Skip to main content

Cerpen : Penantian Tak Berujung




CERITA INI HANYA FIKTIF & BUALAN BELAKA

Ombak terus bergulung dengan dashyatnya ditambah terpaan angin yang turut berputar seolah menari-nari dan ingin melululantahkan sebuah kapal besar pencari ikan yang sedang sibuk menarik jaring agar masuk kedalam kapal tersebut. Sambil terus berusaha melawan debur ombak serta angin yang menerpa, Pria itu berkata kepada seorang wanita yang tak lain adalah istrinya.

Ia pun berkata dengan sangat lantang, Sang wanita pun sambil tersenyum segera mengambil alih kemudi kapal. Keduanya nampak sangat bahagia dan semangat seolah seperti tidak terjadi apa-apa. Setelah jaring masuk kedalam kapal dan badai pun sudah mulai berlalu keduanya salin tatap sambil sesekali melihat hasil tangkapannya yang begitu banyak dan kembali tersenyum penuh kemenangan. Sang lelaki pun kembali berkata.

"Akulah penakluk samudra dan badai".

Sang wanita nampak bangga dan memeluk erat pria yang telah membuatnya bahagia meski hanya seorang nelayan pencari ikan. Bagi dirinya semua itu kebahagiaan yang tak ternilai oleh apapun jua.






Itulah kenangan sang wanita satu tahun lalu sewaktu berlayar bersama sang suami. Dan bahu-membahu penuh suka cita, Tiba-tiba suara lantang berkata dengan keras..... "Bintang hari mulai gelap sebentar lagi akan ada badai lekas kau pulang nak, Tak baik seorang wanita berdiri melamun dibibir pantai sendiri".

Seru seorang wanita paruh baya, Sang anakpun sontak tersadar dari lamunannya meski agak berat ia pun menuruti kata wanita paruh baya itu yang tak lain adalah ibunya sendiri.

Wanita bernama bintang itu pun kembali menatap kearah lautan luas meski angin badai dan ombak sudah bersiap menggulung bibir pantai. Seolah tak pernah takut dengan dasyhatnya ombak ia pun kembali menerawang ke masa lalu.

Melihat anaknya melamun kembali sang wanita paruh baya itu dengan cekatan segera menarik lengan anaknya dan membawanya pulang kerumah yang tidak jauh dari pantai.

Bau menyengat ikan asin dan aroma garam kembali mewarnai kampung nelayan di pinggiran jakarta kepulauan seribu. Hujan angin pun kembali mengguyur pantai, petir dan angin pun saling bersahutan berserta sampah-sampah busuk yang hanyut terbawa air yang tak tentu arah. Seperti sudah menjadi hal yang wajar diperkampung nelayan tersebut.

Malam mulai menjelma ditambah guyuran hujan yang terus turun sejak sore tadi seorang wanita bernama bintang kembali asik melamun memandang ombak laut dari depan jendela rumahnya. Lamunannya kembali dibuyarkan oleh sang ibu.

"Sudahlah bintang kau jangan terus hanyut dalam kesedihan serta kesendirian, Kau harus rela serta ikhlas. Suatu saat mungkin ia akan kembali kepadamu".

Bintang menarik nafas dalam-dalam..."Bu rasanya ingin aku kembali berlayar sambil mencari dimana mas Hermansyah berada. Dan aku tidak pernah takut dengan dahsyatnya ombak karena aku dulu pernah berlayar menghadapi gulungan ombak besar bersama mas hermansyah"..

"Kau jangan gila Bintang, Pikirkan anakmu dan aku ibumu. Ibu juga tidak mau apa yang dialami suamimu menimpa dirimu juga, Sadaarr! Bintang"....Seru sang ibu memohon.

"Aku juga bingung buu Pasti telah terjadi sesuatu pada kapal mas herman, Entah itu kerusakan mesin atau dibajak ditengah laut. Bu terkadang aku ingin seperti dulu punya kebahagian bersama baik dirumah ini maupun saat berlayar bersama dengannya"...Jawab Bintang lirih.

"Sudahlah nak, Semoga Tuhan memberi titik terang akan kabar suamimu yang pergi berlayar dan tak kembali. Tidurlah esok masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan"....Bintang pun mengangguk. Akhirnya keduanya menuju peraduannya masing-masing tanpa sepatah kata pun.

