Kan kukenang selama hidupku..😆😆Hoooohooo!!..🤣 🤣 Yaa seperti biasa masih dalam kenangan masa kecil yang begitu indah tanpa ada beban dan sesuatu yang membatasinya, Dan kenangan kecil saya kali ini adalah tentang menutur? Jika anda bingung apa arti menutur, Menutur sama artinya dengan kata memungut sesuatu yang ada dijalan atau disekitar tempat yang kita lalui atau datangi. Dan menutur saya kali ini adalah menutur Karuk atau lebih dikenal dengan kembang Duren.
Meski pada masa kecil saya untuk menutur tak hanya Karuk saja sebenarnya. Ada kalanya saya juga suka menutur buah-buahan seperti Dukuh, Bacang, Gohok, Kecapi dan buah-buahan lainnya yang tentunya tumbuh subur dilingkungan tempat saya tinggal kala itu.
Ok kita langsung saja kesegmen tentang penuturan kembang Duren atau yang lebih dikenal dengan Karuk.😁😁 Itu kalau ditempat saya di Depok yaa, Kalau didaerah lain pastinya punya nama yang berbeda-beda tentunya... Pagi mulai menjelang dan ayam pun sudah beberapa kali berkokok untuk menyambut pagi. Saya dan kakak perempuan saya, Yang bernama Satria Dewi sudah sejak shubuh tadi bersiap-siap menyiapkan tas bahan atau kantong plastik untuk menutur Karuk atau Buah Duku.
"Haayoo kita keujung jalan sana mumpung belum banyak anak-anak lainnya, Pasti banyak Karuk dan buah dukuh yang akan kita dapati disana"... Seru kakak saya dengan penuh semangat pagi itu.
Sayapun menyetujuinya apa yang ia katakan hingga akhirnya dipagi buta itupun saya dan kakak saya segera menuju tempat yang ia maksudkan. Tak membutuhkan waktu lama sayapun tiba ditempat tersebut, Dan benar saja pagi itu Karuk dan buah dukuh nampak berserakan diatas permukaan tanah bercampur dengan embun pagi. Tanpa ragu saya dan kakak saya mulai memungutnya satu demi satu, Jika kakak saya sibuk dengan memungut Karuk, Sedangkan saya sibuk dengan memasukan buah dukuh dengan kantong yang sudah saya persiapkan sebelumnya dari rumah.
Dengan perasaan riang gembira saya dan kakak saya menikmati suasana pagi yang sejuk segar itu dengan hamparan kembang duren yang berserakkan ditanah, Karena ketimbang buah dukuh, Kembang durenlah yang lebih banyak berjatuhan. Ingin rasanya saya memanjat pohon dukuh tersebut agar mendapatkan lebih banyak lagi tetapi apa daya pohon itu teramat besar dan tinggi, Tak mungkin anak sekecil saya mampu memanjatnya akhirnya sayapun hanya bisa memandangi buah dukuh yang ranum-ranum itu tumbuh merekah seolah sedang menunggu tangan agar ia dapat dipetiknya. Lamunan saya terhenti kala kakak saya menanyakan hasil buah dukuh yang telah saya peroleh.
"Dapat berapa banyak dukuhnya"...Tanya kakak saya.
"Tidak banyak cuma 20 buah"...Seru saya.
"Tidak apa-apa, Sudah sembunyikan dukuh itu sebelum anak-anak lainnya pada datang"...Serunya kembali sambil terus memunguti karuk yang berserakan ditanah.
Akhirnya saya menyembunyikan buah duku tersebut dengan dicampur karuk agar tidak terlalu kentara bawa sejak pagi tadi saya memang sudah mendapatkan buah duku. Dan benar saja tepat pukul 7.00 banyak anak-anak yang mulai berdatangan ingin mencari kembang Duren juga. Merekapun bertanya kepada saya apa saya sudah lama berada dikebun duren tersebut. Sayapun terpaksa berbohong dengan mengatakan belum lama berada dikebun duren tersebut. Sampai pada akhirnya tak ingin jadi pertanyaan anak-anak lainnya sayapun memilih pulang, Karena kembang duren yang telah saya dapatkan pun sudah cukup banyak.
