
MUKIDI ke Tanjung Pinang naik pesawat, sudah nahan kebelet dari Jakarta. Sampai disana langsung buru-buru nyari toilet. Pas mau masuk, eh dihalangin oleh penjaganya dengan berpantun.
"Wet et et et ... tunggu, tunggu", kata penjaganya.
Celana bukan sembarang celana, Celana panjang baju berdasi.
Tak peduli awak dari mana, Masuk toilet harus permisi Beuuuuh. Lalu Mukidi balas.
Emas perak adalah harta, Mohon dijaga sepenuh hati, Saya menahan berak dari Jakarta Tolong lah pinjam toilet barang sekali.
Zaitun bukan sembarang zaitun, Zaitun bulat seperti semangka.
Pandai kali awak berpantun, Bolehlah pakai toilet sesukanya.
Mukidi bergegas menuju toilet. Baru beberapa langkah, Mukidi balik lagi ke penjaganya.
Zaitun bukan sembarang zaitun, Pulau kembang jauh disana.
Lama sekal i awak ngajak berpantun, Saya sudah berak di celana.
"Wet et et et ... tunggu, tunggu", kata penjaganya.
Celana bukan sembarang celana, Celana panjang baju berdasi.
Tak peduli awak dari mana, Masuk toilet harus permisi Beuuuuh. Lalu Mukidi balas.
Emas perak adalah harta, Mohon dijaga sepenuh hati, Saya menahan berak dari Jakarta Tolong lah pinjam toilet barang sekali.
Zaitun bukan sembarang zaitun, Zaitun bulat seperti semangka.
Pandai kali awak berpantun, Bolehlah pakai toilet sesukanya.
Mukidi bergegas menuju toilet. Baru beberapa langkah, Mukidi balik lagi ke penjaganya.
Zaitun bukan sembarang zaitun, Pulau kembang jauh disana.
Lama sekal i awak ngajak berpantun, Saya sudah berak di celana.
๐๐ ๐๐๐๐ท๐ท๐ท ๐๐๐
Comments
Post a Comment
TERIMAH KASIH SUDAH MELUANGKAN WAKTUNYA KEBLOG YANG UHUUKK!! EEHEEEMMM!!