Pagi yang cerah kian menjelma mewarna indahnya pantai para nelayan pun sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Setelah semalaman melaut nelayan-nelayan itu pun sibuk berbena dengan hasil tangkapannya. Begitu juga wanita bernama bintang setelah sibuk menambak garamnya telah selesai ia pun kembali mengurus dapur rumahnya serta anak dan ibunya.

Hingga siang menjelma ia kembali dengan kebiasaannya melukis dibibir pantai hingga sore menjelang. Kebiasaan melukis ini dimulai sejak kepergian suaminya Hermansyah yang tak kujung pulang dari awal pergi melaut. Meski cuma iseng karya lukisan bintang banyak yang membuat orang terkagum-kagum. Ada pula orang yang berani membeli lukisan karyanya dengan harga jutaan. Meski pada dasarnya wanita bernama bintang lebih hobi melaut ketimbang melukis. Siang yang syahdu Bintang pun kembali menggoreskan cat diatas canvas lukisnya. Ia pun membuat kapal yang sedang berseteru dengan ombak.

Sedang asik dengan lukisan dan lamunannya seorang pria bernama Budi menghampirinya ke bibir pantai.

"Akan lebih bagus bila kau melukis dirumah Bintang, Dan hasil karyamu akan lebih baik karena fokus melukis. Tidak seperti dibibir pantai ini dan pikiranmu akan selalu bercabang kemassa lalu".

Melihat ada yang menghampiri Bintang pun hanya tersenyum kecut..."Tidak apa semua ini tidak membuatku Frustasi, Justru aku merasa selalu nyaman dengan lamunanku".....Jawab Bintang acuh.

"Karena lamunan itu kau akan selalu begitu terus Bintang. Apakah setahun belum cukup untuk melupakannya, Apa ada kemungkinan dia akan kembali semua hanya angan yang belum tentu menjadi nyata Bintang".

"Cukup mas Budi, Aku tak ingin berdebat denganmu lebih baik kau tinggalkan aku saja. Maaf untuk hari ini aku tidak ingin diganggu dan ingin sendiri"... Seru Bintang sambil matanya terus menatap birunya lautan luas membentang.

Budi pun hanya bisa pasrah sambil berlalu meninggalkan Bintang. Namun ia tetap ikhlas memberi masukan terhadap bintang, Bahkan bukan itu saja ia pun berharap Bintang menerima cintanya dengan tulus serta ikhlas seperti apa yang ia perbuat terhadap Bintang serta keluarganya.

Hari-hari terus berlalu setahun lebih 6 bulan sudah terlewati namun tetap tidak ada kapal yang berlabuh di pantai dimana wanita bernama Bintang tinggal. Kapal sang suami, Yang bernama Hermansyah yang selalu ia tunggu. Namun tetap tidak ada kapal berlabuh yang ia harapkan hanya kapal-kapal lainnya yang selalu bermunculan. Namun apapun itu sepertinya wanita bernama Bintang itu selalu setia menunggu dan terus menunggu.






Disuatu sore yang cerah rumah Bintang kedatangan seorang kolektor lukisan bernama Agus. Dibantu dengan Budi dan orang tua Bintang ia pun akhirnya menunjukkan dimana tempat biasa Bintang menyimpan lukisannya.

"Silahkan bapak Agus melihat-lihat dulu lukisan karya anak saya ini. Karena lukisan itu hanya sebuah coretan iseng anak saya"...Jawab orang tua Bintang.

Agus sang kolektor pun tampak terpesona memandang lukisan-lukisan karya seorang nelayan perempuan itu.

"Heemm!! sebuah karya seni yang luar biasa. Tak seharusnya lukisan-lukisan sebagus ini hanya dibiarkan teronggok seperti barang-barang bekas. Mas Budi bagaimana kalau lukisan ini saya borong semua senilai 50 juta rupiah"...Seru Agus sang kolektor.

Orang tua Bintang pun nampak tersenyum, Sementara Budi pun langsung ambil alih pembicaraan.

"Ok bapak Agus kalau untuk masalah itu saya harus memberi tahu sang pembuatnya dahulu jika bapak mau sedikit menunggu sebentar lagi Bintang pun akan segera pulang kerumah kok"..