Meski pada masa kecil saya untuk menutur tak hanya Karuk saja sebenarnya. Ada kalanya saya juga suka menutur buah-buahan seperti Dukuh, Bacang, Gohok, Kecapi dan buah-buahan lainnya yang tentunya tumbuh subur dilingkungan tempat saya tinggal kala itu.
Ok kita langsung saja kesegmen tentang penuturan kembang Duren atau yang lebih dikenal dengan Karuk.😁😁 Itu kalau ditempat saya di Depok yaa, Kalau didaerah lain pastinya punya nama yang berbeda-beda tentunya... Pagi mulai menjelang dan ayam pun sudah beberapa kali berkokok untuk menyambut pagi. Saya dan kakak perempuan saya, Yang bernama Satria Dewi sudah sejak shubuh tadi bersiap-siap menyiapkan tas bahan atau kantong plastik untuk menutur Karuk atau Buah Duku.
"Haayoo kita keujung jalan sana mumpung belum banyak anak-anak lainnya, Pasti banyak Karuk dan buah dukuh yang akan kita dapati disana"... Seru kakak saya dengan penuh semangat pagi itu.
Sayapun menyetujuinya apa yang ia katakan hingga akhirnya dipagi buta itupun saya dan kakak saya segera menuju tempat yang ia maksudkan. Tak membutuhkan waktu lama sayapun tiba ditempat tersebut, Dan benar saja pagi itu Karuk dan buah dukuh nampak berserakan diatas permukaan tanah bercampur dengan embun pagi. Tanpa ragu saya dan kakak saya mulai memungutnya satu demi satu, Jika kakak saya sibuk dengan memungut Karuk, Sedangkan saya sibuk dengan memasukan buah dukuh dengan kantong yang sudah saya persiapkan sebelumnya dari rumah.
Dengan perasaan riang gembira saya dan kakak saya menikmati suasana pagi yang sejuk segar itu dengan hamparan kembang duren yang berserakkan ditanah, Karena ketimbang buah dukuh, Kembang durenlah yang lebih banyak berjatuhan. Ingin rasanya saya memanjat pohon dukuh tersebut agar mendapatkan lebih banyak lagi tetapi apa daya pohon itu teramat besar dan tinggi, Tak mungkin anak sekecil saya mampu memanjatnya akhirnya sayapun hanya bisa memandangi buah dukuh yang ranum-ranum itu tumbuh merekah seolah sedang menunggu tangan agar ia dapat dipetiknya. Lamunan saya terhenti kala kakak saya menanyakan hasil buah dukuh yang telah saya peroleh.
"Dapat berapa banyak dukuhnya"...Tanya kakak saya.
"Tidak banyak cuma 20 buah"...Seru saya.
"Tidak apa-apa, Sudah sembunyikan dukuh itu sebelum anak-anak lainnya pada datang"...Serunya kembali sambil terus memunguti karuk yang berserakan ditanah.
Akhirnya saya menyembunyikan buah duku tersebut dengan dicampur karuk agar tidak terlalu kentara bawa sejak pagi tadi saya memang sudah mendapatkan buah duku. Dan benar saja tepat pukul 7.00 banyak anak-anak yang mulai berdatangan ingin mencari kembang Duren juga. Merekapun bertanya kepada saya apa saya sudah lama berada dikebun duren tersebut. Sayapun terpaksa berbohong dengan mengatakan belum lama berada dikebun duren tersebut. Sampai pada akhirnya tak ingin jadi pertanyaan anak-anak lainnya sayapun memilih pulang, Karena kembang duren yang telah saya dapatkan pun sudah cukup banyak.
