

      Delete
    4. Sepertinya bioskop maupun layar tancap tidak ada sensor kang, mau adegan apa saja bebas 😂

      Btw, tahun 2021 kemarin di sini ada layar tancap kang, tapi bukan orang hajatan. Sepertinya orang yang kangen dengan layar tancap. Ia beli layar tancap lalu putar depan rumahnya. Lumayan juga yang nonton ada 10 orang lebih. Cuma sayangnya film yang diputar film jadul, film telaga angker Suzanna sama menggapai matahari nya Rhoma irama.

      Coba kalo yang diputar Spiderman No Way Home yang masih tayang di bioskop, pasti banyak yang nonton.😁

      Delete

    5. Berati beli layar sama proyektornya doang yang niat. Beli filmnya bingung dan benar atau nggaknya malah sekarang menyewa film untuk layar tancap sudah agak susah. Maksudnya sewa Rol Filmnya.

      Makanya mungkin ditempat ada layar tancap tapi filmnya jadul semua.🤣🤣🤣🤣🤣


      Kalau putar film Spiderman No Way Home bisa tekor kata yang punya layarnya.😂😂 Terkecuali bayar lain cerita.🤣🤣🤣🤣🤣

      Delete
  4. Dulu waktu saya kecil sempat pernah nonton layar tancap, tapi sudah jarang banget ada.
    Kata ortuku sih memang dulu tiap ada hajatan pasti ada.
    Cuma di zaman kecilku sdh banyak ganti musik dangdut.

    Mungkin zaman layar tancap wkt itu sudah hampir habis zamannya.
    Dan meskipun sdh jarang2 saya cukup menikmatinya.
    Sambil nonton film meskipun kadang kesemprot kentut dari arah yang gak di sangka2, ada asyiknya juga bisa iseng2 lempar kacang kulit ke seseorang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berarti layar tancapnya kalah saing sama dangdut mas bud. Sama ditempatku juga demikian pas sebagian orang jenuh dengan layar tancap, Mereka lebih cendrung memilih dangdut atau organ tunggal kala ada acara hajatan atau khitanan.😊😊

      Iyaa berarti kamu anak era 90,an keatas mas Bud. Meski sedikit tahu tentang layar tancap dan pernah nonton sambil berulah juga.😁😁😁

      Delete
    2. Dangdut mulai ngetrend akhir 90an kang, mungkin jenuh lihat film dilayar doang, penonton maunya lihat langsung goyangan nya.🤣

      Lagunya enak banget kang, biarpun jadul tapi pas dengan judul artikelnya.

      Ku kenal dikau lalu jatuh cinta bagai pertama
      Dan ku cumbu dikau penuh kasih mesra bagai cerita a-a-a
      Kau berulangtahun, ku tuang minuman ke dalam gelas
      Pada saat itu aku tahu usiamu baru sebelas

      Ow woo satria, ow woo satria
      Ow woo Jaey Gupta, ow woo Jaey Gupta.

      😂😂😂

      Delete
  5. belum pernah melihat layar tancap. tapi sekilas mirip lcd projector ya?

    ReplyDelete

Post a Comment

TERIMAH KASIH SUDAH MELUANGKAN WAKTUNYA KEBLOG YANG UHUUKK!! EEHEEEMMM!!


Popular posts from this blog

Cerpen : Cermin Kematian

~CERPEN : Cermin~Kematian~ Malam semakin larut Manda masih berdiri didepan cermin besar yang ada dikamarnya, dadanya berdesir, Manda takjub melihat wajahnya sendiri di cermin. Serupa benar dengan wajah seorang putri, katanya dalam hati. Ya, kau memang cantik, Manda. Wajahnya tersipu mendengar pujian itu. Pipinya merona. Merah muda. Ia tersihir oleh bayangannya sendiri. Bayangan ketika ia masih berada pada masa empat puluh tahun lalu. Wajahnya cerah, berseri-seri. Setengah terpana melihat kecantikannya sendiri. Rambutnya panjang, berwarna hitam kecokelatan, berkilat, bergelung seolah ombak. Dahinya licin. Matanya bulat, berbinar-binar. Hitam pekat seperti langit malam. Dikedip-kedipkannya matanya, hingga ia perhatikan bulu matanya yang tebal dan lentik. Tebal serupa alisnya yang melengkung menaungi sepasang matanya yang indah itu. Diturutkannya telunjuknya, dari hulu hingga muara alisnya. Cantik sekali dirimu, Manda membatin. Ya, kau memang cantik, Manda. Hidungnya,

Li-Fi Teknologi Pengganti WI-FI

Hallo sobat blogger gimana nih masih pada semangat ngeblog? Atau udah pada ogah-ogahan.😁😁😂 Karena adsense sepi, yaa apapun itu kita harus tetap bersyukur, meski adsense sepi masih banyak rezeki yang lainnya iyaa nggak.😊 Ok kita langsung saja ketopik pembahasan tentang teknologi Lifi yang katanya nantinya akan menggatikan Wifi, Dan Menurut rumor yang beredar Lifi lebih hebat dan cepat ketimbang Wifi. Seperti apa berikut penjelasannya dibawah ini.👇 Wi-Fi menjadi teknologi transfer data yang sudah familiar digunakan oleh banyak orang saat ini. Namun seiring dengan perkembangan teknologi yang berjalan begitu cepat, kehadiran Wi-Fi bakal tergeser oleh Li-Fi. Apa itu Li-Fi dan bagaimana cara kerjanya? Bagi sebagian orang mungkin masih asing dengan istilah Li-Fi. Li-Fi digadang-gadang sebagai teknologi baru jaringan nirkabel yang bakal menggantikan Wi-Fi. Teknologi ini kelebihan dan keunggulan dibandingkan dengan Wi-Fi sebagai media transfer data. Oleh karena itu, Anda pe

Telat Mencabut

Kesibukkan bekerja membuat Agus lupa akan kesehatan tubuhnya hingga akhirnya ia harus dilarikan kerumah sakit terdekat karena sakit. akibat kurang teratur makan. Tiga hari kemudian teman kerjanya yang bernama Khanif datang menjenguknya, dan kebetulan memang hari itu tepat waktunya untuk jam kunjungan membesuk pasien. "Sorry banget Gus baru hari ini gue bisa datang membesuk luh kerumah sakit"... Kata Khanif teman kerjanya. Berhubung Agus orangnya sabar dan pemaaf meski baru sembuh dari sakitnya ia mencoba tersenyum kepada Khanif... "Nggak masalah Nif, nggak usah dipikirin toh hari ini luh sudah bertemu gue". "Eehhhmm, anu Gus, gue juga minta maaf, karena membesuk luh nggak bisa membawa apa-apa, soalnya gue juga baru sembuh dari sakit gigi Gus". Agus kembali tersenyum... "Aah! luh nggak usah sungkan-sungkan Nif sama gue, luh datang gue juga udah senang". Suasana menjadi hening sejenak sampai akhirnya Khanif kembali berbicara