Agus nampak manggut-manggut..."Ok baiklah kalau begitu"...Seru Agus.

Akhirnya orang yang di tunggu-tunggu pun tiba dirumah, Meski ada seorang tamu yang menunggu Bintang pun tampak acuh dan seolah tidak perduli. Sampa-sampai yang ibunya pun menghampiri. Namun bintang nampak biasa-biasa saja. Akhirnya setelah dibantu dan dijelaskan oleh Budi Bintang pun menjumpai Agus sang kolektor.

"Apa yang menarik dari lukisan kumuh seorang nelayan sepertiku tuan Agus. Sebaiknya anda pikirkan dahulu sebelum tuan membayar lukisan yang tak ubahnya seperti sampah ini"...Jawab Bintang acuh.

Agus pun membalas dengan senyuman..."Saya senang dengan gaya bicara anda Nona Bintang, Begini saja kita langsung pada intinya saja. Jika kau menerima tawaranku akan aku bawa semua karya Indahmu itu. Jika kau butuh waktu saya akan selalu menunggu keputusan darimu. Ini nomor yang bisa kau hubungi jika nona berubah pikiran".....Setelah memberikan tanda pengenal serta nomor ponselnya ia pun segera pamit dari kediaman Bintang.

Bintang pun hanya tersenyum hambar seperti tidak terjadi apa-apa ia pun kembali melakukan aktifitasnya seperti biasa menunggu sang suami Hermansyah mendarat di pantai tempat ia tinggal. Bersama lukisan-lukisan hasil karya tangannya. Meski banyak gosip dari para tetangga tentang kepergian suaminya Hermansyah yang tak pernah kembali. Ada yang mengatakan suaminya kawin lagi dan tinggal disuatu tempat. Namun ada pula yang mengatakan sang suami Hermansyah digulung ombak dan diculik oleh Ratu pantai selatan.

Namun seperti kebal dan yakin akan pendiriannya gosip-gosip yang tak ubahnya sampah pantai tidak pernah ia pedulikan meski akhir penantianya tak akan pernah ada ujungnya entah sampai kapan terus menunggu dalam bentangan samudra laut biru.

Begitu juga dengan Budi yang selalu menunggu cintanya diterima oleh Bintang. Meski 3 bulan telah berlalu dan Bintang pun menjual hasil karyanya kepada Agus sang kolektor lukisan, Ia tetap belum bisa menerima cinta Budi. Lukisan karya tangannya ia jual semata-mata demi memperbaiki keadaan ekonomi keluarganya ditambah ia kini hidup tanpa seorang suami. Suami yang ia cintai dan telah pergi bagai ditelan laut serta samudra biru.



TOOMAATT!...EHH SALAH TAMAT!!😬😬



Comments

  1. Kasihan si Hermansyah hilang tanpa jejak..hiks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Naahlooo!!..😱😱 ngumpet kali dikolong tempat tidur. 😂😂

      Delete
    2. Ngga dibikin bersambung nih biar Hermansyah muncul kan kasihan kalau hilang tanpa jejak 🙂

      Delete
    3. Kalau ceritanya bersambung kasihan budi nggak bakalan dapet Bintang

      Delete
    4. Saya jd tau nih, kalau di sambung pasti herman pulang

      Delete
    5. Oh jadi gitu toh ending sebenarnya..hehehe

      Delete
  2. Saya berharap endingnya mas hermansah muncul eh beneran muncul ternyata di kolom komentar hehehe....

    ReplyDelete
  3. Kenapa aku jadi makelar lukisan, penginnya jadi makelar mobil kayak kang satria..😱

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lhaaa!! Koe bukan makelar Rongdo..😄😄

      Delete
    2. Ga lah, aku makelar mobil aja ya, tolong di edit..😂

      Delete
  4. Mas agus mana sih, saya mau minta no. Hpnya Bintang.
    Soalnya di ceritanya nomornya gk di tulis sih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo dtulis nanti nyasar ke mas herman kwkwkw

      Bang El, maafkan. Ini adegan cerita dilanjut kwkwkw

      *ngakak

      Delete
  5. Toloooooooong....😂ngakak dulu. Aku baru naca setengah. Gak kuat nahan ngakak.. Aduh ya allah aku sakit perut ketawa.... Oke lanjooottt baca😂😂😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jangan lupa makan dulu..xixixi

      Delete
    2. Ahahaha makan bakso lah bang😂😂

      Delete
    3. Ciyee... Ciyee... Mas herman udh pulang duluan. Pdhal ceritanya blm di sambung.
      Gk sabaran sih hihihi

      Delete
    4. Jangan-jangan utu kembarannya😂

      Delete
    5. Berarti hantunya yg pulang x....hih merinding..