Sesampainya dirumah saya dan kakak saya, Menyerahkan hasil tuturan kami kepada orang tua, Terkecuali buah duku yang saya bagi sama rata dengan kakak saya Satria Dewi. Dan buah duku itupun rencananya akan saya makan pada siang harinya. Karena apa yang kami lakukan hanya senang saja bisa bermain sambil mencari kembang duren, Selebihnya apa yang kami dapatkan sering disia-siakan.
Hingga akhirnya pagi berganti siang Kembang duren yang saya dapatkan akhirnya sudah diolah oleh ibu saya menjadi sayur dan tumis karuk. Awalnya saya biasa saja tetapi setelah mencoba tumis karuk itu ternyata memang enak dan gurih sayapun jadi menyukai yang namanya sayur karuk atau tumis karuk. Dan sejak itu saya selalu rajin yang namanya mencari karuk atau menutur karuk apabila memang sudah musimnya dan semua itu saya lakukan jika libur sekolah atau hari minggu. Tak hanya menutur karuk saya dan kakak saya, Juga sering menutur buah-buahan ditempat lain.
Naah itulah sedikit cerita kenangan saya saat menutur karuk atau kembang duren diwaktu kecil. Namun kini pohon durian berserta kembangnya sudah menjadi barang yang langkah untuk ditemukan lagi. Bahkan tempat saya dulu menutur kini sudah berubah fungsi menjadi perumahan serta Mall dan Apartemen yang selalu berdiri angkuh tanpa pernah perduli lagi dengan yang namanya lahan hijau atau penghijauan yang bisa mengurangi sedikit polusi kehidupan kota.
Naah bagaimana dengan anda punya kenangan menarik tentang menutur...Baik apapun yang anda tuturkan sewaktu masih kanak-kanak jika mau boleh dong berbagi cerita dengan saya pada kolom komentar dibawah ini.😊😊
Hingga akhirnya pagi berganti siang Kembang duren yang saya dapatkan akhirnya sudah diolah oleh ibu saya menjadi sayur dan tumis karuk. Awalnya saya biasa saja tetapi setelah mencoba tumis karuk itu ternyata memang enak dan gurih sayapun jadi menyukai yang namanya sayur karuk atau tumis karuk. Dan sejak itu saya selalu rajin yang namanya mencari karuk atau menutur karuk apabila memang sudah musimnya dan semua itu saya lakukan jika libur sekolah atau hari minggu. Tak hanya menutur karuk saya dan kakak saya, Juga sering menutur buah-buahan ditempat lain.
Naah itulah sedikit cerita kenangan saya saat menutur karuk atau kembang duren diwaktu kecil. Namun kini pohon durian berserta kembangnya sudah menjadi barang yang langkah untuk ditemukan lagi. Bahkan tempat saya dulu menutur kini sudah berubah fungsi menjadi perumahan serta Mall dan Apartemen yang selalu berdiri angkuh tanpa pernah perduli lagi dengan yang namanya lahan hijau atau penghijauan yang bisa mengurangi sedikit polusi kehidupan kota.
