Langsung ke konten utama

Rata - Rata Sebagian Orang Hobi Memencet Jerawat Mengapa..?


Ilustrasi By : Genta Images



Jerawat memang menyebalkan, Berbagai cara orang mencari obat untuk mengobati jerawat. Namun terkadang bisa muncul kembali tanpa kita duga-duga. Nah! Kalau sudah begitu biasanya banyak orang tanpa sadar memencet-mencet jerawat hingga menyebabkan iritasi pada kulit wajah.

Mengapa orang lebih suka memencet-mencet jerawat, baik pria dan wanita. Nah penasaran simak ulasan dibawah ini.

Kebiasaan menyentuh jerawat lalu tidak tahan untuk segera memencetnya memang sulit dihilangkan.

Peringatkan dari dokter kulit bahwa kebiasaan ini bisa menyebabkan jerawat makin meradang dan akhirnya menimbulkan bekas di wajah, tampaknya tidak mempan.

Bahkan di YouTube ada channel tentang tindakan mengekstraksi jerawat dan komedo, yang banyak ditonton orang. Video-video tersebut sudah ditonton 10 juta kali.

Para pakar menyebut, kebiasaan buruk memencet jerawat itu sangat terkait dengan refleks jijik manusia.

"Ada sebagian orang, saya juga termasuk, yang senang memetik dan menggores," kata profesor Val Curtis dari London School of Hygiene and Tropical Medicine.

Mereka adalah orang yang sensitif dan jijik terhadap parasit luar sehingga sulit menahan diri untuk tidak memencet, menggaruk atau merobek keropeng, atau pun permukaan yang kotor.

"Bahkan kami sering tidak tahan melihat komedo di kulit orang lain," katanya seperti dikutip dari Time.com.

Menurut Curtis, refleks tersebut merupakan mekanisme pertahanan diri yang diturunkan sejak zaman nenek moyang.

"Kebiasaan itu adalah adaptasi dari proses evolusi yang bisa menghindarkan kita dari makan atau menyentuh sesuatu yang bisa memicu penyakit," katanya.

Manusia memang tertarik pada banyak pengalaman yang menyebabkan reaksi fisik atau emosi yang tidak nyaman.

"Lagu sedih, drama opera tragis, dan film horor, adalah contoh dari banyak hal yang disukai orang walau hal itu memicu perasaan 'permusuhan'," kata pakar filsafat Carolyn Korsmeyer.

Manusia juga "punya bawaan" untuk menyukai emosi atau reaksi tertentu yang menimbulkan rasa jijik. Termasuk menonton video dokter memencet keluar jerawat.

Pada banyak kasus, rasa ingin tahu mendorong kita sampai batas tertinggi reaksi negatifnya.

"Dalam hal ini kita mendapat kesenangan di pikiran dibanding fisik," kata pakar psikologi Paul Rozin.

Kita juga akan mendapat pengetahuan baru dengan mencoba hal-hal tertentu. Dan tentunya belajar bagaimana menghadapi emosi tersebut, entah itu kesedihan, rasa takut, atau jijik.

Dengan kata lain, sangat langka menemukan orang yang bisa tahan untuk tidak memencet jerawat karena kita memang sudah terprogram untuk melakukannya. Naah!! sudah paham sekarangkan.




Sumber : Lifestyle.kompas.com



~ SEMOGA ~ BERMANFAAT ~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Permainan Anak 90,an Saat Bulan Puasa Dan Hari Lebaran

Anda yang pernah mengalami era 90,an tentunya pasti tahu akan sebuah permainan diawal atau akhir bulan puasa. Yaa memang sangat berbeda dengan era sekarang yang serbah canggih. Dan kalau boleh saya tahu yang merasa anak 90,an sebenarnya kangen nggak sama permainan yang sudah tertera diatas dan dibawah ini.? Atau mungkin anda sudah lupa, Atau pura-pura lupa..? 😂😂 Ok kalau begitu. Disini saya bukan ingin menanya lupa atau tidaknya dengan sebuah permainan jadul era 90,an. Tetapi sekedar ingin mengulas tentang permainan jadul anak 90,an kala menunggu saat berbuka puasa. Kalau anak sekarang bilang katanya Ngabuburit.? 😄 Sebenarnya apa bedanya sih permainan era 90,an dan sekarang, Kala menunggu waktu berbuka puasa. Yaa sudah barang tentu sangat berbeda. Meski ada beberapa yang masih kerap dipermainkan diera sekarang. Lalu apa saja permainannya berikut ulasan dibawah ini. 1. PETASAN & KEMBANG API Ilustrasi By : Poskota Yaa dari gambar pertama adalah...

Telat Mencabut

Kesibukkan bekerja membuat Agus lupa akan kesehatan tubuhnya hingga akhirnya ia harus dilarikan kerumah sakit terdekat karena sakit. akibat kurang teratur makan. Tiga hari kemudian teman kerjanya yang bernama Khanif datang menjenguknya, dan kebetulan memang hari itu tepat waktunya untuk jam kunjungan membesuk pasien. "Sorry banget Gus baru hari ini gue bisa datang membesuk luh kerumah sakit"... Kata Khanif teman kerjanya. Berhubung Agus orangnya sabar dan pemaaf meski baru sembuh dari sakitnya ia mencoba tersenyum kepada Khanif... "Nggak masalah Nif, nggak usah dipikirin toh hari ini luh sudah bertemu gue". "Eehhhmm, anu Gus, gue juga minta maaf, karena membesuk luh nggak bisa membawa apa-apa, soalnya gue juga baru sembuh dari sakit gigi Gus". Agus kembali tersenyum... "Aah! luh nggak usah sungkan-sungkan Nif sama gue, luh datang gue juga udah senang". Suasana menjadi hening sejenak sampai akhirnya Khanif kembali berbicara...

Cerpen : Cermin Kematian

~CERPEN : Cermin~Kematian~ Malam semakin larut Manda masih berdiri didepan cermin besar yang ada dikamarnya, dadanya berdesir, Manda takjub melihat wajahnya sendiri di cermin. Serupa benar dengan wajah seorang putri, katanya dalam hati. Ya, kau memang cantik, Manda. Wajahnya tersipu mendengar pujian itu. Pipinya merona. Merah muda. Ia tersihir oleh bayangannya sendiri. Bayangan ketika ia masih berada pada masa empat puluh tahun lalu. Wajahnya cerah, berseri-seri. Setengah terpana melihat kecantikannya sendiri. Rambutnya panjang, berwarna hitam kecokelatan, berkilat, bergelung seolah ombak. Dahinya licin. Matanya bulat, berbinar-binar. Hitam pekat seperti langit malam. Dikedip-kedipkannya matanya, hingga ia perhatikan bulu matanya yang tebal dan lentik. Tebal serupa alisnya yang melengkung menaungi sepasang matanya yang indah itu. Diturutkannya telunjuknya, dari hulu hingga muara alisnya. Cantik sekali dirimu, Manda membatin. Ya, kau memang cantik, Manda. Hidungnya, ...