      Delete
    6. Itu Hermansyah jadian2 mas budi..😂😂😂

      Delete
    7. Ah masa, tp bintangnya kan belum jelas udh rongdo apa blm nya?

      Delete
    8. Aku gak mau jadi rongdooo😭mau menunggu aja... Kwkwkwk *lebay mode on kwkwkw

      Delete
    9. Maunya lakinya tetp melaut gak usah pulang tapi ngirim duid👻😂😂

      Delete
    10. Ah, anak kecil memang mata duitan...😑

      Delete
    11. Karena kalo gak ada duid gak bisa beli makan haha

      Delete
  6. Aduh Bintang, sungguh luar biasa bisa melukis dan laku terjual mahal.
    Aduh kasiihan Budi, cintamu bertepuk sebelah tangan.
    Mungkin seadaninya saya yang mengatakan cinta, Bintang akan menerimanya dan segera melupakan suaminya yang entah kemana kabarnya. Mungkin!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haahaaa!! Mungkin agar diterima cintanya oleh Bintang Mas Djangkaru harus ditest naklukin ombak dan samudra lautan membentang..😄😄

      Delete
    2. Yg bisa naklukin hatiku, ada syaratnya, meluk kuntilanakn yang lagi nangis kwkwkw

      Delete
    3. Kalo atas saya yang jadi Kunti nya mungkin mas jangkaru mau.😄

      Delete
  7. Replies
    1. Hooommm!!! Pusiiinggg gw lihat komentator diatas..😄😄

      Delete
  8. Sampai berapa lama ya Bintang bsa bertahan? Ntar lanjutin lagi yaa...

    ReplyDelete
  9. Replies
    1. TERIMAH KASIH SUDAH MELUANGKAN WAKTUNYA KEBLOG INI...SENYUM DONG JANGAN CEMBERUT GITU JELEK TAHUUU!!

      Delete
    2. 😱😱😱😱😱☝☝

      Delete
  10. waduh bingung mau komentar apa ini. setelah baca cerpennya dan membaca komentar-komentar
    aku mencoba untuk membandingkan nih

    Jujur lebih asyik baca komentarnya

    heheheh
    maaf bos
    pengen kenalan sama pemeran bintang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Monggo mbak may... Tuh orangnya ada diatas..😄😄

      Delete
    2. Hai kak.hihi nih Bintang udh muncul. Dri kemarin hibernasi gegara kesel sama blog hehe.. Salam kenal 😉

      Delete
    3. Halah, bilang aja kehabisan kuota..😂

      Delete
  11. Ingin Bermain Poker Online Dengan Uang Asli ?
    Tapi Ngak Tau Situs Poker Online Yang Bisa Di Percaya . ?
    Poker Online - HTTP://ARENADOMINO.CO
    Minimal Deposit / Withdraw : Rp.20.000,-
    Bonus Refferal 20% Seumur Hidup .
    Bonus Turn Over 0.5% Tanpa Batas .
    Player VS Player ( 100% Tanpa Bot ) .
    8 Games Dalam 1 User ID .
    POKER - DOMINO - ADUQ - BANDARQ - CAPSA - BANDAR POKER - SAKONG - BANDAR66
    Rasakan Sensasi nya Menjadi Bandar , hanya di BANDARQ , BANDAR POKER , BANDAR66.
    Dengan Pelayanan Terbaik ( Customer Service ) .
    Customer Service Online 24 Jam

    ReplyDelete
  12. Bhuahahahahaa ..
    Aku gagal fokus baca ada deretan 4 nama blogger di cerpen keren ini :D !