Naah bagaimana dengan anda punya kenangan menarik tentang menutur...Baik apapun yang anda tuturkan sewaktu masih kanak-kanak jika mau boleh dong berbagi cerita dengan saya pada kolom komentar dibawah ini.😊😊
Lha katruk atau kembang duren ternyata buat disayur ya, kirain aku kang satria nyari kembang duren itu buat manggil mbul pakai menyan dan katruk gitu.🤣
ReplyDeleteDulu waktu kecil dapat duku jatuh saja senang ya kang, kalo di Tegal ngga ada pohon dukuh maupun duren kang, banyakan buah mangga jadinya kalo pas musim mangga, jam 5 pagi biasanya gerilya nyari mangga jatuh.😄
Beehaaaa si mbul mah manggilnya bukan pake Karuk gus...Tapi pake Gorengan bakwan yang tengahnya dikasih cabe ijo...🤣🤣🤣🤣
DeleteNaahh betul bela2in bangun pagi untuk nutur buah dan nyari Karuk..😆😆
Enakan ente Gus mangga...Ehh tapi dulu aku punya pohon mangga, Buahnya juga lebat cuma berbuahnya agak lama jadi nunggunya keburu bosen malahan sering nutur mangga dikebun orang.🤣🤣🤣🤣😆
mbul dataaaaaaaaaaang hihihi
Deletemangga dimana mana perasaan banyak ga langka hihi
kalau duku dan durian emang susah...kecuali yang tanahnya cocok buat kebon tuh 2 buah ya hihi..emang yang enak enak biasanya langka heuuw
Iyaa yaaa Mbul..🤣🤣🤣
DeleteBetul mbul sama yang aneh2 juga kadang langkah yee mbul...🤣🤣🤣
setelah kemarij bercerita tentang sekilas kakak laki kang sat om devi, sekarang kakak perempuan kang sat dewi...yang semuanya ada kata satria di depannya hihi
ReplyDeletefoto jaman kecilnya imut imut ya kang satria hahahhaha
oh aku baru ngeh kembang durian kayak gitu bentuknya...kedengarannya emang enak ditumis..aku klo masalah tumisan memang suka sih...terlebih yang langka...apa jangan jangan mirip kembang turi kali ya hihi
dukuh ini maksudnya duku ya kang...langsat kan? di gunung sindur banyak tapi tetep favoritku duku yang agak mahalan duku palembang..tapi biasanya suka dioplos ama beberapa oknum pedagang...duku rangkas dibilange palembang asli...ya ecut wkwkw
Duku sama Langsat beda tipis, Langsat lebih bergetah dan rasanya kalah manis sama duku, Langsat ada rasa asam-asamnya. Dan ada satu lagi yang hampir mirip duku dan Langsat yaitu kokosan kalau di sini disebutnya pijitan.
DeleteBetul Huuu, Tapi kalau kokosan gw belum pernah lihat. Apa sejenis menteng.🤣🤣🤣🤣
Delete
Delete@Yee betul mbul semua nama keluarga dirumah pakai nama Satria semua...Nama depan ayah.😊😊
Emang belum pernah makan karuk ente mbul..😳😳😳
Waahh ketinggalan kereta nih....🤣🤣🤣 Padahal paling banyak dikebumen mbul..🤣🤣🤣🤣
Iyaa Dukuh mbul....Dan Dukuh Palembang sama Dukuh Depok kalau soal rasa sama enaknya mbul..😊😊
Karena di Depok nggak ada perkebunan Dukuh jadi nama dukuh depok kurang Familiar..😊😊
Masa belum pernah lihat kokosan itu yang sejenis duku biasanya kalau dijual masih ada tandanannya bukan butiran seperti duku yang makannya bukan dikupas tapi dipijit atau digigit baru disedot rasanya kadang bikin nyengir tapi seger..hihihi
Delete
DeleteLupa Huuu mungkin pernah lihat kali buahnya tapi emang jarang makan buah kokosan..😊😊
Iya lah kokosan rasanya manis-manis asam jadi jarang yang doyan..hihihi
Deletekokosan bukannya asemmmm banget ya..ga ada manis manisnya...apa kemundung? yang ada ungu ungunya dalemnya wkkwkw
Deletementeng kagak disebut? hehehehe.. buni juga.. wah enak banget itu dirujak.. Kalo karuk belom pernah nyoba masak, penasaran juga sih. Kadang suka ada yang nawarin karuk cuma bingung sekantong banyak banget, takut gak abis.
DeleteOh menutur itu artinya mungutin, itu bahasa Depok kah?
ReplyDeleteSama, di sini juga kembang duren disebutnya karuk sama kayak kembang ninjo juga disebut karuk.