    Ternyata yaaa ...
    Si Bintang itu wanita pemberani nantang gulungan ombak :D

    ReplyDelete
  13. Ceritanya asyik, lanjut ke cerpen yang lain

    ReplyDelete
  14. ajoqq^^com
    mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
    mari segera bergabung dengan kami.....
    di ajoqq^^com...
    segera di add Whatshapp : +855969190856

    ReplyDelete

Post a Comment

TERIMAH KASIH SUDAH MELUANGKAN WAKTUNYA KEBLOG YANG UHUUKK!! EEHEEEMMM!!


Popular posts from this blog

Cerpen : Cermin Kematian

~CERPEN : Cermin~Kematian~ Malam semakin larut Manda masih berdiri didepan cermin besar yang ada dikamarnya, dadanya berdesir, Manda takjub melihat wajahnya sendiri di cermin. Serupa benar dengan wajah seorang putri, katanya dalam hati. Ya, kau memang cantik, Manda. Wajahnya tersipu mendengar pujian itu. Pipinya merona. Merah muda. Ia tersihir oleh bayangannya sendiri. Bayangan ketika ia masih berada pada masa empat puluh tahun lalu. Wajahnya cerah, berseri-seri. Setengah terpana melihat kecantikannya sendiri. Rambutnya panjang, berwarna hitam kecokelatan, berkilat, bergelung seolah ombak. Dahinya licin. Matanya bulat, berbinar-binar. Hitam pekat seperti langit malam. Dikedip-kedipkannya matanya, hingga ia perhatikan bulu matanya yang tebal dan lentik. Tebal serupa alisnya yang melengkung menaungi sepasang matanya yang indah itu. Diturutkannya telunjuknya, dari hulu hingga muara alisnya. Cantik sekali dirimu, Manda membatin. Ya, kau memang cantik, Manda. Hidungnya,

Li-Fi Teknologi Pengganti WI-FI

Hallo sobat blogger gimana nih masih pada semangat ngeblog? Atau udah pada ogah-ogahan.😁😁😂 Karena adsense sepi, yaa apapun itu kita harus tetap bersyukur, meski adsense sepi masih banyak rezeki yang lainnya iyaa nggak.😊 Ok kita langsung saja ketopik pembahasan tentang teknologi Lifi yang katanya nantinya akan menggatikan Wifi, Dan Menurut rumor yang beredar Lifi lebih hebat dan cepat ketimbang Wifi. Seperti apa berikut penjelasannya dibawah ini.👇 Wi-Fi menjadi teknologi transfer data yang sudah familiar digunakan oleh banyak orang saat ini. Namun seiring dengan perkembangan teknologi yang berjalan begitu cepat, kehadiran Wi-Fi bakal tergeser oleh Li-Fi. Apa itu Li-Fi dan bagaimana cara kerjanya? Bagi sebagian orang mungkin masih asing dengan istilah Li-Fi. Li-Fi digadang-gadang sebagai teknologi baru jaringan nirkabel yang bakal menggantikan Wi-Fi. Teknologi ini kelebihan dan keunggulan dibandingkan dengan Wi-Fi sebagai media transfer data. Oleh karena itu, Anda pe

Telat Mencabut

Kesibukkan bekerja membuat Agus lupa akan kesehatan tubuhnya hingga akhirnya ia harus dilarikan kerumah sakit terdekat karena sakit. akibat kurang teratur makan. Tiga hari kemudian teman kerjanya yang bernama Khanif datang menjenguknya, dan kebetulan memang hari itu tepat waktunya untuk jam kunjungan membesuk pasien. "Sorry banget Gus baru hari ini gue bisa datang membesuk luh kerumah sakit"... Kata Khanif teman kerjanya. Berhubung Agus orangnya sabar dan pemaaf meski baru sembuh dari sakitnya ia mencoba tersenyum kepada Khanif... "Nggak masalah Nif, nggak usah dipikirin toh hari ini luh sudah bertemu gue". "Eehhhmm, anu Gus, gue juga minta maaf, karena membesuk luh nggak bisa membawa apa-apa, soalnya gue juga baru sembuh dari sakit gigi Gus". Agus kembali tersenyum... "Aah! luh nggak usah sungkan-sungkan Nif sama gue, luh datang gue juga udah senang". Suasana menjadi hening sejenak sampai akhirnya Khanif kembali berbicara