Waktu masih kecil saya juga sering mungutin kembang duren buat ditumis tapi sekarang udah lupa rasa tumis kembang duren itu seperti apa maklumlah lama ngga pernah lagi makan tumis kembang duren.
Dulu rumah saya malam-malam pernah ketiban pohon duku dan untungnya ketibannya cuma di bagian belakang jadi ngga ada yang luka-luka.
DeleteBetul bahasa Depok Huuu Betawi pinggir.😊😊
Kalau kembang Ninjo yaa melinjo Disebutnya Huu kalau di Depok. Meski sebagian ada juga yang bilang Karuk.😊😊
Enah Huuu kangkung mah lewat apa lagi kalau ditumis pedes muantap Huuu..😊😊
Waahh bisa begitu Huu...Apa tanahnya lembek atau dekat saluran air bertebingan. Jadi pohon dukuh itu mudah rubuh..🤣🤣🤣
Kalau di sini disebutnya pungutin atau mungutin.
DeleteTernyata ada juga yang bilangnya karuk. Kalau di sini kembangnya disebut karuk kalau buahnya disebut ninjo.
Memang enak sih rasanya tapi sekarang di sini udah ngga ada pohon duren mau nyoba makan lagi juga bingung mau nyari ke mana.
Waktu itu pas hujan dan angin kenceng makanya pohonnya rubuh.
DeleteSama Huuu mungut sama Nutur...11 12 lah..😁😁😁
Padahal bedanya jauh yee Huuu Ninjo sama Duren..😁😁
Lhaa nggak usah bingung Huuuu pasar induk kramat jati masih buka Huuu asal ada Dokunye aje...🤣🤣🤣🤣 Nyari buah ape aje ade.😆😆😆
Ooh hujan amgin penyebabnya..
Ninjo sama duren beda jauh kalau ninjo sama melinjo baru Deket..hihihi
DeleteYang dicari bukan buahnya tapi karuk durennya itu, memang di pasar Kramat Jati ada yang jual karuk duren?
DeleteAdeee Huuu di Shopie sama Tokopedia aje ade...😊😊
Tai kucing juga kalau enak dimakan udah Rame di Onlinenin di Shopie sama TokPed..😆😆😆😆
di tempat mbul juga menutur kang sinonimnya mungutin kalau ga njitur hihi
DeleteKedengerannya enak tumis kembang duren, modelnya agak mirip kembang pepaya ya, rasa duren juga gak kembangnya. 😅
ReplyDelete
DeleteNggak rasa duren Huuu...Tapi yaa memang 11 12 kaya kembang pepaya cuma Kembang duren tidak pahit kaya kembang pepaya.😊😊😊
durian ternyata ada kembangnya toh
ReplyDeleteMas aku baru tahu ada kembang duren 😅. Selama ini tau nya ya cuma buah durennya doang. Padahal di kampung papa, di Sorkam ada tuh kebun duren. Tapi mana pernah aku perhatiin kembangnya wkwkwkwkwkkw. Jadi penasaran rasanya. Moga2 kalo aku ntr mudik lagi, pas sedang musimnya si kembang muncul yaaa.
ReplyDeleteDulu pas kecil aku juga suka mungut something yg menarik. Dulu biasanya kayu yg bentuknya ceper 😄. Bisa dijadiin alas giling daun2an, buat main masak2an hahahaha.
DeleteSetiap pohon yang berbuah, Sebelum timbul buahnya pasti berbunga dulu. Nah bunga itu yang disebut karuk atau kembang duren.😊😊
Mungkin ada tetapi nggak familiar kali mbak Fans. Jadi hanya buah durennya saja yang lebih dominan.
Nggak usah nunggu mudik mbak Fans, Beli dionline buuaanyyaakk!😁😁
Iya biasanya sewaktu kecil anak perempuan hobinya kalau nggak main masak2kan yaa main boneka2,an.😁😁